08

1.1K 179 10
                                    


Happy Reading

Hari demi hari telah berlalu, Sorin tidak tahan berada di sini. Tiap malam dia selalu berdoa bersama pastor peter, berharap jika dia akan kembali ke dunianya, namun tuhan malah tidak mendengar doanya.

Dia merindukan kedua orang tuanya, sebenarnya tempat di tinggalinya ini dunia seperti apa? Sorin tidak suka berada di sini. Tidak ada handphone dan juga teman.

Eunyoo tidak pernah berbicara dengannya, seolah dia pernah melakukan kesalahan kepadanya.

Sekarang Sorin berada di toilet, mengurung diri dan menangis. Sumpah! Demi apapun dia mau kembali ke dunianya! Di banding dengan dirinya yang dulu, sekarang dia lebih banyak diam.

Dia berjalan sendirian di lorong, mengusap kasar wajahnya yang terlihat berantakan karena habis menangis. Langkahnya terhenti ketika melihat pak tentara berdiri seorang diri di ujung sana.

Apa dia bunuh diri sekarang saja? Jika ini bukan mimpi, terus ini dunia apa? Apa dia sudah mati?? Kalaupun ini akhirat bagaimana bisa ada monster di sini? Mengapa dan bagaimana caranya bisa terjebak di dunia Sweet Home??

Tentara itu sudah berjanji meminjamkannya pistol. Dengan langkah cepat Sorin pun menghampiri Younghoo.

"Ahjussi"

Pria itu menoleh.

"Pinjamkan aku pistol. Aku ingin mati hari ini"

Younghoo diam.

"Aku....." Rasanya dia ingin kembali menangis "Aku tidak tahan berada di sini... Eomma... Appa..... Aku merindukan mereka" Karena tak kuasa menahan air matanya, Sorin pun kembali menangis.

Pria itu hanya diam.

"Ahjussi!!" Kesal Sorin dengan air matanya terus mengalir.

"Aku...... Aku mau pulang......"

Melihat gadis itu terus menangis, Younghoo pun mengambil pistol di sakunya dan menyodorkannya ke arah Sorin.

"Pakailah" Ucapnya.

Sorin mengangkat wajahnya melihat Younghoo memberinya pistol, dengan perlahan tangannya mulai mengambil benda itu dari Younghoo.

"Jangan lama menggunakannya" Setelah mengatakan itu, Younghoo pun pergi.

Sorin menatap benda itu di tangannya, cukup lama dia memandangi benda itu dengan butiran bening terus mengalir di pipinya. Dia memejamkan matanya dan mengarahkan pistol itu ke kepalanya.

Aku.... Mau pulang....



















Dor
















-o0o-

"Kau mau ke mana!!" Gadis itu menahan lengannya membuatnya berhenti berjalan.

Hyunsoo melepas tangan Ahyi darinya "Aku takut, ada banyak orang di sana, bagaimana jika dia melukai mereka?"

"Kenapa mengkhawatirkan mereka!? Mereka tidak ada bedanya dengan monster seperti kita!"

"Ahyi kau bukan monster!"

"Terus apa!!?"

Wanita itu menghentikan langkahnya.

"Aku bahkan bukan manusia, jika aku bukan keduanya terus aku apa???" Kesal Ahyi.

Lelaki itu memegang kedua pundaknya mencoba menenangkan Ahyi yang dia anggap seperti adiknya sendiri.

"Ahyi tenanglah..."

"Kau tidak lihat cara ibu menatapku?"

Yikyung terdiam mendengar kalimat yang di keluarkan anaknya.

"Ayah, sepertinya mereka semua monster" Perempuan itu menoleh ke samping menatap pria yang sedang memegang senapan dan mengarahkannya ke arah Ahyi.

"Aku tau" Ujar Hosang.

Saat akan menarik pelatuk senapannya, pria tua itu mengurungkan niatnya karena bagaimanpun dua orang di sana masih terlihat seperti manusia.

"Kenapa belum menembak?" Tanya Hani.

Hasong berdiri dari tempat persembunyiannya "Sudahlah, ayo pergi"

Hani menatap pria itu tidak percaya "Yak! Kau tidak mau menembak mereka!?"

-o0o-

Terlihat dokter Lim mencampurkan darah ke dalam sebuah toples yang berisikan cairan kental berwarna bening. Dia mulai meneliti darah tersebut dan melihatnya dari mikroskop.

Betapa terkejutnya pria itu saat melihat darah tersebut melihatkan perubahan.

"Hah! Apa-apaan ini" Ujarnya tidak percaya.

Darah yang di campuri cairan tersebut dengan cepat menyatu dan bergerak dengan sangat cepat menjadi hewan-hewan kecil.

Ini adalah darah dari seseorang yang mengalami gejala monsterisasi, tapi bagaimana bisa?! Anak itu bahkan tidak melihatkan perubahan sedikitpun.

"Dokter Lim kau di dalam?"

Pria itu terkejut mendengar suara seseorang dari luar pintu.

.
.
.

Pria berseragam tentara dengan bekas luka di wajahnya itu merobek pergelangan tangannya menggunakan pisau. Darah kemudian berjatuhan karena sobekan yang ia buat. Namun tak lama dari itu, luka tersebut perlahan tertutup dengan sendirinya.

























Wanita tua itu menutup hidungnya saat darah keluar dengan sangat deras dari lubang hidungnya. Hah, kenapa ini? Kenapa darahnya tidak mau berhenti?

"Eomma! Kenapa belum keluar?" Lelaki botak itu terus mengetuk pintu toilet.

Dia, Jun-Il terus mengetuk pintu dan memanggil ibunya.

Yeseul berlari dengan sangat cepat menuju toilet, melihat Jun-Il berdiri di depan toilet membuatnya langsung menegurnya.

"Yak! Apa yang kau lakukan di depan toilet wanita!?"

Lelaki itu menoleh "Ibuku, dia belum minum obat"

"Agkh sial" Gerutu Yeseul karena kebelet, perempuan itu pun langsung mengetuk-ngetuk pintu dengan kuat.

Dor

Dua orang itu terkejut mendengar suara tembakan.

Di tempat lain, pria dengan janggut tipis berjalan memasuki gedung. Dia adalah Jung Ui-Myeong, setelah cukup lama meninggalkan tempat ini dia pun akhirnya kembali.

Perempuan itu berjalan menghampirinya "Akhirnya kau datang, mereka semua mencarimu" Eunbi merasa lega, dan kemudian melihat-lihat sekitar Ui-Myeong.

"Aku tidak melihat Yuna, ke mana dia?"

Pria itu kembali berjalan tanpa menggubrisnya.

Eunbi mengikuti langkah Ui-Myeong.

Yuna meninggalkannya? Tapi kenapa? Apa karena malam itu? Di mana dia bertengkar dengannya?

"Yuna yaa, aku berharap kau tidak mengkhianatiku" Batinnya.



























-To Be Continued..

Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang