24). Malam yang panjang

73 10 3
                                    

HAPPY READING!!

__________

Zergan terdiam merenung di dalam ruang kerjanya memikirkan dua pekan lalu saat Papahnya menelepon.

"Pak, berkas ini adalah materi penting untuk meeting hari ini."

Zergan tampak hanya terdiam saja. Ia sama sekali tidak mendengarkan ucapan Hendri.

"Pak?"

Berkat panggilan tersebut lamunan Zergan pun menghilang. "Maaf." ucapnya langsung mendatangani berkas tersebut.

"Anda kenapa Tuan?" tanya Hendri.

"Saya tidak apa apa. Panggil Alexa." pintanya langsung di laksanakan oleh Hendri.

Di ruang sana Alexa tampak sibuk dengan berkasnya.

Tok tok tok

Mendengar suara ketukan meja Alexa pun mendongak ke atas. "Kenapa Hen?" tanya Alexa.

"Di cariin." Alexa hanya mengangguk.

Alexa mulai beranjak dari duduknya. Berjalan memasuki ruangan suaminya.

Tok tok tok

"Masuk."

Ceklek

"Kenapa Kak?" tanya Alexa begitu masuk ke ruang itu.

"Sini duduk." Alexa pun duduk di samping Zergan dengan sofa yang yang sudah tersedia.

"Kenapa?" tanya Alexa lantaran suaminya hanya terdiam setelah ia menduduki dirinya di sampingnya.

Zergan menggeleng. Menyandarkan kepalanya ke pundak Alexa.

Alexa mengusap lembut pipi Zergan. "Kakak ada masalah?" tanyanya namun Zergan hanya menggeleng.

Tok tok tok

"Tuan meeting sebe-"

"Ck! Kamu tidak bisa liat orang yang sedang pacaran Hendri?!" sentak Zergan kesal karena Hendri terus menerus membicarakan meeting hari ini.

"Inget kantor." sindirnya langsung menutup kembali pintu.

Alexa terkekeh melihat Zergan yang begitu menggemaskan saat kesal. "Kenapa sih Kak? Pms?" tanyanya dengan nada jail.

"Sayang!" lesu Zergan. Istrinya malah ikutan membuatnya semakin kesal.

Alexa tertawa kecil. Menangkup kedua pipi suaminya. "Udah bucin mulu, kita meeting, aku berangkat duluan." Zergan mengangguk lemah.

"Eits!" tahan Zergan kepada Alexa yang hendak pergi.

Alexa berbalik, mengangkat alisnya ke atas. "Kenapa?"

Karena tak ingin banyak cek cok Zergan pun menempelkan pipinya ke bibir Alexa.

"Dapet." ucapanya langsung keluar.

Di sisi lain Alexa terdiam dengan debaran jantung tak karuan. Bucin Zergan tak pernah hilang sekali pun.

Alexa geleng-geleng terkekeh. Melangkah pergi menuju ruang meeting.

Meeting pun di mulai. Namun belum sempat memulai pembicaraan tiba tiba saja suara gadis di ruang sana memberhentikan aktivitas.

"Bapak kok pipinya merah? Habis di cium siapa?" tanya Asya begitu melihat bagian pipi kiri Zergan yang terlihat ada bekas noda lipstik.

Mereka semua sontak menoleh ke arah Zergan. Zergan tersenyum menang.

"WHAT? PAK JANGAN BILANG?" Salsa begitu pun karyawan wanita yang ada di sana terlihat cemburu.

My chosen destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang