"malam mba, mas. Ini pesanannya" ucap salah satu pelayan restoran kepada dua orang yang sedang ada di salah satu meja.
"Terimakasih ya"
Pelayan itu kemudian membalas dengan mengangguk tersenyum, dan pamit dari meja itu.
"Jadi, lu baru sampai hari ini disini?" ujar gadis itu kepada lawan bicaranya.
Gadis yang memakai baju casual warna putih dan berpadu abu abu, benar benar memberikan kesan elegan di malam itu.
"Iya, gue baru sampe pagi tadi" balas laki laki itu sembari menyeruput espresso pesanannya yang ada di atas meja.
Mendengar jawaban itu, lantas gadis yang ada didepannya itu mengangguk paham.
"Jadi, apa masalah lu, yang mau lu omongin, dan apa tugas gue, Na?" tanya laki laki dengan setelan jas itu.
Ya, gadis itu Nala, yang sedang berada di salah satu caffe, dan berbicara dengan seorang laki laki sebayanya.
Bak meja VVIP, meja mereka terlampau cukup jauh dari pengunjung lain sehingga mereka tidak akan mendengar kebisingan.
Mereka bisa leluasa untuk berdiskusi, terutama Nala yang memang type orang yang kurang menyukai keramaian.
Nala kemudian menghela nafas dan menyodorkan sebuah tablet, ke arah lawan bicaranya itu.
"Ini?" ujar laki laki itu sambil menatap fokus tablet Nala.
Gadis itu pun hanya mengangguk sebagai balasan.
✦ ✦ ✦
Cuaca terlihat panas sekali, dan sekarang jam istirahat tengah berlangsung.
Nala dan Karin lebih memilih duduk di bangku taman, yang ada di arah depan perpustakaan.
Ya, disana cukup mendung, lumayan untuk bersantai sementara jam istirahat.
"Rin, keknya gue beneran suka dah sama si guru PPL itu"
"ANJIR" balas Karin sembari tersedak setelah mendengar ucapan Nala.
"Serius lu?" tanya Karin lagi, dengan semangkuk cireng yang masih ada di tangannya.
Nala hanya mengangguk sebagai respon atas pertanyaan itu.
Spontan Karin langsung menyuapi Nala, sebuah cireng paling besar.
Bukan menyuapi, lebih ke menyumpal mulut Nala agar penuh cireng.
"Rasain lu, dah gue bilang kan kemarin, pasti lu suka sama si guru PPL itu, makan noh omongan lu sendiri" ujar Karin puas menyumpali mulut Nala dengan cireng.
Nala kemudian sedikit tersedak, sambil tersenyum sembari mengunyah cireng yang Karin masukkan ke dalam mulut gadis itu.
"Ya kan gue mana tau, kalo bakal beneran suka" ucap Nala setelah cireng yang ada di dalam mulutnya habis terkunyah.
Karin kemudian mengangguk setuju atas perkataan Nala, mungkin memang benar, dia sebelumnya tidak pernah punya perasaan lebih, namun dikarenakan bertemu dan melihat tiap hari, ada beberapa yang muncul di dalam hati temannya itu.
"Jadi, sejak kapan lu sadar, kalo lu suka sama guru PPL itu?" tanya Karin.
"Kemarin, keknya"
"Jadi, lu mau berbuat apaan Na, tentang perasaan lu ini, confess?" tanya Karin kepada Nala.
Karna dia tahu, bahwa Nala bukanlah orang yang akan mencintai dalam diam. Gadis satu itu termasuk 'cewe gila' yang akan mencintai secara ugal ugalan.
"Fotbar" ujar Nala sebagai jawaban atas pertanyaan Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perasaan Nala [END]
Teen FictionMengisahkan tentang murid kelas 10, yang menyukai guru PPL nya. ✦ ✦ ✦ ❝ terkadang labirin luka itu harus kau tinggalkan, apakah tidak tertarik dengan rasa sembuh yang menunggu di depan? ❞ Perihal rasa yang kita punya, tak pernah ada yang bisa menge...