12. | Pengakuan

20 4 0
                                    

CHAPTER 12.
PENGAKUAN

—○●○—

DI SUATU sore yang cerah, Jay mendatangi Jungwon yang duduk di pinggir danau buatan dekat hutan. Sama seperti Niki, ia juga merupakan penggemar busur. Tadinya, tujuan ke halaman belakang adalah untuk membersihkan anak panah dan busurnya yang sudah lama tidak digunakan. Namun, perhatiannya teralihkan saat melihat Jungwon.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Jay.

Jungwon mendongak, melihat Jay yang berdiri di hadapannya sedikit tertimpa matahari sore. "Tidak ada."

Dua remaja berbeda usia itu hanya terdiam memandang ke arah danau selama beberapa waktu ke depan. Angin sepoi-sepoi sedikit menerbangkan helaian rambut mereka. Jay yang tidak tahan dengan kesunyian yang melanda, ia pun menepuk pundak Jungwon untuk mengalihkan perhatiannya.

"Kau masih memikirkan sleep walking-mu?" Tanyanya.

"Itu terus terngiang-ngiang dalam benakku." Kedua mata Jungwon tampak kosong. "Aku benci ketika aku harus memikirkannya, tapi sama sekali tidak menemukan jawabannya."

Sejak umur 10 tahun, Jungwon sering mengalami sleep walking, tetapi ia hanya berpikir itu merupakan gangguan tidurnya semata. Madam Vera juga berusaha mengobatinya dengan menyalakan lilin aromaterapi untuknya tiap malam. Sampai akhirnya, ia sering memimpikan hal aneh yang membuatnya nyaris tidak bisa tidur selama seminggu. Lilin aromaterapi juga tidak mempan, dan Jungwon merasa tersiksa karenanya.

Setelah lebih dari dua tahun, ia tidak mengalami mimpi dalam tidurnya, dan ia merasa bersyukur karena itu. Namun, belakangan ini ia menjadi sangat khawatir karena kebiasaannya itu kembali. Tidak jelas apa yang mendasari, tetapi Jungwon jelas merasakan sesuatu yang salah.

"Ada sesuatu di hutan itu," kata Jungwon.

"Gadis itu memberitahumu?" Jay berucap. Jungwon sampai mengerutkan dahinya kala mendengar nada tidak suka kala ranah topik mereka mengarah pada Jiyoon.

"Ada apa denganmu?"

"Aku hanya merasa ini salah. Kehadirannya membawa banyak masalah di panti asuhan ini."

"Tapi dia tidak bersalah. Dia juga terjebak di sini."

Jay terdiam. Sudah cukup kemarin ia berdebat dengan Jungwon karena menyuruhnya untuk tidak terlalu dekat dengan Jiyoon, dan tidak ingin mengulanginya lagi.

Ada tiga kubu di antara anak-anak yang tidak Jiyoon ketahui. Jay berada di kubu yang tidak menyukai Jiyoon yang selalu membuat ulah, tetapi Jungwon justru ingin melindungi Jiyoon. Seperti janji Heeseung, bahwa ia akan membantu Jiyoon keluar dari tempat ini secepatnya, Jungwon pun begitu. Hanya saja, untuk mencapai ke tahap itu, perlu baginya untuk mengetahui alasan di balik kebiasaan mimpi sambil berjalannya kembali. Ia percaya mimpi itu membawanya menuju sesuatu, yang kemungkinan adalah sebuah petunjuk membantu Jiyoon keluar dari tempat ini, tetapi mereka bahkan melarang Jungwon mengungkitnya lagi.

Sunghoon dan Sunoo berada di kubu netral karena keduanya merasa tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan Heeseung. Terlalu lelah dengan semua masalah yang datang, mereka hanya bisa memasrahkan diri mengikuti alur. Lalu, sisanya berada di kubu positif yang benar-benar memiliki tekad mengeluarkan Jiyoon dari tempat ini. Terutama Heeseung. Meski terkesan cuek, dia adalah yang pertama kali menginginkan kebebasan Jiyoon.

"Sekaligus menjadi penyebab makhluk itu sekarang bermunculan," timpal Jay.

Jungwon tidak menanggapi. Ia kembali menatap pada tenangnya aliran air danau. "Kau akan menyukainya jika mengenalnya." Jay berdecih, lalu beranjak pergi meninggalkan Jungwon sendiri.

ORPHAN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang