7:49

17 0 0
                                    

Dua waktu berjalan berdampingan,
Beriringan dua masa berbeda.
Bertemu di dini hari menjelang pagi
Disambut dengan hangat di hari Jumat.
Berpisah dengan bodoh di awal minggu.
Tenggelam satu sama lain dengan rasa marah dan penyesalan.
Tapi satu tak berbeda, meninggalkan jejak,
Menyimpan satu sama lain.
Keduanya menahan untuk tidak bergesekan.
Meski, gelombangnya tak pernah putus dari pagi ke pagi.
Satu hari bertemu lagi,
Menuju sore dengan terburu-buru.
Dengan rindu belum tuntas.
Keduanya menahan kembali. Untuk tak tenggelam satu sama lain, dimana lautannya sangat deras arus bawahnya.
Memilih menjalani cerita masing-masing.
Meski hati tak bisa berbohong, di sudut sana. Ada ruang, yang telah melalui enam tahap perpisahan.
Namun tak bisa mengucapkan selamat tinggal.
Selanjutnya, fase yang sepertinya paling berat.
Kedua kotak pandora itu terbuka.
Menyingkap semua, berupaya menggoyangkan kerajaan Langit melalui permohonan.
Keduanya.
Meski terseret dengan menggebu-gebu,
Satu per satu, ego luluh.
Menunggu.
Terbiasa.
Dan keduanya saling tahu.
Dia adalah dini hari ku yang rahasia.
Dia adalah sore hari ku yang penuh tanya.
Dia adalah roti yang tak sengaja berubah menjadi pengakuan.
Dia adalah sesuatu yang tak harusnya ku lewatkan.
Dia adalah penyesalan yang menggeser gengsi ku.
Dia, dalam dua sudut pandang.
Dua yang berproses.
Larut dalam jalan masing-masing.
Meski benang merah yang mengikat keduanya terikat kencang.

Sederhana (Kumpulan Puisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang