Lover?

1.1K 119 94
                                        

Felix menatap nanar pemandangan di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felix menatap nanar pemandangan di hadapannya. Saat ini, pemuda manis itu tengah berada di depan puing-puing bangunan toko rotinya. Hari ini ia sudah di ijinkan keluar dari rumah sakit, jadi ia langsung meminta Joseph mengantarkannya kesana. Tempat itu belum di bereskan. Hanya ada garis polisi yang melingkari tempat itu. Masih tersisa sedikit dinding yang menghitam di sana-sini. Bahkan Felix masih melihat sisa-sisa etalase dan perlengkapan tokonya yang tidak habis terbakar sepenuhnya.

Sepasang lengan yang tiba-tiba melingkar di perutnya, membuat Felix yang masih menatap bekas toko rotinya itu sedikit tersentak kaget. Tanpa menoleh pun, ia sudah tau siapa pemilik lengan yang memeluknya dari belakang itu.

"Kau akan makin sedih kalau terus memandanginya seperti itu." ujar Joseph, si pemilik lengan.

Felix menghela napasnya pelan. "Aku ingin mengenang tempat ini dengan baik untuk terakhir kali. Bukankah kita besok akan berangkat ke Seoul?"

Joseph mengangguk. Mereka berdua memang memutuskan untuk pergi ke Seoul besok, setelah mendapat kabar kalau kondisi Kei sudah jauh lebih baik dan diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit. Felix berpikir kalau lebih baik mereka bergegas pindah agar tidak terlalu lama bersedih dan bisa segera mencari pekerjaan untuk melanjutkan hidup mereka.

"Apa kau benar-benar tidak masalah kita pindah ke Seoul?" tanya Joseph, memastikan.

"Tentu tidak." jawab Felix dengan yakin. "Tapi memang ada satu hal yang membuatku sedikit khawatir."

"Apa itu?"

"Kak Jean." lirih Felix. "Dia juga tinggal di Seoul, kan? Aku khawatir akan bertemu dengannya lagi disana."

"Kenapa harus khawatir? Kau dan dia sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi."

Felix mengangguk. "Itu benar. Hanya saja aku mengenal Kak Jean dengan baik. Mungkin saat ini dia masih terlihat diam dan terkesan tidak melakukan apa-apa. Hanya saja aku yakin dia tidak akan semudah itu menerima keputusanku tentang hubungan kami. Aku khawatir jika kami bertemu di sana nanti, dia akan memaksaku untuk datang ke rumahnya."

Joseph meletakkan kepalanya di bahu Felix. "Tidak perlu khawatirkan hal itu. Aku akan menjagamu dengan baik disana nanti. Tidak akan kubiarkan dia menyentuhmu sedikitpun."

"Tapi kau akan kalah dengan kekuasaannya."

"Aku punya kekuatan besar yang tidak bisa kau bayangkan di Seoul."

Felix melepaskan pelukan Joseph, lalu membalikkan tubuhnya untuk menatap pemuda itu. "Kekuatan besar apa maksudmu?"

Joseph tersenyum. "Aku lahir di Seoul. Disana ada banyak orang yang aku kenal. Aku tidak akan bisa menjagamu selama dua puluh empat jam, jadi orang-orang itu akan membantuku untuk menjagamu."

"Tapi tetap saja mereka tidak akan bisa menang kalau melawan uang dan kekuasaan keluarga Kak Jean."

"Kau percaya padaku, kan?"

[ HyunLix ] - CerberusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang