Selfishness

701 97 25
                                    

"Kak Jean?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Jean?"

Jean menatap Felix sekilas, lalu pandangannya langsung menajam saat menatap sosok Joseph yang tengah berdiri santai di depan Felix. Kakinya melangkah mendekati Joseph dan langsung menarik kerah kaos pemuda itu.

"Apa yang kau lakukan dengan kekasihku?" marah Jean.

"Wow easy, Tuan." Joseph mengangkat kedua tangannya dengan santai.

Felix yang melihat kejadian itu, langsung menarik tubuh Jean dan membuat cengkraman pemuda itu pada Joseph terlepas. Kemudian ia berdiri di depan Joseph untuk melindungi teman barunya itu.

"Apa-apan kau ini, Lix?" tanya Jean dengan intonasi yang tinggi.

"Kakak yang apa-apan? Datang-datang langsung marah-marah tidak jelas seperti itu!" seru Felix.

"Wajar aku marah. Kekasih mana yang tidak marah saat melihat kekasihnya sedang bermesraan dengan orang lain?"

"Siapa yang Kakak maksud sedang bermesraan?"

"Kau dan si brengsek itu! Kau itu masih kekasihku, Lix! Jangan bertingkah gampangan seperti kau tidak punya kekasih!"

Plak!

Jean melebarkan matanya saat merasakan tamparan keras yang dilayangkan oleh Felix pada pipinya. Ini pertama kalinya bagi Jean melihat sisi Felix yang seperti ini. Saat mereka masih baik-baik saja dulu, Felix selalu bertutur kata dan berperilaku dengan lembut. Tidak pernah sekalipun Felix marah padanya, apalagi sampai menggunakan kekerasan seperti ini.

"Lix?" lirih Jean.

"Kenapa? Kakak kaget melihatku seperti ini? Aku selama ini selalu sabar menghadapi Kakak. Semua perlakuan Kakak aku terima dengan pasrah. Tapi kenapa makin kesini Kakak malah semakin keterlaluan?" tanya Felix dengan nada kecewa yang terdengar sangat jelas di telinga Jean.

"Aku hanya cemburu, Lix. Melihatmu sangat dekat dengan pria lain, bahkan sampai menyuapinya makanan tentu saja membuatku cemburu. Wajar bukan?"

"Cemburu Kakak itu sama sekali tidak beralasan. Aku menyuapi Joseph itu karena memintanya mencoba roti baru yang baru saja kami buat bersama. Hanya itu. Lalu bagian mana dari hal itu yang Kakak lihat sebagai 'bermesraan'? Kami bahkan berdiri dengan jarak yang tidak terlalu dekat."

"Tapi kau tidak perlu semarah itu sampai harus menamparku."

"Aku melakukannya karena Kakak sudah keterlaluan. Kakak pikir hatiku tidak sakit saat mendengar Kakak mengatakan kalau aku itu gampangan?"

Jean menghela napasnya. "Maafkan aku, Lix. Aku terbawa emosi tadi. Aku tidak bermaksud seperti itu."

Felix berdecak. "Sudahlah. Lupakan saja. Sekarang aku tanya, mau apa Kakak datang kesini?"

"Apa aku sudah tidak boleh datang menemui kekasihku lagi?"

"Untuk apa? Untuk melihat apa aku sudah hancur atau belum?"

[ HyunLix ] - CerberusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang