Kisah tiga bocah nakal milik Hyunjin dan Felix. kalau sang Daddy bisa dipanggil Hades, maka mereka menamai diri mereka sendiri sebagai Cerberus. Hewan mitologi yang sering digambarkan dengan bentuk anjing berkepala tiga, yang merupakan penjaga dunia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Siapa katamu yang datang?"
Pria paruh baya yang berprofesi sebagai asisten pribadi dari Chris itu memberikan sebuah tab yang berisikan informasi yang ditanyakan sang Tuan muda. Chris langsung mengambil tab itu dan melihat layarnya yang tengah memutar sebuah video.
"Sial!" rutuk Chris.
"Dia mengambil penerbangan malam dan mengecoh anak buah anda dengan membeli tiket lain di penerbangan sebelumnya." jelas sang asisten.
"Apa kau mendapat informasi tentang apa tujuannya kembali?"
"Tidak, Tuan muda."
Chris berdecak. Kedatangan orang itu kembali pasti bukan tanpa tujuan. Dan ia yakin, orang itu pasti akan menggangu langkahnya kedepannya nanti.
"Apa ada yang mengawasinya saat ini?" tanya Chris.
Sang asisten menghela napasnya pelan. "Dia berhasil lolos, Tuan muda. Kami sedang berusaha menemukannya lagi."
"Dia benar-benar pintar membuat orang sakit kepala."
"Saya yakin dia pasti akan menemui Tuan muda."
"Tentu saja. Apalagi dia tau kalau aku selalu mengawasinya." Chris menghela napasnya. "Cepat cari dimana posisinya. Jangan sampai dia benar-benar lepas dari pengawasan."
"Ba-"
"Kau benar-benar kekasih yang overprotective, ya. Apa kau sebegitu takutnya kehilanganku, Chris?"
Chris dan sang asisten yang perkataannya terpotong tadi langsung menoleh ke arah pintu, dimana asal suara tadi berasal. Mata Chris menajam saat melihat seorang pemuda tengah tersenyum manis sambil menyandarkan tubuhnya pada daun pintu yang tidak sepenuhnya terbuka.
'Ck, sejak kapan dia disana? Bagaimana mungkin kami tidak menyadari saat seseorang membuka pintu ruangan itu?' batin Chris.
"Tinggalkan kami berdua." titah Chris pada sang asisten. "Pastikan Sky tidak dulu mendekati kamar ini."
"Baik, Tuan muda. Saya permisi."
Pemuda manis tadi langsung berjalan mendekati ranjang pasien milik Chris, saat pria paruh baya itu melewati dirinya. Ia mendengar suara pintu yang tertutup saat sudah ada di samping pemuda yang masih menatap tajam dirinya itu.
"Kau bisa sakit juga rupanya." sarkasnya sambil mendudukkan dirinya di tepi ranjang Chris. "Kupikir monster sepertimu itu kebal dengan penyakit."
"Untuk apa kau kembali?" tanya Chris, mengabaikan kalimat sarkas yang pemuda itu lontarkan padanya barusan.
"Aku mendengar kau masuk rumah sakit, makanya aku datang kesini karena mengkhawatirkan mu."
"Omong kosong."
"Apa salah kalau aku khawatir pada kekasihku sendiri?"
"Johan Choi!"
"Hannie." koreksi pemuda manis itu. "Aku tidak suka saat kau memanggilku dengan nama selengkap itu, sayang."