- 14

49 33 0
                                    

"lihat kebelakang" ucap Nala.

Mendengar hal itu, Karin spontan menoleh kebelakang.

Di belakang mereka kini, ada crush Karin, seorang teman dari kakak kelas yang pernah dia tabrak beberapa hari lalu.

Kini dia tepat dibelakang Karin, karna ingin berjalan ke kelasnya juga.

Tubuh mereka menjadi sangat dekat disana karna kerumunan murid murid lain yang juga berdempetan karna ingin ke kelas mereka masing masing.

Tentu saja Karin menjadi sangat senang dan bahagia. Gadis itu merasa sangat gugup, karna crush nya kini berada tepat dibelakangnya.

Bahkan jika Karin mundur sedikit saja, pasti Karin langsung mengenai dada laki laki itu.

Berada di posisi Karin memanglah tidak mudah, bagi semua wanita yang mempunyai crush.

Jika tadi, Nala yang mencekat lengan Karin, kini malah Karin yang mencekat lengan Nala karna menahan salting, berada sangat dekat dengan crushnya.

Laki laki itu, memang cukup tinggi, lebih tinggi dari Karin. Sehingga jika Karin menoleh untuk mencuri curi pandang, laki laki itu tidak akan menyadarinya, karna tatapannya terus fokus kedepan.

Tentu saja hal itu dimanfaatkan oleh Karin, untuk melihat crush nya ini sekali lagi.

Karin memberanikan diri untuk menoleh kebelakang sekali lagi. Gadis itu sedikit mendongakkan kepalanya, agar bisa melihat jelas wajah crush nya itu.

Kapan lagi kan, bisa liat kakel satu ini dari dekat? - ucap batin Karin.

Sadar akan mereka yang kini masih ditengah keramaian, Karin akhirnya mengusaikan tatapannya, karna tak mungkin dia berlama lama menatap wajah laki laki itu.

Alhasil Karin kembali membuat posisi kepalanya normal, dengan kembali fokus menghadap depan.

Tentunya, dengan tingkah yang senyum senyum sendiri.

Sementara Nala, hanya bisa menghela nafas pasrah melihat kelakuan teman sebangkunya itu.

✦ ✦ ✦

"Ayo, kita mulai sekali lagi" ucap Nala yang sedang memberi instruksi kepada kelompoknya.

Setelah mendengar intruksi Nala, kini mereka kembali berlatih dengan alat musik masing masing sesuai dengan not yang sudah mereka hafalkan.

Hingga, mereka kini sampai pada akhir lagu.

Mereka selesai akan lagu ini, dan berjalan dengan baik.

"Ya, semoga aja pas praktek nanti. Tetep kek gini" ujar Nala yang mendapat anggukan dari teman temannya, termasuk Karin.

Ya, kini jam istirahat kedua sedang berlangsung, dan seperti yang Nala katakan kemarin, dia akan mengajak kelompoknya untuk berlatih bersama saja, daripada menggunakan jam ini untuk fotbar.

Dan kini, latihan mereka sudah berjalan lancar, semuanya melakukan bagian masing masing dengan baik.

Nala hanya bisa berharap, jika saat praktek nanti juga akan lancar seperti latihan.

Waktu kemudian berlalu, sehingga jam istirahat kedua kini telah berakhir, itu artinya mereka semakin dekat dengan ujian harian praktek musik.

Dan benar saja, tak lama setelah bel berbunyi, pak Dika masuk dengan piano nya, yang akan digunakan untuk mengiri pianika kecil, dan juga gendang yang akan dimainkan oleh murid muridnya nanti.

Pak Dika kemudian memberikan instruksi kepada murid muridnya itu  "baiklah, hari ini kita akan melaksanakan praktek musik sesuai kelompok yang sudah saya bagikan 2 Minggu lalu. Perlu kalian ketahui, bahwa disini kalian hanya punya 3 kesempatan, jadi apabila kalian terus melakukan kesalahan dalam bermain musik selama 3 kali, maka kesempatan kalian habis, dan wajib mengulang Minggu depan" ujar pak Dika menjelaskan sembari menyetel kabel kabel piano nya.

"Baik pak" balas murid murid itu dengan kompak.

Selesai akan menyetel piano, kini pak Dika mulai duduk dan memencet beberapa not untuk mengetes pianonya.

Kemudian wali kelas itu mulai memanggil kelompok pertama untuk langsung saja memulai praktek.

Kelompok pertama, yang tak lain adalah kelompok Nala.

"Ayo, silahkan kelompok 1" ucap pak Dika.

Setiap anggota kelompok itu pun berdiri dan membawa alat musik mereka masing masing ke hadapan pak Dika.

Mereka berjajar, dan berbaris rapih.

"Silahkan dimulai"

Kelompok pertama pun memulai lagu mereka. Semuanya berusaha yang terbaik dengan bagian mereka masing masing. Sehingga, lagu itu terdengar sangat harmonis.

Namun sayang sekali, karna ketukan gendang yang salah, alhasil kelompok pertama harus menghentikan lagu mereka, padahal sudah mencapai bagian reff.

Hal itu tentunya membuat Nala sedikit kesal, karna mereka sudah melakukan yang terbaik sejauh ini, dan harus mengulang dari awal lagu, hanya karna salah ketukan si pemain gendang.

Tapi apa boleh buat, toh mereka masih punya dua kesempatan lagi.

Mereka sudah melakukannya sebaik mungkin, namun ada saja kesalahan dari beberapa anggota.

Ntah ada yang salah menekan not, ataupun salah bagian.

Kesalahan kesalahan itulah yang akhirnya menghanguskan dua kesempatan terakhir mereka.

Sehingga kelompok pertama dinyatakan gagal dalam ujian hari ini, meskipun mereka masih bisa mengulang Minggu depan.

Alhasil kelompok pertama dipersilahkan kembali ke tempat duduknya masing masing. Karna kelompok lain akan melaksanakan ujian mereka juga.

Sungguh, ini menjadi salah satu hari yang juga sangat mengesalkan bagi Nala.

Bagaimana tidak?

Gadis itu sudah berusaha untuk tidak melakukan kesalahan agar dia tidak gagal ujian di hari ini, tapi malah tetap gagal hanya karna kesalahan dari anggota lain.

Lalu waktu istirahat kedua hari ini, yang telah dia ikhlaskan untuk berlatih, malah sia sia saja, karna pada akhirnya mereka tetap gagal, dan Nala pun tidak mendapatkan fotbar nya hari ini.

Namun atas semua emosinya itu, Nala hanya bisa menghela nafas, dan menahan emosinya.

Karna marah, juga tidak akan mengubah apapun.

Itu adalah prinsip Nala, yang dia terapkan, sehingga gadis itu masih bisa mengendalikan emosinya, dalam situasi apapun.

Berbeda dengan Nala yang tampak mulai berdamai dengan kegagalan nya hari ini, Karin justru malah ingin menangis.

Tapi ya, itu normal, siapa saja mungkin bisa menangis jika mereka mengalami kegagalan. Dan Nala memahami hal itu.

Nala kemudian merangkul sedikit bahu Karin yang terlihat sedang menahan air matanya karna gagal dalam ujian musik hari ini.

"Udahlah gapapa" ucap Nala seolah berusaha memenangkan Karin.

"Tar kalo nilai kita kecil gimana Na, kita dah gagal hari ini" balas Karin dengan mata yang berkaca kaca itu.

Sungguh Nala menjadi sedikit prihatin melihat kondisi temannya kini begitu menyedihkan karena gagal ujian musik. Meskipun Nala sama menyedihkannya, karna sama sama gagal.

"Yasudahlah, Minggu depan kan masih bisa mengulang. Lagian juga ga mungkin nilai kita kecil, pak Dika itu wali kelas kita sendiri. Udahlah ga usah dipikirin, intinya percaya aja sama Tuhan, sama pak Dika, dan sama kemampuan lu sendiri. Semuanya bakal baik baik aja" jelas Nala panjang lebar.

Ya, tak biasanya gadis itu berbicara sepanjang ini, sungguh hal langkah.

Kadin kemudian mengangguk, sembari mengusap matanya yang menampung air mata yang hampir jatuh.

"Dahlah anjir, ga cocok lu nangis kek gini, muka lu mah bukan muka muka suara hati istri di Indosiar" ujar Nala lagi.

Hal itu berhasil membuat Karin sedikit tertawa, meskipun mungkin masih kesal dengan kegagalan kelompok mereka hari ini.

✦ ✦ ✦

Perasaan Nala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang