13

874 160 18
                                    


Happy Reading

Sersan Tak berdiri di menara, melihat banyaknya monster bergerak ke stadion melalui teropong. Monster-monster itu bergerak kemari karena mendengar ledakan. Pria itu pun memerintahkan ke seluruh prajurit untuk bersiap-siap.

Beberapa jam sebelum ledakan terjadi.

Gadis itu menghampiri Chanyoung dan ikut membantu pekerjaan laki-laki itu. Keduanya yang sedang fokus membersihkan bersama, dikejutkan dengan teriakan seseorang.

"Ada yang kabur!!"

Mereka semua yang berada di sana spontan menoleh, melihat seorang pria berlari ke arah pintu kecil di tembok sana.

Ketua Ji dan Chanyoung pun langsung berlari mengejar pria itu.

Note : Halaman stadion yang mereka bersihkan ialah halaman belakang, tidak ada tentara yang menjaga di sini.

Pria itu memaksa membuka pintu yang tertutup dengan sangat kuat, berusaha membukanya sampai akhirnya Chanyoung pun menangkapnya.

"Kau gila! Jangan coba-coba berani keluar!!" Suara ketua Ji.

"Lepaskan!! Aku tidak tahan berada di sini!! Lebih baik aku mati daripada di kurung seperti ini!!!" Pria itu melepas pegangan Chanyoung dan mencoba mendobrak pintu.

Ketua Ji yang mendengar dentuman aneh, langsung menyuruh pria itu berhenti. Begitupun dengan Chanyoung, lelaki itu langsung memegang senapannya dan berjaga-jaga.

"Aakkkk!!!!" Teriak seseorang.

Orang-orang terkejut dan berteriak. Melihat monster besar berdiri di atas pagar, tepat berada di atas ketua Ji dan Chanyoung.

Monster itu langsung melompat masuk ke stadion, membuat orang-orang berlarian ketakutan.

Chanyoung langsung menembaki monster tersebut namun tidak mempan.

"Chanyoung awas!!" Teriak Sorin.

Ketua Ji menarik pria di sampingnya dan Chanyoung untuk menghindari monster lainnya.

Ada dua monster masuk ke stadion, membuat Ji langsung menekan tombol yang selalu dipegangnya. Tombol yang ditekannya langsung berbunyi alarm, menandakan jika ada monster di dalam stadion.

Orang-orang berlarian, sedangkan Sorin masih terdiam di tempatnya. Dia tidak percaya ini, untuk pertama kalinya dia melihat monster. Dengan tubuh mulai bergetar hebat, Sorin langsung berlari pergi sebelum tubuhnya terhempas akibat salah satu monster menginjak ranjau.

BOMM

Para tentara mulai berdatangan dan mulai menembak monster.

Sorin terbatuk-batuk, gadis itu memegang kakinya yang sakit. Dia yang akan kembali pergi, langsung terduduk saat salah satu monster kini berdiri di depannya.

Gadis itu tidak bisa berbuat apa-apa, apa dia akan mati hari ini? Cukup lama monster itu berdiri di depannya, sampai akhirnya dia pun tersadar karena monster ini diam menatapnya, tidak melakukan apa-apa ataupun menyerangnya.

Sorin mengernyit bingung, tanpa dia sadar tangan kecilnya mulai memegang monster itu "Hei..." Panggilnya pelan.

Hah? Apa yang terjadi?? Kenapa monster ini hanya diam mematung. Sampai para tentara pun menembak api ke monster itu dan menarik Sorin untuk menjauh.

"Tidak! Tunggu jangan membunuhnya!!" Cegah Sorin karena merasa ada sesuatu pada monster itu.

Dua monster itu pun akhirnya bisa diatasi para tentara. Orang-orang yang terluka segera masuk dan diobati.

Mobil tentara yang akan pulang ke kamp, terhenti ketika melihat banyaknya monster mulai bergerak ke stadion. Melihat stadion dalam bahaya, Sersan Kim pun mulai menyusun rencana dan akan menjebak para monster.

Beberapa senjata yang Mereka temukan tadi akan mereka gunakan untuk menjebak para monster. Membuat rakitan bom dengan sangat cepat lalu memasangnya di pom bensin, mereka pun memanggil para monster dan akan meledakan pom ini.

"Sersan Kim gila, dia terlalu memaksa" Gumam Min.

Dan akhirnya rencana Sersan Kim pun berjalan dengan lancar, walaupun seluruh senjata mereka telah habis karena digunakan menjebak banyaknya monster.

"Senjata kita habis" Ucap Seokchan mengendarai mobil.

"Tidak apa, selagi stadion aman semuanya akan baik-baik saja" Ujar Younghoo.

.
.
.

Sesampainya mereka di stadion, para tentara kemudian turun dari mobil dan masuk ke dalam. Mereka masuk hanya membawa beberapa makanan, tanpa senjata ataupun alat yang bisa mereka gunakan untuk memusnahkan monster.

Sersan Tak merasa lega setelah melihat tidak adanya monster bergerak ke stadion, pria dengan bekas luka di wajahnya itu pun menghampiri Sersan Kim dan bawahannya.

"Perhatian!"

Mereka para tentara langsung berhenti di depan Sersan Tak.

Younghoo menghampiri Sersan Tak "Apa penyebab ledakan tadi?"

"Ada yang berusaha kabur saat bekerja, monster masuk dan ledakan terjadi karena ranjau"

"Siapa pengawas hari ini?"

Chanyoung yang tidak sengaja mendengar pertanyaan Sersan Kim, langsung berdiri di depannya dan memperkenalkan diri.

"Park Chanyoung, pak. Aku yang ditugaskan"

Pria itu membuang nafas kasar "Penyintas yang kabur? Apa dia sudah dikeluarkan??" Tanya Younghoo mulai kesal, karena menurutnya datangnya monster karena keributan dari para penyintas. Dengan ini senjata mereka bisa dibilang terbuang sia-sia.

Sorin berhenti berjalan, melihat mereka semua.

"Sudahlah" Ucap Sersan Tak, melihat raut kesal Younghoo.

"Park Chanyoung!!"

"Dia diisolasi, karena ternyata mengalami gejala" Jelas Chanyoung.

Saat mendengar dentuman dari monster, Chanyoung dan ketua Ji terkejut saat pria ditahannya ini mengeluarkan darah yang begitu deras dari lubang hidungnya.

"Isolasi?" Younghoo menyeringai tidak habis pikir.

"Aku tidak membiarkannya pergi dan-

Belum selesai Chanyoung berbicara, laki-laki itu langsung tersungkur ke belakang akibat pukulan telak mengenai wajahnya dari Younghoo.

Sorin terkejut melihat Younghoo meninju Chanyoung, dan semakin terkejut ketika Younghoo terus menendang tubuh Chanyoung dan menginjak-injaknya.

Sorin yang akan menolong Chanyoung langsung ditahan oleh Seokchan.

"Tidak perlu ikut campur" Tegur pria itu, dengan tangannya masih menahan lengan Sorin.

"Kim Younghoo!" Suara Sersan Tak.

Younghoo berhenti memukul Chanyoung dan menatap Sersan Tak.

"Katamu kita harus melindungi stadion dan para tentara. Aku mempercayaimu tetapi kenyataannya, dalam setahun setengah dari tentara mati!!" Younghoo meninggikan suaranya, pria itu benar-benar marah.

Melihat pria itu marah, membuat Sorin terdiam membeku. Suasana sekitarnya terasa mencekam, ditambah sorotan mata Younghoo pada Sersan Tak.

"Silahkan jaga stadion. Aku akan menjaga para tentara" Ucap Younghoo dan kemudian pergi.

Mereka semua kemudian pergi, menyisakan Sersan Tak, Chanyoung, dan juga Sorin.

Chanyoung berdiri dan membungkukkan badan di depan Sersan Tak "Maafkan saya"





















-To Be Continued..

Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang