24 : (Un) Lucky Vs Beauty

88 4 13
                                    

Di malam yang sunyi nan sepi itu seorang anak laki-laki keturunan Indonesia-Australia sedang duduk di kursi balkon kamarnya, sebatang rokok yang dijepit antara jari telunjuk dan jari tengah, kacamata baca yang bertengger antara mata dan hidung, juga sebuah komik Doraemon di pangkuan yang menemaninya mengisi waktu malam di pukul 23.23 malam.

Kepulan asap menyeruak ke langit bersamaan kepalanya menengadah ke atas, menikmati nikotin itu sesaat setelah menyesapnya. Kedua orang tuanya masih ada di Australia, itu sebabnya dia bisa merokok di rumah sebebas sekarang. Tidak takut ketahuan.

Fokus membacanya harus teralihkan ketika ponselnya berbunyi, Leo mengangkat panggilan telepon dari Sean dengan sedikit malas.

"Apa?"

"Mabar kuy."

"Ogah, udah malem nanti mata gue sakit."

"Bentaran aja elah, gue ngajak si Jayden tapi kata Bang Jun orangnya udah tidur."

"Orang gila kalau diajak mabar jam segini juga gak bakalan mau. Orang mah jam segini tidur, ini malah ngajak mabar."

"Lah elu sendiri ngapain belum tidur jam segini?"

"Belum ngantuk."

"Nah kan, dari pada bosen terus belum ngantuk mending kita mabar."

"Gue lagi nyebat, jangan ganggu gue."

Lalu tanpa sopan santun Leo memutuskan panggilan sepihak, meletakkan ponsel di atas meja seperti semula, kembali fokus membaca komik sembari menyesap rokok.

Tapi, sekitar 10 menit kemudian ponselnya berbunyi lagi. Bedanya nih, jika tadi mengangkat panggilan dari Sean dengan malas yang sekarang ini justru terkesan bersemangat. Bergegas untuk mengangkat.

"Belum tidur Key?"

Tidak menyapa tapi malah langsung bertanya.

"Gak bisa tidur."

"Udah malem padahal."

Sekilas bisa Leo dengar suara tawa kecil dari orang yang meneleponnya saat ini.

"Lagi ngapain? Gue ganggu gak?"

"Nggak, gue lagi baca komik doang."

"Malem-malem gini?"

"Iya, sekalian lagi ngerokok."

Oh iya, for your information karena insiden Hana memergoki tiga orang anak laki-laki itu di warung, Keysha dan Lea jadi tahu jika Leo dan Sean adalah perokok aktif. Awalnya Keysha tidak menyangka, bahkan Lea tidak percaya jika anak olimpiade dan juara kelas seperti Leo ternyata perokok aktif. Kalau Sean sih sebenarnya tidak akan heran mau siapa pun yang tahu, tapi ini.. siswa sepintar Leo dan wajahnya mencerminkan murid berprestasi sekali ternyata kelakuan buruknya adalah ini. Beruntung saja Hana, Keysha dan Lea tidak banyak omong jadi tidak ada warga sekolah lain yang tahu selain mereka.

"Gak baik ngerokok mulu."

"Baru sekarang, dari kemarin belum ngerokok."

"Udah abis berapa batang hari ini?"

"Just one, why?"

"Lo pinter, gue yakin tanpa gue jawab pun lo udah tau kalau rokok itu gak baik."

Tanpa siapa pun yang melihat jika Leo sedang tersenyum.

"Kalau gak ngerokok mulut gue pait banget."

UnconditionallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang