Selasa dan Kamis

3 0 0
                                    

Semua bermula dari sore itu, aku menatap matanya yang tersenyum, dengan gigi gingsulnya yang terlihat sedikit,
Aku masih bisa mengingat bagaimana kau mengucapkan namamu dan mengulurkan tanganmu, lalu kau mengucapkan namaku berkali-kali, seolah kau teringat sesuatu...

Selasa dan Kamis aku angkat kaki lelahku, hanya demi mendengar cerita apa lagi yang akan kau sampaikan sore ini,
Hembusan nafasmu disamping telingaku masih terdengar jelas, sambil mengomentari warna jam tanganku hari itu.

Keesokannya, aku tahu, kau mengguku hanya untuk menjahiliku, dengkulmu menyentuhku perlahan, aku duduk disampingmu kelelahan.
Matamu memandangku dengan dalam, yang kau baca bukan wajahku,tapi hatiku..

kita masih sangat muda saat itu,
Aku tumbuh dengan baik membawa namamu selalu, meski hanya aku bawa dalam-dalam.

kita bertemu pada tiap masa, hati kta berdetak satu sama lain, tapi melewatkan rimanya.

Satu masa aku melihatmu, kau menoleh, bisa kah kita terjebak hujan sekali lagi lebih lama?

3 dekade kita berada, beriringan tapi tak diam di tempat yang sama.

bisa kah kau merasakannya? menetaplah kali ini lebih lama dari sebelumnya..kataku dalam hati.

Sederhana (Kumpulan Puisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang