Claiming

906 104 142
                                    

Felix berjengit kaget saat sepasang lengan melingkari perutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felix berjengit kaget saat sepasang lengan melingkari perutnya. Ia yang tengah berdiri sambil memandangi langit dari jendela kamarnya itu memang sedikit melamum tadi. Makanya dia kaget saat seseorang memeluknya dari belakang.

"Kau sedang apa disini?" tanya Joseph, si pemeluk tadi.

Felix menyandarkan tubuhnya pada tubuh Joseph. "Cuma lihat-lihat pemandangan lampu kota saja kok."

"Tumben sekali. Ada yang sedang kau pikirkan?"

Felix terdiam sebentar. Ia lalu menghela napasnya. "Joseph."

"Ya?"

"Tadi aku bertemu dengan Kak Jean."

Joseph tersenyum. Ia sebenarnya sudah tau hal itu. Sam tadi menceritakan semuanya padanya. John juga menceritakan versi dirinya yang memang kebetulan datang ke pusat perbelanjaan itu bersama Jean tadi. Tapi di depan Felix, ia pura-pura tidak tau apa yang terjadi dan berharap pemuda manis itu sendiri yang menceritakan itu padanya.

"Bertemu dimana?" tanya Joseph.

"Tadi aku dan Sam membawa Kei jalan-jalan ke pusat perbelanjaan di dekat sini. Waktu mau pulang, tiba-tiba dia muncul dan menyapaku."

"Apa dia mengatakan sesuatu yang buruk padamu?"

Felix mengangguk. "Sepertinya dia kecewa padaku karena dengan mudahnya mau diajak pindah ke kota ini olehmu. Padahal dia sudah sering mengajakku pindah kesini sejak dulu."

"Situasinya kan beda. Masa dia tidak menyadari itu?"

Felix menghela napasnya. Ia juga tidak mengerti kenapa Jean belum juga menyadari akar masalah pada tiap perdebatan mereka dulu. Padahal Felix sudah sangat sering mengatakannya secara gamblang. Kalau saja Jean mengajaknya pindah untuk hidup sendiri, terpisah dari keluarga Jean, pasti Felix juga akan setuju dan ikut dengan Jean.

"Kak Jean tidak pernah mau mengerti kalau permasalahan kami itu berasal dari keluarganya. Jadi, tetap saja aku yang salah dimatanya. Kak Jean merasa aku lebih memilihmu daripada dia yang sudah lama kukenal." jelas Felix.

"Antara dia yang bodoh, atau Nyonya Seo yang memang pintar mencari muka. Di depan anaknya, dia pasti selalu berakting menjadi seorang malaikat. Padahal aslinya dia seperti nenek sihir."

Felix terkekeh. "Sepertinya memang begitu."

Joseph menaruh dagunya di pundak Felix. "Apa lagi yang dia katakan padamu?"

"Dia hanya menanyakan dimana aku tinggal, lalu soal kebakaran di tokoku. Tidak banyak yang kami bahas. Aku buru-buru pamit karena malas terus berdebat dengannya."

Joseph terkekeh. "Memangnya kau tidak merindukannya? Aku ingat Nyonya Seo bilang dia sakit karena putus darimu."

Felix mencebik. "Dia terlihat baik-baik saja tadi. Lagipula untuk apa aku merindukannya? Sekarang kan kekasihku itu kau."

[ HyunLix ] - CerberusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang