👣LeNe-03👣

14K 1.3K 91
                                    

#STOPJADISIDERBABIQ

Votelah kalau gak mampu bantu komen, jangan jadi beban untuk pembaca, ibaratnya kaya parasit lah, jadi beban untuk sistem imun tubuh lainnya.

Vote diawal atau diakhir chapter, kuy!

200 vote dan 50 komen, hayuuk!

👣Losing his virginess👣

Aleoz menutup hidungnya saat asisten rumah tangga mengizinkan Ale untuk masuk ke rumah Claza, bau alkohol dan sperma benar-benar pekat di rumah ini.

"Via nya ada buk?" tanya Aleoz pada ART tersebut.

Wanita paruh baya itu mengangguk "Non Via ada di lantai 2, di kamarnya Non Claza, yang pintunya warna biru muda," tutur ART tersebut.

Aleoz berjalan menuju tangga ke lantai 2, dia bisa melihat beberapa remaja tergeletak di ruang tv, telanjang dan yah, pastinya habis nge seks.

Ada juga yang masih minum-minum alkohol di meja bar dapur, ada beberapa laki-laki yang berusaha menggoda Aleoz.

Tapi Aleoz hanya cuek dan berjalan naik ke lantai 2.

Ini masih jam setengah 12.

Aleoz berjalan kearah pintu berwarna biru, kemudian membukanya, disana dia melihat seorang gadis tengah duduk di kursi rias, tampaknya mabuk.

"Loh, enggak ada si Via.." gumam Aleoz kemudian hendak menutup pintu, namun sebelum sempat melakukan itu, gadis tadi sudah menahan pintu biru muda itu.

Gadis yang tingginya melebihi Aleoz, hanya beda sekitar 6 cm.

Aleoz 172 cm sementara gadis itu berkisaran 178 cm.

Aroman wine menguar jelas dari bibir merah gadis itu, Aleoz hanya menatap mata gadis itu kemudian melengos.

Dia berjalan keluar, namun gadis itu langsung menarik tangan Aleoz dan menggeretnya ke dalam, lalu mengunci pintu.

Aleoz yang notabene nya kurus, kalah tenaga dengan gadis itu, yang terlihat lebih berotot daripada Aleoz.

"Lo mau apa!? Gue enggak ada urusan sama lo," sentak Aleoz agak panik.

Pasalnya dia melihat beberapa kondom bekas di lantai.

Gadis itu, Zanera, menyeringai lebar, napsunya langsung naik saat mendengar suara cowok kurus ini, napsu yang berbeda dengan napsu sebelumnya.

Napsu nya yang kali ini, terasa lebih, intens, bibir tipis cowok kurus itu terlihat menggoda.

Zane segera mendorong Aleoz ke kasur lalu mencengkram kedua tangannya keatas "Lo kurus, tapi, gue napsu ngeliat badan lo," bisik Zanera berat.

Tubuh Aleoz sudah merinding, dia takut.

"Lepasin gue!" Aleoz berusaha menggigit tangan Zane namun gadis ini terlampau kuat.

"Gue mau lo, malam ini, ah, kondomnya habis, tapi, bodo amat, toh, gak mungkin juga lo hamil," bisik Zanera seraya menurunkan celana kendor Aleoz.

Memperlihatkan celana dalam hitamnya, Zane segera menurunkan paksa celana dalam itu dan berbinar.

"Oh..apa ini.." gumamnya seraya mengelus bibir vagina milik Aleoz.

Aleoz melenguh seketika, dia menggigit bibirnya "J-jangan pegang itu!" jeritnya takut.

Zanera terkekeh, dia segera mengeluarkan kejantannya yang sudah tegang, dia menatap Aleoz kemudian menjilat perut rata Aleoz.

"Lo cantik banget," bisiknya dalam.

Aleoz sudah menangis penuh ketakutan "Lepasin gue, LEPASIN GUE!" teriaknya histeris.

"Enggak akan, hahahaha,"

Tanpa aba-aba, Zanera memasukan kejantanannya menembus selaput darah di vagina Aleoz, tanpa pemasanan, tanpa pelumas, bahkan Aleoz saja belum basah.

"AAAKH! SAKIIT! KELUARIN! KELUARIN!" tangis Aleoz kesakitan.

Darah sudah membasahi kasur dibawah mereka disana Zanera mulai menggoyang pinggulnya, membuat rasa sakit itu semakin nyata.

"Sakit..sakit..gue mohon..lepasin gue.." isak Aleoz pedih.

Vaginya sakit, perih, sangat sakit.

"Sakiiit!" tangis Aleoz saat Zanera menghentak maju mundur.

Zanera tertawa keras, ini pemerkosaan, dan Zanera tak sadar karena dibawah pengaruh Alkohol berat.

"Lepasin gue, lepasin gue! Lepasiiiiin!" teriaknya kuat.

Teriakan Aleoz terdengar sampai keluar, dan membuat Via yang sebelumnya ada di kamar pintu biru yang lain, dengar.

Aleoz memasuki kamar biru yang salah..

"Itu suara sepupu gue, mampus, jangan-jangan Zane nangkep dia!" panik Via seraya menarik Claza keluar dari kamar.

Claza merotasi matanya malas, dia segera memakai celananya lagi dan menyusul Via.

Sesampainya di kamar biru itu, Via dan Claza melihat Aleoz sudah menangis histeris, penuh ketakutan, apalagi saat Zanera sudah mengeluarkan pelepasan di dalam sana.

"Via tolongin gue!" jerit Aleoz pilu.

Via segera menjambak rambut Zanera dan menariknya turun dari tubuh Aleoz, membuat kejantanan Zanera lepas dari vagina Aleoz.

"Zane goblok! Sepupu gue ini tolol!" maki Via.

Zanera sendiri sudah diamankan sama Claza, sementara Via segera menutupi tubuh setengah telanjang Aleoz menggunakan selimut.

"Mati gue.." gumam Via cemas.

Aleoz masih menangis dan gemetar, selangkangannya sakit, tapi dia mau pulang, dia enggak mau disini.

"Minggir..gue mau pulang, dan..lo juga harus pulang, bokap lo nyariin," isak Aleoz seraya berusaha memakai kembali celana dalam dan celana kendornya.

Walau selangkangannya perih, Aleoz memaksa untuk berdiri, kakinya bergetar, dia menyeka air matanya kasar kemudian berjalan tertatih keluar dari kamar.

Via menyusulnya dan membantunya turun dari tangga.

Aleoz sempat melihat Zanera ditampar kuat sama Nera, tapi Aleoz tak perduli, dia cuma mau pergi dari sini.

Aleoz takut, dia meremat perutnya.

Enggak, gue gak bakal hamil kan? Ini cuma sekali, enggak mungkin gue hamil. Batin Aleoz.

Aleoz menggelengkan kepalanya, dia tak mau memikirkan hal itu.

Mengerikan sekali jika itu benar terjadi, Aleoz takut, bahkan teramat sangat takut.

👣Bersambung👣

One Night Accident [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang