- 46

43 36 0
                                    

Besok adalah hari penting bagi Nala, dan kini Nala baru selesai menulis suratnya untuk Elzan.

Kak Elzannn,
makasih yaa, kemarin udah ngizinin aku fotbar hehehe, walaupun kita belum kenal sama sekali nih sebelumnya. Dan yaa, ini special gift untuk kakak,  walaupun cuma bisa ngasih segini, diterima ya kak.

Perihal fotbar kemarin / ada hal lain yang buat Kakak mungkin sekiranya ngerasa risih ada di dekat aku. Aku minta maaf. Oh ya, semangat kuliahnyaaa, semoga lancar sampai kelulusan nanti.

Last, makasihh untuk kenangannya,
Happy to have meet you,
And see you later.

Ucap Nala membatin, membaca ulang tulisan yang ada di surat yang dia tulis untuk Elzan.

Gadis itu kemudian melipat surat tersebut lalu menaruhnya pada bagian paling atas dalam paper bag itu.

Nala kemudian terpikir satu hal, perihal bagian atas paper bag yang harus di staples agar tidak bisa dibuka begitu saja. 

Awalnya Nala berniat untuk mengambil Staples yang ada di meja kantor ayahnya di lantai bawah. Namun Nala mengurungkan niatnya itu karna hari sudah malam.

Alhasil Nala mengirim pesan kepada teman sekelasnya yang memang sering membawa Staples.

Nala mengingatkan agar jangan lupa membawa Staples besok, karna ada hal penting yang harus Nala Staples.

Temannya kemudian mengiyakan pesan Nala. Ya, gadis itu hanya berharap bahwa temannya benar benar tidak lupa besok, karna jika sampai temannya satu itu lupa membawa Staples, maka sama saja seperti menghambat Nala pada langkah terakhir.

Sudahlah daripada memikirkan Staples, Nala lebih baik mengirimkan pesan kepada teman temannya yang lain untuk meminta doa agar besok semuanya berjalan lancar.

Nala mulai menggulir beranda WhatsApp nya itu, lalu mulai mengirimkan pesan satu persatu kepada teman teman dekatnya, hanya untuk memeroleh doa doa dari mereka,

Ya, siapa tau salah satu dari mereka, ada yang lebih dekat dengan Tuhan - harap Nala dalam batinnya.

✦ ✦ ✦

Pagi Senin kemudian tiba, bagian tak terprediksi adalah ketika pagi itu tiba tiba saja hujan deras.

Bagaimana Nala akan membawa kadonya sekarang? Sementara mobil sudah dibawa oleh ayah dan ibunya keluar kota saat subuh tadi. Dan kini sudah jam 6.30, tepat 30 menit sebelum bel.

Nala kemudian duduk di kursi ruang tamu sambil memegang kunci motornya, berharap hujan itu sedikit Reda.

10 menit berlalu, dan hujan itu tiba tiba saja berhenti, spontan Nala langsung membawa paper bag itu, mengingat dia hanya punya waktu 20 menit lagi sebelum bel berbunyi.

Spontan Nala langsung menancapkan gasnya, dengan kecepatan tinggi dia melaju menuju sekolah dengan kondisi jalan yang licin.

Ya, itu sangat berbahaya sebenarnya, tapi tidak ada cara lain lagi bagi Nala.

Tepat saat di tengah tengah jalan, tiba tiba saja hujan yang tadinya sudah berhenti kini turun menderas lagi, sementara Nala tidak bisa berhenti begitu saja sekarang.

Gadis itu langsung mengambil paper bag nya lalu menaruh paper bag itu di dalam setelan almamaternya hari itu, agar tidak terkena air hujan.

Kini Nala harus menyetir dengan satu tangan, karna tangan kirinya memeluk paper bag untuk Elzan.

Nala tetap menjaganya agar tidak rusak, gadis itu juga menambah kecepatan motornya agar segera sampai ke sekolah.

Dengan menerobos hujan, gadis itu perlahan berhasil mencapai sekolah.

Spontan Nala langsung memakirkan motornya di parkiran sekolah. Lalu membawa paper bag yang tak berhenti di peluk dalam setelan almamaternya itu, agar tidak basah.

Nala juga membawa barang barang lain, namun dia tidak peduli akan hal itu. Yang terpenting baginya sekarang adalah, kado untuk Elzan tidak kenapa napa.

Gadis itu langsung berlari ke arah kelasnya, sudah ada lumayan banyak murid disana, ya maklum karna hujan jadi tidak terlalu ramai seperti hari hari biasanya.

Sesampainya Nala disana, gadis itu langsung menghampiri bangkunya lalu, menaruh paper bag itu di atas meja nya, dan menaruh beberapa barang lain yang dia bawa ke dalam loker mejanya.

Kondisi Nala sangat miris saat ini, dengan almamater yang basah kuyup dan juga jilbab yang sudah tidak karuan, sungguh benar benar sebuah perjuangan membawa kado itu untuk Elzan.

Nala kemudian mulai melepaskan almamater nya yang basah, seolah membiarkan saja almet itu tergantung dikursi hingga kering sendiri, karna nampaknya upacara tidak akan dilangsungkan hari ini.

Lalu bagaimana Nala akan memberikan kadonya? Karna seperti rencananya kemarin, dia akan memberikan setelah jam upacara, namun siapa yang bisa memprediksi bahwa pagi itu hujan turun dengan deras sehingga rencana Nala tidak bisa berjalan semulus itu.

Mau tidak mau, Nala harus mengundurkan rencananya hingga jam istirahat pertama nanti.

Sungguh menjadi cobaan yang berat bagi seorang Nala.

Ah iya, gadis itu harus mencari Berlya sekarang, untuk meminjam Staples guna melengkapi kadonya.

Setelah menemui Berlya, siapa sangka bahwa gadis itu ternyata lupa membawa Staples hari ini.

Masalah Staples menjadi masalah kedua sekarang. Yang membuat Nala bolak balik keliling kelas untuk mencari siswa lain yang membawa Staples. Untungnya keberuntungan Nala masih ada untuk tahun itu, sehingga dia menemukan siswa lain yang membawa Staples hari senin, alhasil Nala berhasil meng-staples kadonya.

Ya, masalah memberikan kado? Nala rasa itu bukanlah masalah besar, gadis itu bisa memberikan kado saat jam istirahat pertama saja.

Tak lama setelah kelakukan Nala mencari Staples, kini pelajaran pertama pada hari itu mulai berlangsung dan diawali dengan presentasi.

Nala hanya mengikuti presentasi itu dengan sekadarnya saja, karna yang dia pikirkan sekarang adalah 'semoga Elzan ada saat jam istirahat pertama nanti.' itu saja.

Waktu berlalu, dan kini bel telah berbunyi menandakan jam istirahat pertama sudah dimulai.

Nala kemudian langsung membawa paper bag nya itu, mencari Elzan ke gedung perpustakaan. Ya, diikuti dengan Karin tentunya.

Saat Nala sampai disana, nampak tidak ada sedikit pun tanda tanda Elzan ada di gedung perpustakaan itu.

Nala sempat merasa pesimis bahwa Elzan tidak ada di sekolah, namun saat gadis itu mengecek ke arah parkiran, motor Elzan ada disana, itu artinya bahwa Elzan masih ada di sekitar sekolah itu.

Nala dan Karin memutuskan untuk menunggu sebentar lagi, siapa tahu bahwa Elzan memang belum keluar dari kelas yang sedang dia ajar sekarang.

Tiga menit berlalu, Elzan tak kunjung datang, dan Nala tak bisa menunggu lebih lama lagi.

Gadis itu kemudian mengajak Karin untuk mencari Elzan ke seluruh pelosok sekolah ini.

Namun mereka sama sekali tidak menemukan Elzan di setiap meja piket, Nala sudah hampir pasrah berdiri di tengah lapangan sembari mengedarkan pandangannya. Begitu juga Karin.

Dan saat pandangan mereka berdua tertuju kepada salah satu pintu kelas.

"NAHH" ujar Karin dan Nala kompak.

✦ ✦ ✦

Perasaan Nala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang