Fajar Menyingsing

15 0 0
                                    

Aku menunggu fajar yang menyingsing perlahan dari gelapnya gulita tanpa pelita...

Duduk diam dari panjangnya mimpi yang tak pernah menjadi kenyataan.

Kalau ada yang paling hebat dari rasa rinduku pastilah tangisan penyesalanmu.

Aku menyesap kopi hangatku, dan merasakan angin pagi dengan lembut menyentuh ujung mataku yang kering.

Kalau ada yang paling berat dari mengetahui kebenaran, itu pasti adalah rasa keraguanmu.

Kita tak pernah berdiri di satu sisi,
Selalu ada sisi lainnya yang harus dilengkapi.

Jika kali ini, terowongannya terang,
Mungkin hati kita yang terpaut lapang satu sama lain.

Fase naik turun itu kini telah menjadi gelombang yang konstan.

Siapa yang paling pantas untuk merasakan dinginnya pagi, di awal hari?

Aku menangkupkan perasaanku kepada yang menjadi pemilik sesungguhnya dari keseluruhan cerita.

Yang memiliki hatiku sepenuhnya.
Dari sebagian cahaya yang dimilikiNya.

Tak ada yang lebih gamblang dari langkah-langkah yang terhenti oleh embun pagi.

Selain, kebenaran yang terbuka sekarang, langkah apa yang akan kau terjang?

Sepertinya nyalimu masih saja bersembunyi dengan tak berani kali ini.

Seperti menunggu fajar pagi, aku duduk sambil memandangmu yang terlelap dalam mimpi mu yang menyiksa.

Tidakkah itu menyenangkan tenggelam di dalamnya?

Sederhana (Kumpulan Puisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang