- 53

80 46 7
                                    

Nala kemudian menghampiri wanita itu.

Bu Chintya yang kini menyadari kehadiran Nala yang berdiri di depannya spontan tersenyum.

"Kenapa Na? Sudah kamu memberikan gift dengan pak Elzan kemarin,?" tanya bu Chintya yang nampaknya masih mengingat Nala dan semua ceritanya.

"Iya bu, sudah tempo hari" balas Nala.

"Oh ya? Terus apa kata pak Elzan?" tanya bu Chintya sembari memperbaiki kacamatanya.

"Katanya terimakasih"

Ucap Nala, yang kemudian mengundang tawa dari dua pembicara itu.

"Oh iya Bu, Nala mau ngucapin makasih, karna udah ngajar Nala, dan juga makasih udah dengerin cerita Nala waktu itu" ujar Nala dengan tulus mengucapkan terimakasih nya. Hal itu terlihat dari ujung mata Nala yang nampak berkaca kaca.

"Iya Na, sama sama" ucap bu Chintya sembari mengusap sedikit punggung Nala seolah mencoba menenangkan air mata Nala yang hampir jatuh itu.

"Bu tau ga?, Kemarin Nala fotbar dengan pak Elzan, lalu Nala post, di repost dong oleh dia. Tapi ga sampe 10 jam udah dihapus." ucap Nala dengan suara yang bergetar jika harus mengingat hal itu lagi.

Sementara bu Chintya mencoba menenangkan Nala disana.

"Gapapa Na, yang penting kan udah di post sama pak Elzan"

Ntah kenapa, suara lembut itu benar benar bisa menenangkan pikiran Nala, yang sedari malam tadi merasa sakit hati dengan Elzan, kini bisa perlahan lahan menerima kejadian itu.

Nala kemudian menjadi tenang dan kembali mengusap air matanya, yang nampak hampir jatuh tadi.

"Iya Bu, makasih ya" ucap Nala yang mendapat anggukan dari Bu Chintya.

Ya, ucapan itu menjadi ucapan perpisahan dari Nala kepada Bu Chintya.

Karna setelah mengucapkan itu, Nala kemudian beranjak dari sana untuk segera pulang.

Saat Nala ingin beranjak dari depan ruang guru itu, dia malah melihat Bu Henny yang juga nampak berdiri di depan sana.

Alhasil Nala juga meluangkan waktunya sedikit untuk mengucapkan banyak terimakasih juga kepada Bu Henny yang telah mengajarnya.

Saat Nala sedang berbicara dengan bu Henny, disana Nala bisa melihat Elzan yang nampak memandang Nala yang sedang mengobrol dengan bu Henny.

Bahkan Karin juga melihat hal itu, saat Elzan nampak memperhatikan Nala yang sedang mengobrol sembari tersenyum.

Laki laki itu juga ikut menerbitkan senyuman nya saat melihat Nala mengobrol dengan bu Henny.

Seusai Nala mengobrol dengan bu Henny, gadis itu kemudian melewati Elzan untuk menghampiri kak Ivan dan mengucapkan terimakasih juga.

Elzan yang merasa dirinya dilewati saja, hanya bisa memandang Nala dengan tetap tersenyum.

Karin yang melihat hal itu juga ikut prihatin terhadap Elzan yang mungkin berharap Nala juga menyapa nya untuk terakhir kali, namun Nala tidak melakukan hal itu.

Sesuai mengobrol dengan kak Ivan, gadis itu langsung pergi menuju ke arah koridor utama dan langsung pulang.

Karin melihat kejadian itu, tidak bisa menghentikan Nala saat itu, dia hanya bisa memandang punggung Nala yang menjauh sama seperti Elzan yang tetap di tempatnya hingga punggung Nala tak terlihat lagi dari sana.

Barulah, setelah itu, Elzan masuk ke ruang guru untuk bersiap atas acara perpisahan guru PPL itu.

Na, gue tau lu sakit hati, tapi ini salah. - ucap Karin membatin.

✦ ✦ ✦

Sejak hari perpisahan itu, Nala selalu merindukan Elzan, tapi dia tidak ada kesempatan lagi untuk bertemu dengan Elzan setelah hari perpisahan itu.

Tak hanya rindu, Nala juga merasa menyesal atas perlakukan terakhirnya pada hari perpisahan.

Ya, kini Nala mengetahui reaksi Elzan di hari perpisahan itu setelah Karin menceritakannya.

Ada banyak hal yang tak bisa Nala sampaikan pada hari terakhir itu, juga permintaan terimakasih yang seharusnya dia ucapkan pada Elzan.

Jika ada kesempatan lagi, Nala rasanya sangat ingin sekali mengucapkan terimakasih yang tak tersampaikan, sekaligus maaf kepada Elzan.

Namun hingga saat ini, mereka tak bertemu lagi di sudut dunia manapun.

Nala hanya berharap, nanti akan ada kesempatan lain, meskipun beberapa tahun mendatang.

Sejak saat itu, Nala masih menyimpan rasanya yang tak sedikit pun berkurang untuk Elzan.

Sejak hari perpisahan itu juga, Nala sering kali merasa teringat ingat beberapa kejadian antara dirinya dan Elzan. Apalagi jika Nala memandang beberapa sudut sekolah yang biasanya ada Elzan disana.

Nala benar benar tenggelam pada rasanya hingga saat ini.

Dan sekarang, semua rasanya itu dia tuangkan kepada satu buku, dimana Nala ingin mengabadikan Elzan disana.

Judul buku itu Nala tulis dengan kata "perasaan Nala". Dan kini, buku itu tersimpan rapih di kamar Nala, beserta semua rasa yang masih dia miliki untuk Elzan.

✦ ✦ ✦

Perasaan Nala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang