Suara deburan ombak terdengar indah dengan semburan langit yang kini berubah warna menjadi jingga. Tampak dua orang pria yang kini sedang duduk sembari menikmati semilir angin yang berhembus menyapa wajah mereka berdua.
" Bagaimana, apa aku sudah dimaafkan ? " Tanya seorang pria yang kini tengah menggenggam erat jemari lentik milik pria di sebelah nya.
" Masih belum, aku masih kesal pada mu. "
Brian terkekeh pelan lalu mengusak rambut hitam milik Nathan. " Kau masih sama seperti dulu ternyata, jadi apa yang harus aku lakukan agar kau tidak marah lagi padaku ? "
Nathan diam sesaat lalu memandangi sebuah cincin yang kini melingkari jari manis nya. " Bagaimana jika aku meminta mu untuk tidak lagi pergi dariku ? Maksudku, aku benar-benar tidak memiliki siapapun sekarang " Ucap Nathan dengan sendu.
" Apa Ibumu masih sering memukul mu ? Atau kau masih berurusan dengan pria-pria bajingan itu ? " Tanya Brian yang langsung membuat Nathan menggelengkan kepalanya.
" Tidak, aku sudah tidak pernah berurusan dengan mereka lagi. Hanya saja, umm- Ibuku memang masih sering mengancam ku atau memukul ku. Tapi apa kau tidak jijik padaku, Phi ? Tubuh ku kotor, aku bahkan bingung kenapa kau dulu ingin menjadi temanku ? Padahal kau tau sendiri, bagaimana kehidupan ku dulu."
Mendengar apa yang dikatakan oleh Nathan membuat Brian mengelus pelan punggung tangan milik pria cantik tersebut. " Tidak, kau tidak kotor. Aku tau, kau hanya terpaksa melakukan nya. Lagipula aku memang ingin menjadi temanmu dulu, siapa yang tidak ingin berteman dengan pria secantik dirimu ? Ayolah, Keinan. Kau itu cantik, jangan merendahkan dirimu seperti itu. "
Nathan mendecih. " Cih! Dasar pria penggoda, kenapa sekarang kau sangat ahli bermulut manis ? Dimana sosok Brian yang kaku dan juga dingin, hm ? Sungguh kau sangat berbeda, Phi. "
" Tapi bagaimana pun juga kau masih tetap menyukaiku, bukan ? Buktinya kau mau menerima cincin pemberian ku, jadi apa kita resmi sebagai pasangan kekasih sekarang ? " Tanya Brian yang langsung membuat kedua pipi Nathan merona seketika.
" Berhentilah menggoda ku, Phi. Lagipula aku masih belum menjawab nya, ahh - sudahlah aku ingin bermain air dulu. Sudah lama sekali aku tidak merasakan bagaimana sejuk nya air laut " Ucap Nathan seraya berdiri lalu berlarian kecil ke arah deburan ombak.
Sedangkan Brian hanya tersenyum kecil lalu memandangi wajah cantik milik Nathan yang kini di terpa oleh angin. Tanpa pikir panjang, Brian mengambil ponsel nya lalu memotret pria itu secara diam-diam. " Cantik. "
KAMU SEDANG MEMBACA
FAVORITE ENTERTAINER
Fiksi PenggemarPernikahan itu sekali seumur hidup. Pasangan yang kamu pilih adalah pasanganmu sampai mati. Salah atau benar, itulah pasanganmu. Namun bagaimana jika pernikahan itu terjadi karena sebuah kecelakaan yang membuat seorang ' Keinan Nathaniel ' harus men...