29). Bukan aku, tapi kita

26 0 0
                                    

HAPPY READING!!

___________

Zergan mulai kembali beraktivitas seperti biasa setelah mengistirahatkan tubuhnya selama seminggu.

Alexa tersenyum menatap Zergan yang begitu dekat dengannya. Memakaikan dasi kerjanya Zergan adalah hal pertama kali yang di lakukan oleh Alexa seteleh manjalin rumah tangga selama 2 tahun.

Tatapan Zergan tak luput beralih ke arah lain selain memandang wajah Alexa yang sibuk memakaikan dasinya.

"Nah udah."

Tangannya meraih tangan Alexa yang hendak terlepas dari dasinya. "Mau kemana?" tanya Zergan.

Alexa mengangkat alisnya ke atas, membalas genggaman tangan suaminya. "Hari pertama suami aku kerja lagi, aku mau buat bekal." jawab Alexa.

Terukir senyum hangat dari bibir laki-laki itu, meyelipkan anak rambut Alexa yang menutupi wajahnya.

"Aku ikut." ujar Zergan, beralih menggandeng tangan Alexa, menariknya keluar dari kamar.

Keduanya berada di meja makan, Zergan sangat sibuk memperhatikan wajah Alexa yang sibuk membuat bekalnya.

"Kakak beneran mau kerja lagi di perusahaan Papah Kakak?" tanya Alexa seraya melirik sekilas Zergan.

Zergan tampak berfikir dengan pertanyaan Alexa. Di sisi lain ia sudah merasa tak pantas menduduki dirinya di perusahaan Papahnya, namun, di sisi lain perusahaan Papahnya sangat membutuhkan pemimpin hebat sepertinya. Mengandalkan Kakaknya Devan tidak ada gunanya.

"Menurut kamu pilihan apa yang harus aku buat sayang?" tanya Zergan balik.

"Menurut aku sih, Kakak kan udah punya perusahaan sendiri jadi ngapain lagi Kakak diam di perusahaan Papah Kakak, kan masih ada Bang Devan," jawab Alexa. Zergan mangut-mangut mengerti.

"Itu cuman sekedar saran di aku, semua keputusan ada di tangan Kakak."

Zergan beranjak dari duduknyan, berjalan menghampiri Mikael. Tangannya memeluk pinggang ramping istrinya, bibirnya mulai kembali nakal, tak henti-hentinya mengecup leher wanita itu.

"Dan jawaban itu ada di diri kamu,"

"Aku mengikuti saran kamu baby."

Gila, bisa gila lama-lama Alexa mendengar suara berat laki-laki itu yang kini bibirnya begitu dekat dengan telinganya.

"Tuan mo-"

Hendri memutar balik badannya. Ah sial pagi harinya akan kena marah Zergan pastinya, karena sudah mengganggu bucin Tuannya.

Alexa memejamkan matanya, menahan malu karena Hendri melihat semuanya. Terkadang Zergan tak berhenti menggodanya meskipun Hendri datang kepadanya, bahkan saat ini pun ia seperti menganggap Hendri tidak ada di sana.

Alexa tak bisa santai setiap bertemu dengan Hendri, kecanggungannya di bangun karena rasa malu yang selalu ketahuan oleh Hendri.

Alexa bisa merasakan senyuman terkekeh dari mulut suaminya. Perlahan-lahan tangan Zergan melepaskan pelukannya.

Cup

Tak berhenti dari situ, ia malah mengecup lagi lehernya bahkan dengan suara keras.

bugh

*BRUKK

"BANGSAT!" hardik Zergan setelah mendapat tendangan keras pada aset berharganya.

"Baby kenapa tendang aku?" rujuk Zergan menahan rasa sakitnya yang begitu ganas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My chosen destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang