Rutinitas Hana di pagi hari sebagai seorang pelajar tentulah pergi ke sekolah. Rambut coklatnya perlahan mulai memanjang, sekarang saja rambutnya sudah melewati bahu. Walaupun tidak sepanjang rambut Keysha, tapi rambut Hana tumbuh dari pertama para pembaca mengenalnya di awal cerita. Rambut sebahu perlahan mulai menghilang berganti dengan rambut yang perlahan memanjang.
Hari ini dia berangkat ke sekolah di antar Ayah, tidak bersama Jayden sebab bocah itu belum datang. Leo dan Sean sih sudah datang, malah mereka sedang di pojokan kelas bermain game di ponsel.
Sekitar 5 menit lagi bel akan segera berbunyi, Hana jadi khawatir jika Jayden belum sampai di sekolah. Sudah dia chat katanya sedang dalam perjalanan, tapi sampai sekarang anak itu belum—
"HEH LO JAY KAN??!"
"ADA ANGIN APA LO WARNAIN RAMBUT JAY??"
"WIDIIIHH JAY RAMBUT BARUU!"
"KECE LAH KECEE!!"
—datang. Oh, sudah datang ternyata. Tapi sebentar, kenapa rambutnya berubah warna?
Seisi kelas jadi memperhatikan Jayden, kecuali anak-anak yang sedang bermain game di pojokan kelas. Yang menjadi pusat perhatian tidak memperdulikan, dia santai berjalan menuju bangkunya. Karena bangkunya ada di barisan belakang jadi memang harus melewati bangku Hana, otomatis Jayden harus berhenti dulu.
Tatapan mata Hana menunjukkan tanda tanya seolah mulutnya siap mengeluarkan sebuah pertanyaan.
"Lo ganti warna rambut Jay?" Ternyata bukan Hana yang bertanya, melainkan Keysha.
Jayden mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Keysha.
Disusul Lea bertanya. "Motivasi lo pake warna itu apaan dah? Kerenan dikit kek warna rambutnya."
Anak laki-laki itu mendengus. "Sean yang pilih warnanya."
Keysha menyahut. "Tapi lumayan masuk warnanya, cocok sama kulit lo."
Yang baru saja mewarnai rambut itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Akibat ulah dua temannya dia jadi harus jadi pusat perhatian pagi ini.
Memang dasar teman laknat ya gitu.
"Kenapa ganti warna rambut?" Nah kali ini bagian pacarnya yang bertanya.
Sebenarnya pagi ini agak mencengangkan seisi kelas 12 MIPA 2— ah, bahkan mungkin mencengangkan seisi sekolah. Saat Leo dan Sean datang ke kelas pagi tadi, seisi kelas heboh karena Leo mewarnai rambutnya menjadi hitam, dia tidak lagi pirang. Dan sekarang, malah warna rambut Jay yang berubah menjadi warna abu-abu.
"Kemarin sore kita nemenin Leo buat cat rambut, terus Leo nyuruh gue buat cat rambut juga, jadi ya.. gitu."
"Terus kenapa gak bilang?"
Jayden mendadak diam.
Kembali ditanya lagi oleh sang pacar. "Kenapa diem?"
"Iya maaf."
Hana tidak menjawab, membuat Jay sedikit was-was.
"Marah, ya?"
Hana masih tidak menjawab. Sementara Keysha dan Lea hanya menjadi penonton.
Lalu Jay tiba-tiba saja merogoh tas punggungnya, mengeluarkan kotak bekal dari dalam tas tersebut. Meletakkan kotak bekal ber-stiker elang ke meja Hana.
"Di makan ya, jangan keseringan makan makanan dari kantin."
Memang sih yang diberi bekal itu Hana, tapi malah Keysha dan Lea yang jadi senyum-senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionally
Teen Fiction[On-Going] "Jay, lo tau lagu 'Unconditionally' karya Katy Perry, gak?" "Tau." "Menurut lo apa makna dari lagu itu?" "Lirik lagunya sendiri tentang cinta tanpa syarat, dan 'Unconditionally' itu sendiri artinya adalah 'Tanpa Syarat'. Gue gak yakin...