Sang surya yang bersinar terang hari ini adalah saksi akan hari yang menjadi awal cerita indah dibentuk oleh siswa-siswi kelas sepuluh dan sebelas.
Coba tebak apa itu?
Kalau ada yang menjawab kemah tahunan, itu memang benar. Hari ini kelas sepuluh dan sebelas akan berangkat menuju tempat yang sudah ditentukan untuk mereka berkemah.
Alat transportasi yang digunakan adalah bus yang disewa dari sekolah. Setiap bus diisi oleh dua kelas dan juga beberapa guru pembimbing yang dibagi untuk menjaga siswa-siswi dalam bus. Dan sangat beruntung sekali karena berkat keinginan dari beberapa murid di kelasnya, kelas Lea bisa satu bus dengan kelas Hana. Sudah pasti yang ingin sekali satu bus bersama kelas Hana adalah kelasnya Lea dengan Lea dan Sean sebagai ketua 'kompor' agar siswa-siswi di kelasnya bisa bernegosiasi kepada guru. Sampai jadilah seperti ini.
Seharusnya guru-guru menolak keras permintaan kelasnya Lea. Karena resikonya akan sangat, sangat, besar. Seperti sekarang contohnya..
"Ih, gue mau duduk sama Hana pokoknya!"
"Gak bisa Le. Gue sama Hana udah janjian mau duduk bareng."
"Ngalah dong Key!"
"Gak bisa. Lo duduk sama anak kelas lo aja."
"Gue kan pengennya sama Hana gak mau sama anak kelas!"
"Ya tapi kan gue sama Hana sekelas, harus duduk bareng!"
"Emang yang sekelas doang yang boleh duduk bareng? Nggak ya!"
Yah, seperti sekarang ini. Sejak mereka masuk bus, Lea dan Keysha malah berdebat tentang siapa yang akan duduk bersama Hana. Karena kursi hanya untuk dua orang, jadi mereka berdebat tanpa henti. Hana jadi pusing dengarnya.
"Guys, tolong jangan di jalan." Ucap siswa kelas Hana hendak ingin lewat tapi malah terhalang oleh Lea dan Keysha yang berdiri di dekat kursi yang Hana duduki. Sementara Hana sendiri sudah duduk manis mendengarkan perdebatan tidak jelas itu.
"Suit aja deh kalian! Pusing gue dengernya!" Akhirnya Hana buka suara. Malu juga lama-lama dilihat orang-orang.
"Ogah."
"Gak bisa gitu dong! Kan gue yang mau duduk sama lo!"
"Sekali-kali ngalah dong Key!"
"Gak ya!"
Karena sungguh muak akan perdebatan dua temannya, Hana bangkit kemudian berjalan ke kursi belakang. "Udah, udah. Kalian mending duduk berdua, gue di belakang."
Tapi, ketika Lea dan Keysha mau protes, Hana cepat-cepat mengangkat sebelah telapak tangannya. "Gak usah protes, udah duduk aja!" Barulah mereka berdua diam dan mulai duduk di tempat Hana semula duduk.
Hah... akhirnya Hana bisa duduk dengan tenang. Tidak apa-apa deh walaupun harus duduk dengan orang lain selagi Lea dan Keysha tidak lagi adu mulut.
Hana menguap ketika punggung dan kepalanya bersandar pada kursi. Jam di ponsel menunjukkan pukul 10 pagi, tapi pagi-pagi begini Hana sudah mengantuk ingin tidur. Semalam dia tidur sekitar pukul 2 dini hari karena harus memasukkan perlengkapan berkemah dibantu Bunda dan Jefan. Sebenarnya hanya sampai pukul 11 malam sih.. 3 jam sisanya Hana habiskan menonton film bersama Jefan karena si sulung tiba-tiba saja mengajak ingin menonton film bergenre action.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionally
Teen Fiction[On-Going] "Jay, lo tau lagu 'Unconditionally' karya Katy Perry, gak?" "Tau." "Menurut lo apa makna dari lagu itu?" "Lirik lagunya sendiri tentang cinta tanpa syarat, dan 'Unconditionally' itu sendiri artinya adalah 'Tanpa Syarat'. Gue gak yakin...