02

1.7K 235 9
                                    


Happy Reading

"Kau membiarkan mereka membawanya begitu saja?"

Lelaki itu hanya diam.

Gadis berambut pendek itu langsung berdiri di depannya membuat langkahnya terhenti.

"Yakin, dia tidak berbahaya bagi mereka?"

Hyunsoo diam, apa yang di katakan anak dari ka Yikyung ini membuatnya tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun.

°•°

Kedua matanya terbuka dengan cepat, gadis itu langsung mendudukkan tubuhnya dengan nafas tersengal.

Nafasnya memburu, Sorin memejamkan matanya sambil meremas bajunya. Rasanya benar-benar sesak, sampai akhirnya seseorang pun menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut.

"Tenanglah" Suara halus milik seseorang di belakangnya.

Sorin kembali membuka matanya, perlahan kerutan mulai muncul di keningnya saat netranya menangkap apa yang di lihatnya ini.

Dia di mana?

Wanita berusia 40an itu menatap wajah Sorin yang terlihat kebingungan.

"Kau terluka, tentara membawamu kemari. Ini adalah tempat penampungan"

Sorin menoleh ke arahnya. Gadis itu terdiam menatap wajah Ahjumma di sampingnya ini, wajahnya terlihat sangat familiar, entah dia mengenalnya dari mana.

"Ada apa?" Tanya wanita itu karena Sorin menatapnya lumayan lama.

.
.
.

Sorin tidak percaya ini. Bagaimana bisa dia berada di tempat ini!? Ini Seoul, tapi mengapa bukan Seoul yang dia kenal? Ini di mana!!?

Berada di stadion terbengkalai yang di jadikan para tentara sebagai tempat penampungan. Sorin tidak percaya! Apa ini mimpi? Persetan dengan monster di luar sana. Apa yang terjadi dengannya!!!

Eomma!! Aku takut!!!!!!

Gadis itu berjalan sambil menangis di sepanjang lorong, tidak peduli dengan tatapan orang-orang.

Dia di tabrak? Bagaimana bisa?? Apa mereka menculiknya? Tangisan Sorin semakin pecah, kakinya bahkan tidak mampu berdiri membuatnya langsung terduduk sambil menangis.

Ahjumma yang ditemuinya tadi langsung menutupi tubuhnya menggunakan selimut dan langsung memeluknya.

"Tidak apa, tenanglah...." Ucapnya kembali menenangkan Sorin.

Setelah gadis itu mulai tenang, Ahjumma atau yang lebih mudah kita sapa Bu Cha membawa Sorin ke ruang kesehatan. Karena Sorin masih berada di fase pemulihan setelah beberapa hari tidak sadarkan diri, karena berbahaya jika gadis ini mengalami syok berat.

Pria berkacamata dengan jubah dokter memeriksa luka di kepala Sorin. Pria itu terlihat sedikit bingung melihat luka di kepala Sorin yang langsung sembuh dalam beberapa hari, bahkan bukan hanya luka di kepalanya.

Dia menatap Sorin dengan lama, membuat gadis itu risih ditatapnya.

"Ahjussi, aku bukan berasal dari sini"

"Saya tau, mereka membawamu kemari Karena kau terluka" Pria itu menatap memar di tangan Sorin yang sudah menghilang.

"Tidak maksudku, aku dari dunia di mana monster entah yang kalian maksud ini tidak ada. Duniaku damai dan tentram"

Kalimat Sorin membuatnya menatap Sorin aneh.

"Apa ini mimpi? Monster yang mana kalian maksud?? Antar aku kembali ke rumahku, aku lapar"

Dokter Lim menatap Sorin dengan tatapan tidak habis pikir, pria itu beralih menatap bu Cha yang juga tengah menatap mereka berdua.

"Apa otaknya juga mengalami cedera?" Tanya pria itu menatap bu Cha.



















Gadis itu menatap makanan di depannya dengan tatapan tidak suka. Makanan jenis apa ini? Rasanya benar-benar tidak enak.

Dia beranjak dari tempatnya dan melihat-lihat isi ruangan ini. Ahjussi yang berprofesi sebagai dokter tadi keluar. Dokter tadi sangat aneh, caranya menatapnya tadi seolah-olah dirinya adalah monster. Sorin tidak nyaman di tatap seperti itu.

Sorin keluar dari ruangan ini dan berniat kabur dari tempat ini. Bu Cha memberitahunya mengenai monster-monster di luar sana. Karena tidak melihat monster itu secara langsung makanya Sorin tidak percaya. Memangnya mereka pikir ini dunia Sweet Home?

"Mau ke mana kamu?"

Gadis itu spontan menoleh.

"Agkh sial!" Gumam Sorin melihat dokter Lim di belakangnya, sontak dia pun berlari.

Sorin terus berlari menyusuri lorong demi lorong yang membuatnya entah berada di mana. Sampai akhirnya dia pun menabrak seseorang karena berlari tidak memperhatikan jalan.

Gadis itu terkejut melihat dua pria berseragam tentara di depannya ini.

"Eoh!! Pak tentara!!" Ucapnya bersemangat.

Dua pria itu menatap Sorin bingung, karena di sini merupakan area yang tidak bisa sembarang orang masuk.

"Apa yang kau lakukan di sini!?"

"Ahjussi tolong aku, pinjamkan aku telepon, aku ingin menghubungi ibuku"

Tentara yang satunya tersenyum tidak habis pikir mendengar Sorin memanggil atasannya dengan sebutan Ahjussi.

"Yak! Dia tidak setua yang kau pikir, jangan memanggilnya seperti itu" Tegur tentara itu.

Younghoo, tentara yang di panggil Sorin dengan sebutan Ahjussi ini menatap Sorin lama.

"Menghubungi ibumu?" Tanya Younghoo, karena sinyal internet sudah tidak berfungsi sejak kota mulai kacau karena monster.

Seokchan, tentara satunya menatap Sorin lumayan lama. Rasanya dia pernah melihat anak ini.

"Eoh tunggu dulu" Suara Seokchan membuat Younghoo dan Sorin menatapnya.

"Bukannya kau perempuan yang di tabrak hari itu??" Tanyanya, dan tidak melihat satupun luka di tubuh Sorin.

Spontan pria ini menyentuh rambutnya dan tidak menemukan luka di kepala Sorin, karena hari mereka menabrak Sorin, gadis itu mengeluarkan banyak darah terutama di bagian kepalanya.

Seokchan terkejut saat tangan seseorang memegang tangannya yang sedang menyentuh kepala Sorin.

"Dia sudah sembuh, karena saya dokternya" Dokter Lim melihatkan senyumnya ke Seokchan dan Younghoo.

°•°

Sorin mengurung diri di ruangan kecil di dalam ruang kesehatan. Dokter Lim sudah memberitahu semuanya apa yang terjadi di luar sana. Dia tidak percaya ini, bagaimana caranya bisa berada di sini? Ini bukanlah tempatnya, terakhir kali dia berada di halte menunggu bis sambil menonton.

Oh tunggu! Handphone!! Handphone nya dimana!!!?

Gadis itu beranjak dari tempatnya dan akan membuka pintu, namun saat memegang gagang pintu Sorin mengernyit bingung karena pintunya tidak mau terbuka.

Apa-apaan ini!




























"Sepertinya aku telah menemukannya" Pria berjubah dokter itu tersenyum sambil memandang foto yang memperlihatkan dua orang di dalamnya.





















-To Be Continued..

Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang