Pagi ini adalah pagi yang baru pagi Nala, ya cuaca hari itu cukup baik, tidak terlalu panas ataupun hujan.
Mendung yang indah di hari Sabtu.
Ya, begitulah kira kira isi batin Nala sambil mengucapkan quotes barunya pagi ini.
Dihari itu Nala tampak sangat bahagia, ntah apa yang membuat gadis itu begitu bahagia. Hanya dia yang tahu. Namun satu yang pasti, bahwa hari itu adalah hari terakhir proses p5 dilaksanakan, Senin nanti mereka sudah masuk di tahap presentasi saja.
Mungkin itu yang membuat Nala sedikit merasa bahagia terlepas dari apapun yang terjadi kemarin kemarin.
Tepat pada pukul 10 pagi, kelompok mereka berhasil menyelesaikan semua barang barang yang harus dihasilkan.
Itu artinya kelompok mereka boleh beristirahat sampai jam pulang tiba.
Masih ada waktu sekitar 2 jam lebih 30 menit lagi, dan semua anggota kelompok nampak memakai waktu itu dengan baik.
Ada yang pergi ke kantin untuk self reward karna sudah menyelesaikan projects ini dengan baik, ada juga yang memanfaatkan waktu itu dengan mengobrol, seperti yang Nala lakukan sekarang.
Nala, syakilla, Nayla dan juga Rahma kini duduk berdekatan secara melingkar, tak lain untuk mendengarkan gosip terbaru dari Karin.
Ntah sudah beberapa topik yang mereka bahas di waktu luang itu, gosip demi gosip sudah dibahas hingga ke akar akarnya oleh seorang Karin.
Saat bahan gosip sudah habis, mereka kini merasa bosan untuk mengobrol perihal apa lagi, sementara jam pulang masih 45 menit, waktu yang lumayan panjang.
"Eh, lu pada mau ga nemenin gue ke perpustakaan aja? Gue mau minjem novel, nanti bantuin cariin aja rekomendasi novel apa yang harus gue pinjem" ujar Nala memecahkan keheningan itu.
Empat gadis yang berada disana spontan mengangguk setuju dengan ucapan Nala. Ya, daripada mereka harus dikelas dan bingung untuk melakukan apa. Lebih baik mereka mengikuti Nala ke perpustakaan, tidak ada salahnya menghilangkan gabut dengan melihat lihat gedung itu beserta buku buku yang menghiasinya.
Alhasil mereka ber- lima kompak untuk pergi ke perpustakaan bersama sama.
Cukup ramai ya,
Saat mereka sampai di gedung itu, spontan semua guru PPL yang sedang duduk di meja perpustakaan memandang ke arah pintu.
Bukan hanya karna mereka yang jumlahnya cukup banyak, namun juga karna perpustakaan yang sekarang nampak lumayan sepi, jadi tentu saja siapapun yang masuk ke perpustakaan akan menari perhatian orang orang yang ada di dalam sana.
Semuanya masuk terlebih dahulu, sementara Nala memang menunggu untuk masuk terakhir saja.
Saat semuanya sudah masuk, Nala kemudian berdiri di ambang pintu sembari melepaskan sepatunya hanya dengan kaki.
Saat gadis itu melepaskan sepatu, disana tatapannya bertemu dengan tatapan miss Nindya yang kini menatapnya.
Ntahlah ekspresi wanita itu sulit untuk dijabarkan sekarang.
Sementara Nala hanya balas memandang miss Nindya dengan eskpresi yang tak berubah, tidak menjadi sinis ataupun tersenyum.
Ya, hanya biasa saja.
Sejujurnya Nala tidak sengaja melihat ke arah meja itu, awalnya dia ingin melihat Elzan, namun nampaknya laki laki tak ada duduk bersama guru PPL yang lain.
Karna hal itulah, pandangan Nala malah bertemu dengan pandangan miss Nindya,
Sungguh diluar prediksi.
Selesai akan aktivitas nya melepas sepatu. Nala kini masuk kemudian menyusul ke arah rak sebelah kanan, dimana teman teman sekelasnya sudah memencar mencari novel novel dan buku buku yang sekiranya cukup menarik untuk mereka baca.
Nala kemudian berjalan ke arah sana, dan dia melihat seseorang yang duduk di ujung rak itu.
Elzan !
Mengapa laki laki itu harus duduk disana? Bukannya laki laki itu biasanya duduk di meja bersama guru PPL yang lain, mengapa hari ini tiba tiba seorang Elzan duduk di kursi yang ada di ujung rak buku.
Nala yang awalnya ingin menghampiri Karin dan syakilla yang sedang memilih milih buku yang ada di rak itu, spontan mengurungkan niatnya.
Gadis itu tidak jadi menghampiri Karin dan juga syakilla.
Nala lebih memilih untuk pergi ke arah rak sebelah saja, tempat dimana Nayla dan Rahma melihat lihat Novel juga.
Ya, hanya karna menghindari Elzan. Nala sanggup untuk pergi ke rak lain saja, walaupun mungkin Elzan bisa saja sudah menyadari kehadiran Nala dari tadi. Namun, setidaknya dari rak yang lain, gadis itu tidak perlu berdiri se lurusan dengan kursi Elzan.
Mereka kemudian sibuk dengan rak masing masing, memilih milih novel untuk dipinjam.
Ditengah kesunyian itu, Nala bisa melihat dari ujung matanya, ada murid kelas lain yang memang sengaja mencari buku buku pelajaran yang terletak tepat di dekat Elzan, ya begitu dekat dengan Elzan.
"Kalo ini pak, cocok ga untuk pelajaran bahasa Indonesia?" tanya wanita itu sembari memberikan sebuah buku cetak kepada Elzan.
Samar samar Nala bisa mendengar Elzan yang menjawab "iya, itu masuk dengan materi yang sedang dipelajari".
Spontan murid kelas lain itu langsung tersenyum, mengucapkan terimakasih, lalu nampaknya membawa buku cetak itu ke meja penjaga perpustakaan untuk konfirmasi peminjaman.
Jujur saja melihat kejadian itu, Nala ikut menjadi sedikit kesal. Ntah kenapa, padahal mungkin itu memang salah satu murid Elzan yang terdapat di kelas lain, dan jika dipikir-pikir wanita itu juga meminjam buku bahasa Indonesia, yang memang adalah bidangnya Elzan.
"Eh Na, keknya novel ini bagus deh buat lu baca" ucap Rahma sembari membawa satu novel.
Nala kemudian mengambil novel yang diberikan oleh Rahma, kemudian mengangguk.
Nayla yang mendengar hal itu spontan juga memberikan satu novel yang dia pilih sejak tadi "gue juga Nemu satu novel yang keknya bagus, lu pilih aja Na yang lu mau yang mana" ujar Nayla sembari memberikan novelnya.
Ya, kedua novel itu sama sama ber-genre romance. Bagi Nala kedua novel itu tak jauh beda, mungkin hanya ada beberapa perbedaan dari gaya bahasa, tokoh, dan juga alur.
Syakilla dan Karin, kini ikut menghampiri Nala.
"Udah Na?, Sok atuh di pilih novelnya" ucap syakilla yang melihat Nala sudah disodorkan dua novel oleh Nayla dan Rahma.
"Yaudahlah gue pinjem yang ini aja" ujar Nala sembari mengambil novel yang dia pilih di tangan kanan, dan yang dia tolak di tangan kiri.
Gadis itu kemudian mulai berjalan ke meja konfirmasi sembari membawa 2 novel itu, meskipun yang dipinjam hanya satu nantinya.
Teman temannya kemudian mengangguk setuju dan mulai mengikuti Nala yang berjalan.
Syakilla, Nayla, juga Rahma nampak langsung menuju ke arah pintu luar, memilih untuk menunggu diluar saja sembari mengobrol.
Hanya ada Karin yang menunggu di belakang Nala. Dimeja konfirmasi yang memang selurusan dengan kursinya Elzan, tentu saja membuat Elzan menyadari keberadaan Nala disana.
Sialan, gue dari tadi ngehindari dia dengan beralih ke Rak lain, malah tetap berdiri disini karna dia duduk di dekat meja konfirmasi. - ucap Nala membatin.
Dan kini Nala hanya terdiam sembari menoleh ke arah Karin.
Masalahnya sekarang adalah, bapak petugas perpustakaan itu sedang mengobrol dengan Elzan dan tidak menyadari keberadaan Nala disana yang ingin meminjam buku.
Nala yang masih menoleh ke arah Karin berharap bahwa Karin akan memanggil bapak penjaga perpustakaan itu.
"Ayo Na, tunggu apalagi, panggil aja" ucap Karin sembari berlalu dari sana, dan ikut berkumpul dengan rombongannya yang menunggu di luar.
✦ ✦ ✦
KAMU SEDANG MEMBACA
Perasaan Nala [END]
Teen FictionMengisahkan tentang murid kelas 10, yang menyukai guru PPL nya. ✦ ✦ ✦ ❝ terkadang labirin luka itu harus kau tinggalkan, apakah tidak tertarik dengan rasa sembuh yang menunggu di depan? ❞ Perihal rasa yang kita punya, tak pernah ada yang bisa menge...