32. | Menghancurkan Kutukan

10 3 0
                                    

CHAPTER 32.
MENGHANCURKAN KUTUKAN

—○●○—

SUNOO tanpa sengaja menemukan sebuah kertas kecil yang diselipkan pada tumpukan buku di atas meja belajar. Ia pun menariknya dan membaca kalimat yang tertera di sana.

Tolong. Kalian harus percaya ini.

Madam Vera bukan orang yang baik. Dia membuat sebuah tempat persembahan dengan tujuan untuk membuat kalian abadi, anak-anak yang tidak dapat tumbuh besar. Orang-orang di luar sana, malam ini akan mengadakan persembahan untuk memenuhi janjinya pada sang iblis, yaitu menyerahkan darah anak manusia suci untuk dikorbankan.

Mereka membaca tulisan itu dengan saksama, kemudian saling memandang ketika menyadari tidak ada keberadaan Jiyoon di sana. Melewati tulisan itu, mereka seolah dapat merasakan ketakutan Jiyoon.

"Di mana Kak Jiyoon sekarang?" Tanya Sunoo.

Belum sempat yang lain menjawab, Jungwon tiba-tiba memekik. Ia menunjuk pada sesuatu di luar sana, tepatnya pada perbatasan hutan. "Lihat! Apa itu? Apa yang sedang mereka lakukan?"

Heeseung berjalan mendekat pada jendela. Ia sedikit memicingkan kedua matanya, berusaha memastikan bahwa penglihatannya tidak salah. Walau sangat jauh, Heeseung bisa saja salah. DI sana terdapat tiang besar yang dikelilingi oleh orang-orang berjubah hitam, dan terdapat seorang lainnya berpakaian putih tengah terikat di tiang tersebut. Perasaannya menjadi tidak enak.

Ia lalu membaca lagi kalimat dalam kertas, sebelum menyadari bahwa ada kertas lain yang ia pegang.

Ada sebuah ruangan yang Madam jadikan tempat persembahan. Aku tidak tahu pastinya di mana. Tapi, aku pikir itu di loteng. Tempatnya sangat tersembunyi. Hati-hati dengan iblis berkepala kambing. Yang harus kalian lakukan adalah hancurkan tempat persembahannya, lalu kabur dari sini. Aku akan menunggu kalian.

Kalian percaya padaku, kan? We can do this!

Sunghoon menghela napas. "Bagaimana ini?" Tanyanya lesu. Ia menatap nanar pada pintu kamar yang terkunci dari luar. Kepalanya dipenuhi berbagai macam kemungkinan terburuknya jika mereka berhasil keluar—bertemu makhluk berkepala kambing salah satunya.

"Ku rasa kita butuh rencana," kata Heeseung.

Jendela adalah satu-satunya jalan pelarian diri mereka. Tidak. Mereka sudah membuang opsi melarikan diri melalui ventilasi karena itu akan semakin mempersulit jalan mereka. Heeseung membagi tugas. Niki, Sunoo dan Jake pergi ke halaman belakang, mengambil peralatan apapun yang setidaknya dapat digunakan untuk melawan makhluk berkepala kambing. Jay dan Sunghoon akan pergi ke tempat Jiyoon berada, mengalihkan perhatian orang-orang berjubah hitam, sedangkan Heeseung dan Jungwon akan pergi ke loteng untuk mencegah ritual.

Satu demi satu kain selimut yang mereka punya, diikatkan satu sama lain hingga panjang, dan sekiranya akan cukup untuk membantu mereka turun ke bawah tanpa harus terjun bebas. Setelah kain-kain itu siap, Heeseung mengikatkan ujungnya pada kaki lemari dengan kuat. Mereka melakukannya dengan sangat hati-hati, tanpa keributan.

"Kau duluan, Sunoo," perintah Heeseung.

Sunoo pertama kali turun. Tidak ada masalah. Ikatannya kuat. Ia pun mendarat dengan selamat. Selanjutnya Jake, diikuti Niki. Begitu ketiganya tiba di bawah, Heeseung segera menyuruh mereka pergi menuju ke halaman belakang tanpa harus menunggu yang lain. Mereka menurut.

Ketiganya berjalan menuju gudang tempat penyimpanan alat-alat berkebun. Niki mengambil garpu taman, sedangkan Jake mengambil sebuah kapak, sedang Sunoo mengambil gunting tanaman.

ORPHAN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang