Bagai gulungan ombak besar yang menggulung dan siap menenggelamkanku sekali lagi
Namun berakhir menjadi buih
Belum sempat aku dihantam, namun gelombangnya sudah pecah menghantam karang
Aku masih berdiri di bibir pantai
Kosong
Sejauh mana mataku melempar garis lurus yang membentang luas.
Ternyata rindu dan luka ku terlalu nyata.
Seperti langit yang tak memiliki batas
Rinduku sedalam laut biru yang tak pernah tenang.
Sejauh apapun aku mencoba tenggelam ke dasar palung
Aku hanya akan menemukan diriku berdiri di bibir pantai, dengan dingin sisa ombak yang menyentuh kakiku.
Pada akhirnya, aku tak punya kekuatan untuk ikut ke dalam birunya kesedihanku
Pada akhirnya, aku memilih diriku sendiri
Untuk menahan segalanya
Karena tenangku seirama dengan gemuruhnya
Berkali-kali aku menerima panggilannya,
Berkali-kali aku mengabaikannya,Hanya belum waktunya,
Meski aku terluka, namun belum waktunya aku pulang