👣LeNe-21👣

9.5K 1.2K 147
                                    

Sedih, votenya pada JIMPLANG!

VOTE! VOTE! VOTEEEEEE!

Welcom to the Divorce Arc.

VOTE WOY VOTE! Nanti ku kasih tutor lagi baru tau.

200 vote dan 50 komen ayo!

👣Welcome Twins👣

Bulan ke 9 kehamilan Aleoz, perutnya begitu besar, wajar, kan bayinya kembar, Aleoz benar-benar membengkak dikehamilannya ke 9 bulan.

Zanera saat ini sedang menenangkan Aleoz yang mulai merasakan kontraksi palsu.

"Sakit..sakit..sakit banget Zane, sakit," rintihnya kesakitan saat perutnya mulai berkontraksi, dan vagina nya mulai pembukaan 2, terlebih ketubannya sudah pecah 20 menit yang lalu.

"Iya gue tau, sabar ya, Dokter lagi dalam perjalanan," bisik Zanera seraya mencium pelipis Aleoz dan memeluknya erat.

Aleoz mulai menangis pilu, rasanya luar biasa sakit.

"Uugh..Zane..nanti anak kita mirip siapa ya.." racaunya ditengah tangisannya.

Zanera hanya terkekeh pelan "Mirip kita berdua."

"Aakh! Sakit banget!"

"Iya sabar ya, sabar." Zanera mencium pipi Aleoz dan mengelus perut buncitnya Aleoz.

"Zane..jangan tinggalin gue," lirihnya meracau, meremat tangan Zanera kuat guna menahan rasa sakit.

Zanera tertegun, dia tersenyum lalu berbisik ditelinga Aleoz "Gue gak akan ninggalin lo, tenang aja."

Aleoz tersenyum ditengah rasa sakitnya, keringat sudah bercucuran di dahinya.

Sekitar 10 menit kemudian, Dokter dan beberapa perawat dari rumah sakit yang memang khusus didatangkan untuk persalinan, sudah tiba.

Aleoz tak membiarkan Zanera keluar dari kamar, dia meremat tangan Zanera kuat, bahkan menjambak rambutnya.

"Sudah bukaan ke 9," ujar Dokter saat melihat jalan lahir dibawah sana.

Dokternya perempuan, Dokter ini juga yang menjadi Dokter saat Aleoz dan Zanera USG beberapa bulan silam.

Aleoz sudah lemas, dia terus menangis dan menjerit kesakitan, namun karena Zanera ada disebelahnya, Aleoz jadi kuat.

Saat sudah masuk ke bukaan 10 sempurna, barulah, persalinan dimulai.

"Ayo, ngeden dek," intruksi sang Dokter.

Aleoz meremat tangan kanan Zane lalu menjerit keras "AANGGHHHH! AAAAAAKKHHH!" dia mengejan kuat diselingi jeritan.

"Ayo lagi, lebih kuat, kepala bayi pertama sudah terlihat,"

"AAAAAAAAAKH! EUNGHHHH!"

Dokter tersenyum saat bayi pertama keluar, disusul dengan ari-ari, dan kepala bayi kedua yang menyusul ke jalan lahir.

Suara tangisan bayi mulai pecah di dalam kamar "Bayinya laki-laki yang pertama," ujar perawat saat ari-arinya di potong dan bayi diletakan diatas selimut.

"Ayo dek Ale, bayi kedua nunggu untuk dikeluarin," intruksi Dokter.

Aleoz berusaha bernapas sejenak, sebelum dia mengejan diiringi jeritan kuat.

Orang tua Aleoz dan Zanera ada di luar kamar, menunggu persalinan.

Orang tua Zanera akan langsung membawa Zanera dan anaknya begitu Aleoz melahirkan, surat perceraian sudah ditanda-tangani.

Begitu Aleoz melahirhkan, maka mereka resmi bercerai.

"Akhirnya anak saya bisa lanjut kuliah, enggak sudi punya cucu haram kaya mereka," cibir Ayah Aleoz.

Orang tua Zanera hanya diam, malas juga meladeni cibiran besan mereka itu.

Tak lama, tangisan bayi kedua pecah seketika, Aleoz sudah berhasil melahirkan dua bayi kembar yang sehat.

"Selamat ya, bayinya dua-dua laki-laki, mereka sehat," ujar Dokter setelah memotong ari-ari pada bayi tersebut.

Zanera tersenyum haru, dia mengecup dahi Aleoz "Makasih, lo udah kerja keras, anak kita sehat," bisik Zanera ditelinga Aleoz.

Aleoz bernapas dengan lemah, dia menatap sayu kearah Zanera "Mana mereka..gue mau lihat," lirihnya merengek.

Dia lemas, tapi pengen ngeliat anak-anaknya.

Suster langsung meletakan dua bayi tadi ke dada Aleoz, untuk bonding antara keduanya.

Orang tua mereka masuk ke dalam, Mami Zanera tersenyum "Ayo foto, biar jadi kenang-kenangan," ucapnya.

Zanera segera melingkarkan tangannya dibahu Aleoz sementara Aleoz memeluk dua bayi didadanya, mereka tersenyum manis.

"Satu, dua, tiga,"

Ckrik.

"Zane..gue ngantuk, gue udah bisa tidur?" bisik Aleoz lemas.

Zanera tersenyum lembut, dia mencium dahi Aleoz "Boleh, lo boleh tidur, tapi lo harus inget, gue cinta sama lo Ale," bisiknya tulus.

Aleoz tersenyum lemah "Gue juga cinta sama lo.." bisiknya sebelum akhirnya tertidur karena kelelahan.

Setelah Aleoz tertidur lelap, Zanera menyeka air mata dipipinya "Kita bisa pergi sekarang," ucapnya seraya memberikan intruksi pada Dokter untuk membersihkan si kembar dan membedongnya.

Orang tua Zanera mengangguk, mereka hanya membawa si kembar saja ke LA bersama Zanera, untuk barang-barang, mereka biarkan.

"Akhirnya anak saya lepas dari penjahat kaya kamu," sinis Bunda Aleoz.

Zanera tersenyum tipis, dia melepas cincin pernikahan mereka dan meletakannya di nakas, beserta surat dan juga foto polaroid pertama mereka setelah Aleoz melahirkan.

"Saya pamit," ujar Zanera saat mereka berjalan keluar dari kamar, dia sempat melirik ke arah Aleoz yang tertidur lelap, lalu melanjutkan langkahnya.

Kisah mereka sudah selesai, perceraian adalah puncaknya.

👣Bersambung👣

One Night Accident [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang