26). Aku, kamu dan anak kita

59 6 1
                                    

HAPPY READING

____________

Zergan berada di markas bersama temannya. Hari ini hari minggu tak ada kegiatan sibuk bagi mereka yang mempunyai pekerjaan.

"KONSER NAPA PAKETU!" teriak salah satu dari anggota Ostard.

"Ngapa konser?" tanya Zergan.

"Kemarin kan ada yang melow, sedih gua liatnya." sahut Garvin.

"Gua tra-"

"Permisi, maaf mengganggu waktu bersantai kalian." ucap Hendri begitu masuk.

"Kenapa?" tanya Zergan bangkit dari duduknya setelah menghampiri Hendri.

Hendri memberikan ponselnya ke Zergan.

"Seorang pengusaha bernama Alve Raditya Adersn tewas. Tidak terduga penyebab kematiannya adalah di bunuh oleh seorang pengusaha sukses Roberto Argata, apakah benar Roberto Argata membunuh Alve Raditya Andersn?"

"Masalah apa yang sedang mereka hadapi?"

"Gila sih, kejam banget."

"Orang kek gitu gak pantas hidup."

"Apa yang terjadi, siapa yang kasih tau reporter?"

"Perusahaan media VCO." jawab Hendri.

"Siapa CEO mereka?"

"Ferdika Sanjaya, mantan dirut keuangan perusahaan Argata,"

"Dia adalah musuh Bapak Anda Tuan." jelas Hendri.

Zergan berdecak. Mengacak rambutnya kasar. Helaan nafas keluar dari hidungnya.

"Bagaimana perusahaan Papah saya?"

"Banyak repoter datang, begitu pun ke perusahaan keluarga Andersn."

"Tuan, harga saham perusahaan Papah Anda menurun drastis."

Zergan mengusap wajahnya kasar. "Dimana Devan? Dia berada di kantor sekarang?" Hendri menggeleng.

"Dia berada di hotel Tuan, dia tidak masuk kantor, karena terlalu banyak reporter."

"Dimana istri saya?"

"Istri Anda berada di rumah temannya, namanya Laura, dia sudah menikah. Anda tidak perlu cemas soal Nyonya, Alve beserta keluarga tidak pernah mengungkap identitas asli Nyonya, media hanya mengetahui nama Vanessa."

"Dan media juga tidak tahu bahwa cucu satu satunya perempuan di keluarga Andersn adalah anak Alve."

Zergan menghelan nafas lega.

"Tuan, saran saya sekali ini saja bantu perusahaan Papah Anda."

"Saya bukan siapa-siapa lagi di perusahaan itu."

Hendri tersenyum menatap Tuannya. Memegang pundak Zergan. "Posisi Anda masih sama seperti dulu, Anda masih CEO di perusahaan Argata."

Zergan mengerutkan dahinya. "Apa maksud kamu? Papah saya sudah memutuskan untuk mengeluarkan saya dari perusahaan."

Hendri menggeleng. "Papah Anda tidak pernah melakukan itu, semua itu palsu, Anda tidak pernah di keluarkan dari perusahaan Argata. Papah Anda hanya mengancam Anda, dan menguji Anda apakah Anda bisa hidup tanpa perusahaan Argata."

"Sejak kapan kamu tau?"

"Dari dulu."

"APA?"

Hendri gelagapan. Mencoba mencari topik lain. "Selamat bersenang-senang Tuan." pamit Hendri.

My chosen destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang