09 : The Said

56 4 4
                                    

Jarum jam menunjukkan pukul tujuh malam waktu setempat. Saat itu, Jayden Nathalino sedang tidur telungkup dengan tangan tak berhenti bergerak pada benda kecil pemutar musik yang tak sengaja diberikan oleh seorang gadis.

Bukan diberikan sih.. karena posisinya saat itu pemiliknya sedang terburu-buru, bukan memberikan secara sukarela.

Ya, itu iPod milik Hana Adhitami.

Karena sedang malas keluar dan motornya masih di bengkel, Jay memutuskan untuk berdiam diri di kamar. Dia baru selesai bermain game, tiba-tiba saja teringat akan iPod kepunyaan Hana.

Earphone masih terpasang pada iPod tersebut. Jay pun memakaikan benda itu di kedua telinganya. Mulai memutar musik.

Sebelumnya Jay agak terkejut akan koleksi lagu-lagu Hana. Karena banyak sekali lagu berkesan mellow dan liriknya pun sangat romantis. Bahkan ada lagu kesukaan Jay di sana.

Jayden tersenyum sendiri tatkala mendengar lagu yang sedang dia putar. Sampai pintu kamar terbuka membuat senyum itu luntur seketika.

"Hi, sweetie."

Kedua mata elang itu menatap tak suka kepada pelaku pembuka pintu kamarnya. "Mau ngapain lo?"

Giselle mendekat untuk duduk di pinggir kasur Jayden, dia mengelus halus rambut hitam Jay. Tapi, tak lama Jay menghindar.

"Sini sayang."

"Gue tanya ngapain lo ke sini?"

Gadis itu menarik earphone yang menyumpal telinga Jay. "Di lepas dulu dong earphone-nya."

Jay ingin marah tapi ditahan.

"Aku bosen di rumah. Itu sebabnya aku ke sini."

"Lo bisa tunggu di bawah, gak harus ke kamar gue."

"Tante Dara suruh aku susul kamu ke kamar aja. Lagian aku udah pernah masuk kamar kamu. Jadi kenapa kamu permasalahin?" Kata Giselle berhasil membuat Jay mengusap kasar wajahnya sendiri.

"Aku gak tau kamu beli barang ini." iPod di tangan Jay di ambil tiba-tiba oleh Giselle. Dia memperhatikan sembari memainkan barang tersebut.

Kemudian diambil begitu saja oleh Jay. "Punya temen gue."

"Temen yang mana? Leo atau Sean?"

"Bukan mereka."

"Terus?"

Jay mendengus. "Lo gak perlu tau."

Giselle mendecih. "Tentu aku harus tau, kamu lupa aku siapa?"

"Lo siapa? Bukan siapa-siapa gue, kan?"

"Jayden,"

"Apa? Mau marah?"

Gadis itu hanya menghembuskan napas kasar sebagai jawaban. Dia menaruh tas selempangnya di kasur Jay dan mengambil iPad berwarna putih yang tergeletak di meja belajar Jay.

Tidak sopan sekali. Jay tidak suka barangnya di sentuh tanpa izin.

"Sayang, sandinya apa?" Tanya Giselle yang justru mendapat perlakuan tak enak dari Jay.

Sang pemilik kamar merampas iPad tersebut dengan kasar. "Gak sopan banget lo pegang-pegang barang gue!"

"Aku kan pacar kamu, sweetie."

Mereka berdua sejak tadi sudah bangkit dari duduknya, tangan Jay memegang iPad hasil rampasannya, sedangkan Giselle menatap tak suka pada Jay.

"Lo bukan pacar gue."

UnconditionallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang