Ada siang yang ku rindukan, panasnya matahari berganti ketika ku masuk ke dalam mobilmu..
Perjalanan singkat menuju rumahmu.
Sapaan hangat ibumu dan juga komputer dengan layar besar yang membuat ku puas memutar video klip lagu-lagu kesukaanku
Meski jarang makan, perutku tak pernah merasa kelaparan bersamamu. Walau burger dan milo selalu menjadi menu andalan.
Jalan malam menuju rumah ku. Playlist Ipod-mu.
Bintang yang muncul malu-malu di atas balkonku.
Belokan fly over yang membuat ku harus menoleh ke arah mu ketika kau menyetir.
Hujan deras dini hari, jaket jeans yang lusuh milikku.. tak pernah ada dandanan terbaik ketika ku bertemu mu. Namun, sepatu Converse high top ku berbicara soal gugupnya hari-hari ketika ku duduk dan mengikat tali sepatu di teras rumah mu.
Tembok berisi harapan, papan tulis yang ku harap menjadi pesan tersembunyi perasaan ku terhadapmu.
Setiap terik jalanan Radio Dalam.
Setiap Malam perjalanan jauh lintas kota, serta soda restoran cepat saji.
Kacamata berembun mu..
Kacamata berembun ku...
Handuk kecil yang tertinggal di kamarmu.
Kaos band yang wangi.
Air putih dingin rumah mu.
Kamar dengan koneksi internet cepat, serta pendingin ruangan yg selalu membuat alergi ku kambuh.
Wangi sprei kasur single.
Deretan parka dan mantel dingin.
Kotak sepatu rapih.
Sofa dan dentingan gitar yang tak terlalu lancar.
Bagaimana semua teringat jelas?
Kertas tugas, suara printer. CPU komputer lintas rumah.
HDMI ketinggalan?
Jarak Jakarta dan pinggiran.
Dan tatapan mata yang tak pernah kau berikan selain padaku.
Omelan, kalimat candaan, rasa jijik malu-malu kucing.
Tenda nasi goreng.
Es krim oreo.
Baju polo.
Miniatur sepeda motor kayu.
Buku..
Dan kau meninggalkan ku dalam pusaran waktu.
Berubah..
Menepis..
Namun tak terkikis.
Menyapa lewat mimpi.
Semoga sehat selalu dan bahagia, sampai jumpa di kehidupan yang lain, dengan takdir yang lebih ramah kepada kita, kepada semesta...
