60

34.2K 4.5K 1K
                                    

"Ada apa?"

Setelah diselimuti keheningan beberapa menit, Zidane akhirnya mengangkat suaranya. Dia menatap ke arah Callie—gadis yang kini duduk di hadapannya. Dia menyetujui keinginan gadis itu untuk bertemu, dan akhirnya mereka bertemu malamnya di sebuah Cafe didekat sekolah.

"Lo ngajak ketemu buat ngomong kan? Kenapa malah diam?" Mendengar suara Zidane, membuat gadis itu akhirnya mendongak, dengan perasaan yang tak karuan, entahlah dia tidak mengerti kenapa dia gugup.

"A—ah ya. " Callie menggelengkan kepalanya. "Sorry sorry, gue udah ganggu waktu lo, dan ngajak ketemuan malam-malam gini. Soalnya, kalo nunggu di sekolah lama nggak bakal ketemu. "

Zidane mengangguk singkat meresponnya, sementara Callie kembali membuka suara, "Gue mau ngomong tentang yang waktu itu, gue mau—mau bilang makasih sama lo. I—iya, gue mau bilang makasih sama lo. "

"Untuk?" Zidane mengerutkan keningnya, terakhir mereka berinteraksi, karena masalah perundungan di sekolah waktu itu, hanya itu. Dia rasa, tidak mungkin Callie berterimakasih karena masalah itu bukan? Padahal, dia juga yang menjadi penyebab gadis di depannya ini diskors pihak sekolah.

"Yang waktu itu di sekolah, terakhir kita ketemu. " Callie menarik nafasnya dalam-dalam.

"Masalah di kantor?" Callie terlihat menganggukkan kepala, yang membuat dahi Zidane kembali mengerut. "Kenapa terimakasih? Gue bikin lo diskors, seharusnya lo marah sama gue, kenapa lo malah ucapin makasih sama gue?"

"Mungkin, ini aneh bagi lo, tapi gue beneran mau bilang makasih sama lo. " Callie menatap ke arah Zidane dengan tatapan sungguh-sungguh. "Mungkin, secara nggak sadar, kata-kata yang pernah lo ucapin sama gue membawa pengaruh besar sama diri gue sendiri. Gue sadar sama kesalahan gue karena ucapan lo, dan salah satunya—masalah itu, lo jadi salah satu alasan kenapa gue ngaku kesalahan gue langsung waktu itu. "

Zidane terbatuk, dia dengan cepat meraih gelas di depannya, dan meminumnya. Dia merasa sangat aneh dengan yang diucapkan oleh Callie, selama ini yang dia kenal, Callie adalah gadis ketus yang kerap mencari perhatian terhadap Bastian, mengapa ini berbeda? "Lo nggak salah ngomong gini?"

Mendengar respon Zidane, membuat tatapan Callie sedikit memudar. Dia terlihat menarik nafasnya dalam-dalam. "Nggak, gue nggak salah ngomong. " Dia terlihat mengalihkan pandangannya. "Kita emang jarang ngobrol, gue juga bingung kenapa gue bisa ngalahin ego gue sendiri karena kata-kata lo. Pada dasarnya lo bilang semua orang baik kan? Gue nggak mikirin perasaan orang lain, karena ego gue sendiri. Dan—gue ngerasa bodoh banget ngejar laki-laki sampai segitunya. " Dia terkekeh ringan.

Pemuda itu nampak terdiam, dia tau jika Callie mengatakannya dengan serius, tatapannya yang bisa terbaca olehnya. Terkadang, kata-kata yang spontan kita lontarkan, bisa jadi membuat pengaruh besar bagi orang lain, entah itu berujung baik, atau malah sebaliknya. Begitu kan?

"Derajat wanita itu tinggi, lo yang pernah bilang gitu sama gue kan? Gue udah mulai sadar kebodohan gue sendiri sekarang. " Zidane terlihat mendongak, kemudian mengangguk. Dia ingat, jika dia pernah melontarkan kata-kata itu setelah pengumuman kepala sekolah tentang hasil perwakilan siswa-siswi yang mengikuti olimpiade waktu itu. Kejadian itu sudah sangat lama rasanya, dan dia juga mengatakan hal itu pada Callie hanya spontan.

"Zidane. "

Lamunan Zidane buyar, dia menatap ke arah Callie yang kini kembali menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. "A—ah ya, sama-sama. Gue juga mau minta maaf sama lo, " sahutnya datar. "Gue udah bikin lo diskors sama kayak dua temen lo. "

Mata gadis itu terlihat liar, di saat Zidane memusatkan tatapan ke arahnya. "Itu bu—bukan salah lo, gue masuk kantor juga awalnya karena Bastian yang tiba-tiba nuduh gue tanpa alasan jelas di Kantin. " Dia membalasnya dengan suara yang sedikit tertahan. "Thanks juga buat pembelaan lo waktu itu, di saat Bastian mojokin gue, lo malah bela gue. Di hari itu, gue emang nggak ikut-ikutan mereka buat ngerjain Selly. "

Transmigrasi Mantan Santri? [Otw terbit✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang