Penjelajah

24 1 0
                                    

Di antara lintasan waktu,
Aku sempat terduduk memilah dan memilih galaksi mana yang akan aku tuju.
Tapi aku tak menemukan planet yang pas untukku singgahi kali ini.

Aku berjalan di antara orbit-orbit
Dengan mata yang hampir kering,
Karena tak ada udara di sini.

Aku bisa saja akhirnya tergerus dan menghilang menjadi abu di antariksa.

Tapi kali ini, aku tak membiarkan genggaman-genggaman serpihan meteor itu terlepas dari tangan ku.

Aku mengembara, sejauh ini hanya untuk menemukan di mana kehidupan akar ku.

Tidakkah kamu di dalamnya bersamaku?

Di planet lain, mungkin kita saling sapa.
Tapi di planet satunya, kita tak saling mengenal
Namun, di satu tempat kita sangat tak terpisahkan.

Aku pergi keluar dari lintasan, mengamati semua dari luar,
Tetap saja, akar kehidupan ku memilikimu di dalamnya.

Sebagai penasihat,
Sebagai sahabat,
Sebagai pasangan, katanya.

Tak ku temukan tempat kosong, tanpa takdir terjadi di antara kita.

Tak di Planet ini, tak di Planet itu
Aku dan kamu akan selalu bertemu.

Sebagai transformasi bentuk yang berbeda.

Satu masa aku memandangmu
Satu masa kamu memandangku
Satu masa kita saling adu pandang
Satu masa kita saling melewati
Satu masa kita menyentuh satu sama lain
Satu masa kita saling sapa
Satu masa kita bersama
Satu masa kita berlari
Satu masa kita kelelahan

Hingga akhirnya aku mengetahui benang merah yang pasti.

Di kehidupan ini, atau di kehidupan selanjutnya.
Akar kehidupan kita dimulai dari sini.

Tidakkah ada aku di dalam hidup mu selalu?

Dalam berbagai bentuk pada lini masa waktu.

Sederhana (Kumpulan Puisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang