27). Rapuh

46 3 0
                                    

HAPPY READING!!

_________

Pemakaman Rafa begitu ramai. Tangisan Alexa tak kunjung reda menerima semua ujian yang kini ia hadapi.

"Cil, lo malah pergi padahal gua baru liat gambaran bentuk anak si Zergan." lirih Garvin langsung di peluk oleh Elwin.

Ditya istrinya Ares terus menenangkan Alexa yang tak kunjung reda dengan tangisannya.

"Kalau bukan karena aku telat cuci darah anak aku, dia gak bakal mati Tante." Ditya mengusap punggung Alexa lembut.

"Ini bukan salah kamu sayang, tuhan sayang sama anak kamu, gaada yang nyalahin kamu." ucap Ditya.

Alexa menatap nisab Rafa kosong. Tatapannya meneduh, setelah kemarin kehilangan Alve sekarang ia harus kehilangan Rafa.

Semua orang yang berada di dekatnya sudah pergi. Viktory, Cita, Faris dan Futi saja sudah mendahuluinya.

Mereka semua berjalan pamit meninggalkan pemakaman Rafa. Membiarkan Alexa sendiri untuk menangis.

"Afa bilang bakal di sini, dan gak bakal ninggalin Mami, tapi kenapa Afa pergi sekarang?"

"Ntar siapa yang ngomelin Mami kalau bangunnya siang? Siapa lagi yang bakal ngerjain Mami sampe kesal? Afa kenapa tega ninggalin Mami di sini? Mami masih butuh Afa, tapi Afa kenapa pergi mendahului Mami?" pertanyaan pertanyaan itu terus saja mengelilingi seisi pikiran Alexa.

Alexa tertawa kecil mendengarnya. "Sayang bangun ya? Ayok kita jenguk Papi, Mami janji kalau Afa bangun Mami akan beliin semua mainan kesukaan Rafa, dan es krim juga, Afa bebas bisa beli apa saja, asalkan Afa bangun,"

"Afa bangun ya?"

"Afa?"

"Bangun ya? Ikut Mami pulang."

"Afa kok gak ngomong? Afa kok gak jawab pertanyaan Mami, Afa udah pergi ya tinggalin Mami? Afa pulang ya? Tanpa Afa, Mami gak baik-baik aja, siapa yang hibur Mami nanti."

Alexa semakin terisak keras, tangisannya semakin mengeras. Rasa sakit dari hatinya tak kunjung reda, anak yang selama ini ia lindungi, anak yang bisa bikin dirinya bahagia pergi begitu saja karena keadaannya sendiri.

"Maafin Mami ya? Mami telat cuci darah kamu karena keegoisan Mami sendiri, Afa gak boleh maafin Mami, Mami jahat buat Afa, karena Mami, Afa punya penyakit yang sulit untuk sembuh."

"AHKK ALEXA TOLOL!"

Teriaknya histeris. Mengacak kerudungnya kasar membuatnya terjatuh.

*PLAKK

*PLAKK

"LO GAK PANTAS DI PANGGIL MAMI! ALEXA!"

*PLAKK

*PLAKK

Tangannya di tahan seseorang saat Alexa hendak kembali menampar dirinya.

"Jangan sakitin diri lo depan Rafa, Rafa gak suka."

Alexa menghempas kasar tangan Liam yang menahannya. Beranjak dari duduknya.

"Lo tau Bang, gua penyebab kematian anak gua sendiri, sekarang suami gua koma karena gua. Gua manusia paling berengsek, gua gak pantas hidup, lebih baik gua mati."

Alexa mengambil pecahan beling yang berada di sana. Genggamannya begitu bergetar memegang kaca, darah mengalir keluar dari tangannya.

"GUA IBU YANG GOBLOK!"

"GUA GAK PANTAS HI–"

Liam memeluk erat tubuh Alexa yang amat bergetar. Melihat Alexa seperti ini, ia teringat akan dirinya yang pernah berada di posisi seperti ini.

My chosen destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang