👣LeNe-35👣

7K 866 60
                                    

200 vote dan 50 komen, gas.

👣Kebimbangan Chiko👣

Chiko tinggal bersama Zanera selama hampir 3 bulan, dan selama itu Aleoz menahan diri untuk tidak mencakar Chiko.

Dan selama 3 bulan itu, Chiko putus kontak dengan Mey, dia justru sedang kasmaran, perilaku Zanera yang begitu tenang dan mengayomi membuat Chiko senang.

Selama dia hamil, Zanera benar-benar mengurusnya dengan baik, bahkan Chiko sampai lupa pada rencana awal untuk membunuh Zanera.

"Pagi Zanera, Aleoz," sapa Chiko saat dia berjalan pelan sambil memegang pinggangnya dan juga perut bawahnya.

Perutnya besar, sudah 8 bulan juga, sebentar lagi melahirkan Chiko.

"Pagi," sapa Zanera yang saat ini sedang menyisir rambut panjang Aleoz.

Aleoz mendengus "Pagi," jawabnya singkat, dia sedang menikmati sisiran yang Zanera berikan dirambutnya, begitu menenangkan.

"Mau dikepang?" tanya Zanera lembut.

Aleoz mengangguk pelan "Iya mau."

Chiko hanya tersenyum melihat interaksi keduanya, dia duduk di kursi makan dan memulai sarapan duluan, hidup seperti ini damai yah.

Dulu Chiko hidup sebagai barista di Club, sampai dia bertemu Mey dan diajak berpacaran, barulah Chiko tau kalau Mey adalah transgender namun alat vitalnya tak diubah.

Dan yah, selama hampir 3 tahun, Chiko yang memang terlahir intersex, menjadi budak napsu Mey, tapi, mungkin ini karena ketergantungan Chiko pada Mey, membuatnya begitu pasrah.

Chiko sebatang kara, dia dibuang sesaat setelah lahir karena dia adalah intersex, dia besar di Panti Asuhan, saat menemukan kekasih, dia justru terus disiksa.

Baru kali ini Chiko menemukan seseorang yang sudah dia jebak, namun tetap memperlakukan Chiko dengan baik.

"Nak, andai saja Zane itu yang jadi ibu kalian, pasti kalian bakal bahagia," gumam Chiko seraya mengelus perut besarnya.

Dia tersenyum tipis lalu melanjutkan sarapannya, tinggal disini walau 3 bulan namun sudah membuat Chiko tau apa itu kebahagiaan.

"Oh iya, Ziro sama Zahi bakal masuk TK kan 4 bulan lagi," celetuk Chiko semangat.

Zanera mengangguk, Chiko memang tulus menyayangi Zahi dan Ziro, sebab dua balita itu selalu memijit kaki Chiko atau memberikan air putih, cemilan, saat Chiko di ruang tv.

Zahi dan Ziro juga yang senantiasa menemani Chiko jika Zanera sedang bersama Aleoz.

Zanera berhasil membesarkan si kembar dengan attitude yang baik.

"Iya, udah didaftarin juga, tinggal nunggu kapan mereka bisa masuk," jelas Zanera setelah selesai mengepang rambut Aleoz lalu mencium pipi Aleoz.

Chiko tersenyum tipis "Wah, mereka udah mulai besar ya, 2 bulan lagi mereka ulang tahun juga kan?"

"Iya," jawab Zanera saat menggendong Aleoz duduk di kursi makan khusus miliknya.

Aleoz duduk dengan tenang lalu melirik kearah Chiko "Kamu banyak tanya, orang hamil gak boleh banyak omong, nanti cepet capek," ketus Aleoz.

Chiko terkekeh pelan, selama 3 bulan juga Chiko tau kalau Aleoz tak semenyebalkan itu.

Aleoz akan therapi jalan setiap hari minggu, tapi sampai sekarang Aleoz baru bisa berdiri dan berjalan beberapa langkah saja.

Butuh proses lama.

Untuk study Aleoz, dia sudah didaftarkan di salah satu Universitas di LA, hanya saja saat ini masih ikut kelas melalui online.

"Iya, maaf yah," tutur Chiko lembut pada ucapan Aleoz.

Dia tau Aleoz baik, Aleoz hanya cemburu pada Chiko dan berujar ketus, tapi dia tak pernah kasar pada Chiko.

Sebab Aleoz tak suka dikasari, jadi dia tak mau mengasari Chiko juga.

Chiko sadar masih ada orang baik di kejamnya dunia saat ini.

👣Bersambung👣

One Night Accident [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang