10

55.5K 5K 122
                                    

Balik lagi ges, tekan bintangnya dulu sebelum baca.

Jangan lupa komen ya, hehe.

——
—————

"Tha, lo tidur aja. Mata lo keliatan capek. " Jeki menepuk pundak Thala yang membuat lamunannya buyar.

Thala mengusap wajahnya yang terlihat lelah. "Maaf Jek, gue ngerepotin lo. Semua seakan di luar kendali gue. "

Jeki terkekeh. "Nggak usah ngerasa nggak enak Tha, jangan anggap gue orang lain, santai aja. " Dia membalasnya sambil menatap ke arah Ari yang sudah tertidur pulas, dan berganti menatap Zidane yang juga sudah tertidur pulas sejak setengah jam lalu. "Udah, lo tidur aja, gue yang jaga Zidane kalo tiba-tiba dia butuh sesuatu. "

Thala mengangguk, dia memperbaiki posisi nyamannya. Dia berusaha untuk tertidur kali ini, walaupun kepalanya seakan berisik tidak berhenti memikirkan kondisi Zidane yang jelas-jelas baik-baik saja saat ini.

"Eughh .... "

Thala membuka mata, menatap ke arah Zidane yang sepertinya terusik dengan tidurnya. Jeki pun sama, dia mengerutkan keningnya saat melihat Zidane nampak gelisah meskipun dengan mata yang tertutup.

"Eughh .... "

Lagi-lagi suara itu terdengar, namun kali ini Zidane tidak berdiam, tubuhnya seakan dipaksa untuk mencari tempat nyamannya. Jeki pun menghampiri Zidane dengan terburu-buru. "Zid. "

Jeki meringis, dia merasakan jika suhu tubuh Zidane panas, tangannya kini tergerak memencet tombol di samping bangsal beberapa kali, hal itu memancing atensi Thala. "Kenapa Jek? Ada apa?"

"Zidane demam Tha, panas banget. " Jeki membalasnya dengan kepanikan yang tergambar. "Ck, Dokternya mana sih, panas banget ini Tha! Gue ke ruangan aja deh, lo tunggu disini. " Jeki lebih dulu pergi dari ruangan, tanpa menunggu jawaban dari Thala terlebih dahulu. Thala pun kini buru-buru mendekat ke bangsal.

"Umi .... "

"Mi .... "

"Mi, takut .... "

"Peluk, Mi. Dingin .... "

"Abi .... "

"Abi, sakit .... "

Zidane meracau dalam alam bawah sadarnya. Thala benar-benar dibuat kelimpungan saat melihat raut wajah Zidane yang gelisah. Dia seakan tidak menyadari tentang apa yang diucapkan laki-laki itu, karena dia juga ikut panik dengan kondisi ini.

"Zid, bentar lagi. " Dia menghapus air matanya kasar saat menyadari jika air matanya itu tiba-tiba mengalir. Entah kenapa, situasi seperti ini seakan membawanya kembali ke masa lalunya yang menyedihkan.

"Mi .... "

"Abi .... "

Thala mengacak kasar rambutnya, dia ingin menyusul karena tidak sanggup melihat kondisi Zidane. Namun, tiba-tiba pintu ruangan tersebut terbuka, yang ternyata itu adalah Jeki bersama pria berjas putih yang bisa disebut Dokter.

"Gimana sama Zidane, Tha?"

Lamunan Thala buyar saat suara itu terdengar, dan ternyata pemilik suara itu adalah Laksa.

"Tha?" Laksa mengulang panggilannya, tatapannya sedikit khawatir saat menyadari jika mata Thala nampak memerah.

Thala menatap ke arah dua orang yang bersamanya semalaman ini di Rumah Sakit, Jeki dan Ari untuk menunjukkan sebuah isyarat. Setelahnya, dia berjalan ke arah sofa di dekat jendela, kemudian merebahkan dirinya di sana dan menutup matanya.

Transmigrasi Mantan Santri? [Otw terbit✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang