Part 42

3.4K 180 9
                                    

"Sya..Tasyaa.. bangun yuk udah sampai" Salsa menggoyangkan sedikit lutut Tasya saat mereka sudah berada di depan rumah Salsa.

"Kayaknya kita turun dulu yuk biar aku coba angkut aja nih anak" usul Rony. 

Salsa turun dari arah yang berlawanan mengikuti ajakan Rony dan segera menghampiri pintu kursi penumpang yang diduduki Tasya. Rony sudah bersiap-siap untuk menggendong Tasya namun sikapnya itu mengundang rasa yang aneh didalam hati Salsa.

"Ron.."

"Kenapa?"

"Aku aja deh yang gendong Tasya" ide konyol Salsa dengan ekspresi yang sudah sulit diartikan oleh Rony.

"Eh ngaco bener deh kamu Sal. Perempuan harus menjaga tubuhnya dengan baik ya. Apalagi sekarang itu bakal jadi punya a-" perkataan Rony terpotong karena pukulan Salsa di pundaknya.

Plak

"Awwsh! Kok malah digebuk sih Sal."

"Mulutnya ya udah mulai nakal aku sebel" Salsa tau kalimat apa yang akan Rony ucapkan. Mereka pun tidak menyadari bahwa sejak beberapa saat yang lalu pertengkaran kecil mereka sudah di saksikan oleh Tasya yang terbangun karena ulah pasangan gemas yang ada disebelahnya.

"Eh Alhamdulillah bangun juga sya."  Salsa sedikit salting mengetahui kalau Tasya sudah melemparkan senyuman meledek untuk mereka.

"Kak Rony ternyata jahil ya orangnya." Tasya.

"Lagian tadi kakak manis satu ini cemburu kalau gue mau gendong lu sya" Salsa terkejut dengan ocehan ngawur Rony. 

"DIH PEDE BANGET KAKAK SATU INI!" sinis Salsa kepada Rony. Entah bagaimana lelaki ini bisa mengetaui kalau Salsa menolak ide gendong menggendong itu dikarenakan rasa cemburunya dengan Tasya. Tunggu. Sepertinya Salsa memang cemburu. Rony yang dulu sangat tidak peduli dengan orang yang ada disekelilingnya menjadi berubah sejak bertemu dengan Salsa. Tetapi hal itu justru yang membuat Salsa menjadi sering khawatir karena jika wanita tersebut bukanlah Tasya maka sudah dipastikan wanita tersebut dengan mudah dibuat baper oleh Rony. Maka, perlu untuk Salsa melatih kekasihnya untuk tidak memperlakukan wanita secara berlebihan selain dirinya. Posesif juga ya Salsa.

"Udah jangan berantem kak Sal, kak Ron. Tasya udah boleh turun kan?" Rony dan Salsa pun spontan bergeser untuk memberikan Tasya jalan keluar dari mobil Rony.

"Besok acara dinner kan Sal?" Rony

"Iya Ron. Oh iya yang reserve tempatnya papa mama aja katanya. Mereka agak milih makanan soalnya." 

"Iya gak papa. Bill on me pokoknya. Cari yang fancy tapi family friendly ya Sal" Rony ingin memberikan kesan yang sangat baik karena ini merupakan pertemuan pertama Rony dengan orangtua Salsa secara resmi sebagai kekasih anaknya.

"Siap! Bapak direkturku!" Salsa mengangkat tangannya seperti memberikan gerakan hormat untuk mencairkan suasana agar lelaki itu berhenti menunjukan wajah khawatirnya.

"Sal.." Rony seketika memeluk Salsa lagi. Meletakkan dagunya di bahu Salsa seperti anak kecil.

"Kenapa?"

"Aku grogi besok. Kalau orangtua kamu gak suka sama aku gimana ya?" Salsa mengelus punggung Rony seraya memberikan ketenangan.

"Pikirin hal yang baik baik aja  ya Ron. Tenang, ini baru papa mama kok. Nanti pas ketemu oma boleh deh takut kayak gini." Salsa yang semula ingin menenagkan Rony malah tanpa rasa bersalahnya menggoda Rony.

"Saal..?" rengek Rony yang langsung melepaskan pelukannya.

"Apaan sih Ron?! Malu tuh diliatin Tasya" Salsa menunjuk Salsa yang sudah bergeleng geleng melihat tingkat Rony yang kekanak kanakan.

AKHIRNYA (after a long time)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang