Misunderstand

885 99 31
                                    

Brak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brak!

"PETER!"

John langsung masuk ke dalam kamar milik Peter setelah membuka kasar pintu kamar itu. Ia mengedarkan padangannya ke sekeliling kamar. Tidak ada tanda-tanda kehadiran Peter disana.

"Dimana dia?"

John melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar Peter. Disana juga tidak terlihat tanda-tanda keberadaan pemuda itu. Mencoba mencarinya ke dalam walk-in closet pun juga sama.

John menghela napasnya sambil berjalan menuju jendela balkon yang terbuka. Peter memang selalu membuka jendela itu. Katanya, ia senang menikmati angin yang berhembus dari sana. Itu hal aneh menurut John. Di kamar itu kan juga ada pendingin ruangan, buat apa lagi dia mencari angin dari luar?

Berdiri di depan jendela besar itu, John kembali teringat saat dia, Joseph dan juga Peter masih kecil dulu. Ia ingat kalau mereka bertiga memang sering sekali berkumpul di kamar itu, khususnya di balkon kamar Peter. Mereka selalu bermain bersama disana. Dia juga ingat bagaimana dulu ia pernah bermain pernikahan, lalu ia dan Peter jadi pengantinnya dan ia akan menyuruh Joseph yang menjadi pendeta yang menikahkan mereka.

John akui kalau dulu dia memang sangat mengagumi Peter. Ia selalu menganggap Peter seperti pangerannya karena pemuda itu selalu menjaganya. Di setiap kenalakannya, Peter lah yang selalu melindunginya dari bahaya yang mungkin akan terjadi padanya. Joseph, yang notabene nya adalah Kakak nya saja kalah perhatiannya dari Peter. Padahal John akui kalau perhatian Joseph padanya itu sudah sangat besar.

Entah sejak kapan ia jadi memusuhi Peter. Tidak benar-benar memusuhi sebenarnya. John hanya tidak terlalu nyaman ada di dekat Peter. Bukan karena Peter berubah padanya, hanya saja John selalu merasakan sesuatu yang aneh pada hatinya tiap kali ia ada di dekat Peter. John selalu merasa berdebar hanya dengan sentuhan kecil yang Peter berikan. Apalagi semakin hari Peter juga semakin senang menggodanya. John yang punya ego setinggi langit pun akhirnya menepis pikiran kalau dia menyukai Peter. Dia tidak mau kalau dibilang menyukai Peter lebih dulu. Dia maunya Peter yang jatuh cinta padanya dan bertekuk lutut padanya.

John menghela napasnya. Mengingat masa lalu memang tidak semenyenangkan itu baginya. Sebenarnya dia iri pada dirinya yang dulu. Dirinya yang bisa berkata kalau dia menyukai Peter tanpa ragu seperti sekarang.

"Lagian dia juga tidak peka sekali sih. Kalau memang menginginkan aku, seharusnya dia bilang dengan lantang di hadapanku." gerutu John.

John menghela napasnya lagi.

Saat John akan berbalik, sepasang lengan sudah mengunci pergerakan tubuhnya. Sepasang lengan itu membawa tubuh ramping John merapat pada tubuh kekar yang tepat berada di belakangnya. Memeluk pinggang John dengan posesif.

John sedikit tersentak kaget, sebelum sebuah suara dengan nada rendah berbisik di telinganya.

"Apa yang kau lakukan di kamarku? Menyerahkan dirimu padaku?"

[ HyunLix ] - CerberusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang