My chosen destiny

19). Pertemuan yang singkat

HAPPY READING!!

~Setangkai mawar~
_______

"SIAL! CARI ANAK ITU SAMPAI KETEMU!"

"Baik Tuan!"

Roberto beserta anak buahnya berada di sebuah hutan dimana tadi Zergan bersama Alexa berlari ke arah hutan.

"Om, Zergan udah ketemu?" tanya Grenly yang sempat mendengar kabar kalau Zergan kabur dari rumah sakit.

Roberto hanya menatap gadis itu. Ia memilih pergi dari hadapannya untuk tidak menjawab pertanyaannya.

"Alve, balasan akan segera kamu temui."

.....

Mata kecil dari bocah bernama Rafa terbuka. Menelisik seluruh ruangan. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Mami nya.

"Mami kemana?" tanya Rafa dengan keadaan yang masih linglung.

Rafa beranjak dari tidurnya. Berjalan keluar untuk mencari sang Mami.

"MAMI KEMANA? AFA TAKUT SENDIRIAN."

Tangisan Rafa pecah. Bagaimana bisa Alexa meninggalkan anak kecil di rumahnya sebesar itu?

Dua orang yang memakai pakaian hitam memasuki rumah Alexa saat mendengar tangisan Rafa.

"MAMI! AFA TAKUT!"

.....

"Mih, alasan Papih benci sama Al itu karena apa?"

Futi terdiam.

"Mamih juga tidak tahu Ris, Papih kamu pernah bilang ke Mamih kalau dia tidak menginginkan anak perempuan." jelas Futi.

"Emang ada yang salah sama bayi perempuan?" Futi menggeleng.

"Ki–"

bugh

bugh

......

Alexa dan Zergan berhasil kembali pulang ke rumahnya setelah hari mulai menjelang sore.

"Kak aku lupa sama Rafa." kata Alexa teringat akan anaknya yang ia tinggalkan di rumah barunya sendiri.

"Yaudah kita jemput Rafa seka–"

"ALEXA!"

Alexa dan Zergan menoleh ke arah suara itu. Dan tiba-tiba.

*PLAKK

Sebuah tamparan keras di lontarkan kepada Alexa oleh Alve lelaki itu.

Nafas Alve tidak beraturan, matanya penuh amarah, tangannya pun mengepal kuat.

Zergan melangkah untuk berdiri di depan istrinya. Apa-apaan lelaki di hadapannya ini. "Anda kenapa menampar anak Anda sendiri Bapak Alve?" tanya Zergan.

Alexa yang berada di belakang Zergan bisa merasakan bahwa suaminya ini sedang menahan emosinya mati-matian.

"Jangan ikut campur, siapa kamu hah?!" bentak Alve seraya mencengkeram kerah baju Zergan.