Keduanya

7 0 0
                                    

Dan keduanya berjalan di padang pasir itu dengan mata yang memerah,
Air matanya tak terbendung lagi,
Dengan hati yang berlubang keduanya bertanya, apakah jejak yang mereka tinggalkan perlahan akan tersapu badai?

Dan keduanya berusaha keluar menuju titik cahaya yang dikejar semakin menjauh.
Dengan dingin yang mulai menusuk jemari-jemari tangan...

Dan keduanya berdiam diri di ruangan bersembunyi dari matahari yang akan menghakimi mereka.
Bibit itu tak tumbuh tanpa disiram,
Keduanya layu sebelum sempat mekar..

Yang tersisa hanyalah hembusan angin yang sibuk menyapu daun yang berguguran,
Karena kini kenangannya tak akan jatuh perlahan lagi, melainkan rontok.

Keduanya bertanya, jika kita sama kuatnya, mengapa waktu mempermainkan kita?
Ketika keduanya berhadapan,
Sekali lagi, takdir kejam menghapiri

Ini tenang sebelum badai, atau tenang setelah badai?

Keduanya menyeka air mata yang telah mengering, menimbulkan luka di pipi.

Kereta terakhir telah berangkat,keduanya terperangkap selamanya.

Tanpa saling mendahului, merasakan yang sama sakitnya, berputar-putar di lintasan waktu yang tak usai..

Keduanya, akan menghabiskan semuanya, bersama, dimanapun kehidupan bermula.

Sederhana (Kumpulan Puisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang