02

89.2K 5.8K 537
                                    

Seorang pemuda nampak terdiam menatap jendela kamarnya, pemuda itu nampak sehat, tidak ada perban yang melilit kepalanya ataupun kakinya yang cedera, padahal dia baru-baru saja mengalami kecelakaan akibat balap liar malam itu.

Zain.

Ya, dialah pemuda itu. Dia bersyukur bisa kembali membuka mata, merasakan hidungnya yang masih bernafas, dan tubuhnya yang baik-baik saja. Namun, tidak harus pindah dimensi kan?

Saat dia bangun pertama kali, dia misuh-misuh sendiri di kamar yang kedap suara itu sekitar 20 menit lamanya. Hingga di 10 menit terakhir, dia merasakan ada memori-memori asing yang masuk ke dalam kepalanya. Dan dia sadar jika dia pindah ke dimensi lain.

"Gue transformasi. "

Dia terdiam sesaat, merasa aneh dengan kalimatnya. "Transformasi apaan? Kayaknya beda sih. "

"Transisi?" Dia kembali bergumam, namun kata-katanya terasa makin aneh. Kenapa hurufnya jadi berkurang?

"Eh, makin salah!" Zain menepuk dahinya. "Transfer?"

"Bukan. " Zain menggeleng cepat, raut wajahnya benar-benar serius memikirkan sebutan itu. "Transmigrasi! Ya! Transmigrasi!"

Dia kembali tersadar, menatap kosong ke arah langit-langit kamar. "Beneran transfusi?"

"Eh maksud gue transmigrasi?"

"Nggak masuk akal, masa transmigrasi ke novel? Aneh! Itu mah cuman khayalan author. Fiksi!"

Zain menghembuskan nafasnya pelan, sejak setengah jam lalu dia bangun di tempat yang asing. Tubuhnya tidaklah sakit, padahal dia ingat jelas bagaimana tubuhnya dihantam oleh truk yang berlawanan arah malam itu. Dia berpindah dimensi, ke dalam sebuah novel yang pernah dibacanya saat dia masih menjadi santri.

Novel dengan genre fiksi remaja, berjudul To Selly. Menceritakan tentang protagonis wanita—Selly yang berjuang di tengah kerasnya ibu kota sendirian, karena orang tuanya tiada karena kecelakaan. Hingga dia masuk ke sebuah SMA elite dengan jalur beasiswa, dan bertemu protagonis pria, Bastian. Awalnya, saat Bastian pertama kali melihat Selly, dia tidak menaruh perasaan apa-apa, hingga berlanjut saat mereka menjadi partner olimpiade dan keduanya pun menjadi dekat.

Jika ada protagonis, tentu ada sosok antagonis. Dan disini, Zain berpindah ke tubuh antagonis yang akan mengganggu hubungan mereka, bernama Zidane Dafrans Wijaya. Zidane juga anak yang nakal, tempramen, dan suka membully. Dia gampang terbawa emosi, dan menyalurkan emosinya itu terhadap orang yang berada di dekatnya. Hampir setiap harinya bodyguard yang bekerja di kediaman Wijaya yang menjadi imbasnya.

Peran Zidane sendiri sangat terobsesi dengan sosok Selly, setelah Selly menyelamatkannya dari kejaran musuhnya. Berhubung mereka satu sekolah, Zidane semakin lama mulai mengenal gadis itu. Selly adalah gadis yang begitu peduli pada sekitarnya, dan Zidane adalah tokoh yang jatuh cinta karena kepedulian gadis itu. Bahkan, Zidane sudah menganggap Selly adalah rumahnya.

Itulah menjadi alasan utama mengapa dia bisa terobsesi pada gadis itu, dan dia tidak akan membiarkan orang lain memilikinya selain dirinya. Karena obsesinya itu, Zidane membuat orang terdekatnya meregang nyawa, termasuk Adik perempuannya.

Sungguh miris, antagonis mati di tangan Papanya sendiri di akhir cerita. Karena di saat itu ia menculik Selly, dan hampir melecehkannya, dan Papanya marah besar. Setelah kematiannya pun, tidak ada orang yang merasa kehilangan. Dan setelahnya, Selly diangkat menjadi putri satu-satunya dari keluarga Wijaya, setelah kehilangan putri bungsu mereka. Dan sepasang protagonis pun menikah, hidup bahagia.

"Kasian sih Zidane, tapi dia emang salah. "

"Kenapa harus isdet sih? Terus isdet nya juga kemana? Di dalam novel kan nggak diceritain pas dia di akhirat. "

Transmigrasi Mantan Santri? [Otw terbit✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang