15. | Keluarga

31 6 0
                                    

Halo, terima kasih buat yang setia baca dan kasih vote! Luv ^^
Enjoy!

—○●○—

CHAPTER 15.
KELUARGA

—○●○—

"KAMU di mana? Mama udah ada di depan apartemen kamu. Password-nya kamu ganti, ya? Mama nggak bisa masuk."

Jiwoong menghela nafasnya lelah setelah ia mengangkat telepon dari mamanya. Ia baru saja selesai mengajar dan sudah diberondong dengan ocehan yang membuatnya semakin pusing.

"Jiwoong masih ada di kampus," balas Jiwoong seadanya. Untung ia teringat dengan janjinya pada diri sendiri untuk tidak berkata seenak jidat soal Jiyoon kalau tidak ditanya. Kepergian adiknya itu masih dirahasiakan pada wanita usia 57 tahun itu, dan atas perintah dari Youngmin juga. Jiwoong tidak bisa membayangkan akan semarah apa mamanya jika mengetahui sang papa sendiri yang menyetujui Jiyoon dibawa ke panti asuhan untuk menerima hukuman.

"Sudah lama mama tidak melihat kalian berdua. Tidak bisakah kau pulang?" Wanita bernama Hanbyul yang merupakan istri sah dari Youngmin selama 25 tahun, sebelum akhirnya mereka bercerai tujuh tahun yang lalu karena sudah merasa tidak cocok. Youngmin dan Hanbyul resmi bercerai saat usia Jiyoon mencapai 16 tahun, dan Jiwoong 21 tahun.

Hanbyul adalah seorang desainer terkenal. Semua rancangannya tidak ada yang gagal. Wanita itu bahkan berhasil menjadi desainer terbaik dalam dua tahun ke belakang. Sering mendapat panggilan untuk membuat sebuah rancangan acara fashion show serta kerjasama dengan beberapa brand tertentu membuatnya tidak bisa hanya berdiam diri dalam satu tempat. Hal inilah yang kemudian memicu pertengkaran rumah tangganya. Karena Youngmin tidak bisa mengimbangi Hanbyul yang seperti seorang bintang di matanya. Ucapan Hanbyul tentang mimpinya terus terngiang, dan menurutnya perpisahan adalah jalan terbaik agar wanita itu semakin bersinar dengan pilihannya.

"Aku akan pulang sebentar lagi." Jiwoong tanpa basa-basi memutus sambungan teleponnya dengan sengaja. Ia mungkin akan mendapat omelan setelah ini. Namun, ia memang benar-benar harus pergi untuk mencegah Hanbyul tahu sesuatu tentang Jiyoon sebelum ia sendiri yang menceritakannya.

Akan tetapi, sepertinya ia kalah cepat dari seorang pria yang terpaku di depan pintu apartemennya, dan hanya memandang ke arah Hanbyul tanpa berkedip. Butuh waktu cukup lama bagi Jiwoong hingga akhirnya bisa menengahi keduanya—ia tahu masing-masing dari mereka sedang perang batin—dan ia tidak akan membiarkan tetangga merasa terganggu dengan konflik keluarganya.

Jiwoong membiarkan dua insan yang sudah cukup lama tidak bertemu itu masuk ke dalam apartemennya, saling duduk berdampingan seperti orang asing yang baru saja bertatap muka, sementara ia pergi ke dapur untuk membuat minuman.

"Sangat jarang mendapat momen seperti ini. Aku benar, bukan?" Katanya setengah menyindir seraya meletakkan nampan berisi dua jus jeruk. "Jadi, ada apa gerangan dua orang tua ini secara bersamaan datang kemari?"

Hanbyul tampak tidak terima. "Sopanlah sedikit!"

Jiwoong mengangkat bahu, dan Youngmin sama sekali tidak berani membuka mulut. Sejak dulu, Hanbyul seolah memiliki peranan penting dalam rumah tangga. Dia lebih banyak memimpin dan memutuskan sesuatu dibanding Youngmin sendiri sang kepala keluarga. Terlahir dari keluarga yang menjunjung tinggi harga diri dan martabat membuat wanita itu terbiasa mendominasi.

"Omong-omong, di mana Jiyoon?" Akhirnya pertanyaan yang Jiwoong takutkan muncul juga. Ia terdiam tidak berani membuka pembicaraan lagi, seolah memberikan kesempatan pada Youngmin untuk menjawab—pelaku yang membuat absennya Jiyoon hari ini.

ORPHAN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang