👣LeNe-25👣

8.9K 1K 87
                                    

Hari ini aku senam, jadi kayanya gak bisa panjang, tapi ya pokoknya kalian harus VOTE! Awas kalau jimplang, aku senam dari jam 2 sampai jam 4 sore.

Jadi nanti aku check apa udah penuh apa belum targetnya.

VOTEEEEEEEE!

200 vote dan 50 komen hayuuuuk!

👣Mommy dan Momma👣

Bertahun-tahun terlewati dengan begitu cepat, terhitung sudah 4 tahun sejak mereka bercerai.

Zanera sekarang adalah seorang Ceo di perusahaan orang tuanya, sudah pasti itu, usianya 22 tahun, Zanera tak kuliah, dia lebih fokus bekerja untuk si kembar.

Dan karena Zanera merupakan pewaris tunggal, maka dialah yang melanjutkan Perusahaan orang tuanya.

"Mommyyyyyyy!"

Zanera yang tadinya sedang sibuk membuat sarapan, menoleh saat Ziro berlari riang kearahnya, masih telanjang habis dimandiin sama Via.

"Kenapa sayang?" tanya Zanera seraya berlutut dan memeluk Ziro yang masih basah sehabis mandi.

Zahi sendiri sudah memakai sweater biru dan celana biru, wajah bulatnya begitu mirip Zanera, kalau Ziro baru mirip sama Aleoz, tingkahnya pun sama.

"Mommy, tadi Zilo temu ini, ini siapa?" tanya Ziro seraya menunjukan foto keluarga pertama mereka saat Aleoz selesai melahirkan.

Zanera terdiam, dia menahan air matanya, sebab dia begitu merindukan Aleoz "Ini mommy sama momma," jawab Zanera lembut.

"Momma? Bukan Daddy?" tanya Zahi penasaran.

Zanera terkekeh pelan "Daddy juga, tapi, daddy kan yang ngelahirin kalian, jadi, bisa dipanggil Daddy atau Momma, terserah kalian aja," jelas Zanera lembut.

"Telus Momma dimana?" tanya Ziro semakin penasaran.

Mata bulat Ziro benar-benar mirip dengan Aleoz.

"Momma lagi di luar Negeri,"

"Kapan ketemu sama Momma?" tanya Zahi.

Zanera tak menjawab, dia hanya tersenyum lalu mengusap kepala keduanya "Nanti ya, tunggu waktunya tiba."

Zahi dan Ziro tak paham, tapi mereka hanya mengangguk saja.

Via sendiri terlihat sedih, karena dia sepupu Aleoz, dia tau bagaimana keadaan Aleoz.

Dia masih lumpuh, bahkan Dokter berkata kalau kelumpuhan Aleoz itu permanen, dan dia masih di RSJR.

Aleoz benar-benar hancur, begitu ringkih, rapuh dan sudah hancur.

Sehari-hari Aleoz hanya duduk di taman rumah sakit jiwa, menatap hampa langit dan kembali menangis pilu.

Aleoz benar-benar merindukan Zanera, sangat, rasanya begitu sakit.

Bunda Aleoz sudah membuang Aleoz, sejak bercerai, Bunda pergi ke London dan meninggalkan Aleoz di RSJR.

"Kenapa hidup gue hancur gini ya.." gumamnya kosong seraya menatap kearah foto keluarga pertama mereka yang sudah dia rekatkan kembali dengan selotip.

Senyum miris terulas diwajah Aleoz, dia mencium foto tersebut.

"Pasti kalian udah besar ya nak, udah 4 tahun berlalu.."

Aleoz merindukan Zanera, sangat, dan merindukan anak-anaknya, setiap hari hanya menangisi mereka sampai mata Aleoz terancam buta.

"Hidup gue hancur.."

Cita-cita yang kandas, cinta yang kandas, pernikahan yang kandas, keluarga yang hancur, anak-anak yang tak pernah Aleoz temui lagi.

Aleoz memejamkan matanya, menahan sesak yang kembali hadir.

"Gue mohon..sekali aja..biarin gue ketemu sama mereka.." lirih Aleoz dan seseorang dibelakang Aleoz menghela napas pelan.

"Gue gak yakin, nanti gue coba," sahut orang tersebut.

Aleoz menghela napas pelan "Makasih Za, gue harap lo bisa bahagiain sepupu gue, jangan kaya gue, jangan sampe lo lepasin si Via, dia udah cukup hancur sejak kecelakaan itu."

Seseorang yang dipanggil Za, mengangguk, ini 2 tahun sejak dia dan Via berpisah karena Via mengetahui identitas aslinya.

Dan, semua ini menjadi sangat rumit.

👣Bersambung👣

One Night Accident [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang