- 12

52 37 0
                                    

"Sumpah anjirr, ganteng bangettt" ujar Karin.

Kini mereka berdua kembali melangkahkan kaki, melewati tangga untuk turun.

Ya, langkah yang sempat terhentikan oleh kejadian tak terduga.

"Jadi lu baper sama kejadian tadi?" tanya Nala dengan ekspresi tenang seperti biasanya.

"YA IYALAH NA, SUMPAHH GANTENG NYAA" teriak Karin dengan terus menerus memuji lelaki itu.

"Yang nabrak lu tadi?" tanya Nala lagi, dengan tatapan yang fokus memandang ke depan.

"Bukan anjir bukan, tapi temennya!"

Mendengar hal itu Nala yang tadinya biasa saja, kini dibuat terplongo karna jawaban Karin.

Plot twist macam apa ini?

Yang nabrak siapa, yang ditaksirin siapa - ujar batin Nala.

✦ ✦ ✦

Kini hari Sabtu.

Ya, sekian hari berlalu sejak hari itu, hari dimana Nala memutuskan untuk menjadi cegil dan merencanakan fotbar, lalu Karin yang bertemu crush terbarunya ; seorang kakak kelas, teman dari kakak kelas yang lain, yang pernah dia tabrak.

Namun sejak hari itu juga, belum ada kemajuan baik dari Nala ataupun Karin.

Nala, yang setiap harinya disibukkan dengan berbagai agenda dan tugas, sehingga dia tidak punya kesempatan untuk meminta fotbar.

Sementara Karin, yang benar benar tidak tahu pasti, siapa nama kakak kelas yang dia sukai itu.

Tidak, bukan hanya nama, bahkan kelasnya saja, Karin tidak tahu.

Dan mereka berdua kini sama sama menghela nafas di bangku mereka sambil mengerjakan tugas matematika.

Sungguh, ini adalah hari yang berat, membuat Nala dan Karin berfikir, ternyata melaksanakan rencana tidaklah semudah merencanakan.

Ditambah lagi dengan soal soal matematika ini, sungguh membuat mereka berdua makin pusing dengan hari hari mereka.

"Rasanya gue mau menghilang dari bumi" ujar Karin.

"Emang lu jin?" tanya Nala yang langsung memotong keluhan Karin.

Mendengar hal itu, Karin hanya bisa menghela nafas lagi, pasrah untuk kesekian kalinya.

Ya, semua orang juga tau itu adalah bahasa kiasan, dan Karin hanya bercanda dengan ucapannya itu.

Namun, teman sebangkunya, Nala. Memang nampaknya tidak pernah bercanda, karna gadis itu selalu tampak serius.

"Yang masuk top 7 orang paling serius di dunia ga diajak" balas Karin lagi sembari menyinisi Nala, kemudian fokus kembali pada soal soal yang belum dia kerjakan itu.

Sementara Nala, hanya mendiamkan saja tingkah Karin yang memang sangat heboh sendiri, meskipun hanya tentang perihal perihal kecil.

Nala kemudian kembali menatap soal soal matematika nya itu.

Hari ini, untuk pertama kalinya guru PPL bidang matematika mengajari kelas mereka, namanya bu Chintya.

Dia seroang yang cukup baik, menurut Nala.

Untungnya hari ini yang masuk guru PPL, jadi kelas mereka hanya latihan soal saja, berkat hal itu, Nala pun tidak perlu terlalu pusing untuk menyimak penjelasan matematika yang sangat membosankan.

Dalih dalih mensyukuri kejadian hari ini. Nala malah terdiam dan baru menyadari sesuatu.

Bahwa salah satu guru PPL sedang berada di kelasnya sekarang.

Nala kemudian berfikir, untuk menanyakan saja kepada guru PPL itu, jam berapa biasanya jadwal para mahasiswa PPL pulang dari SMA ini.

Karna jujur saja, dalam beberapa hari terakhir, setiap kali Nala pulang, Nala seringkali tidak menemukan guru PPL yang dia sukai, pada jam pulangnya.

Hal itu juga turut menghambat keinginan Nala untuk fotbar, yang dia rencanakan untuk dilaksanakan waktu pulang saja, agar tidak disaksikan oleh banyak murid lain.

Ya, cegil cegil begitu, Nala masih memikirkan reputasinya.

Namun ternyata Nala salah akan rencana nya itu, karna Nala seringkali tidak menemukan guru PPL itu pada jam pulang, sehingga rencana fotbar nya harus gagal berulang kali.

Mungkinkah ada perbedaan antara jam pulang guru PPL, dengan jam pulang murid?

Pertanyaan itu, terus menghantui dan berputar di benak Nala.

Sehingga Nala berdiri dari tempat duduknya, untuk benar benar menanyakan hal itu.

Nala kemudian berjalan ke arah meja guru, dan mulai memberanikan diri untuk menanyakan sesuatu kepada bu Chintya

"Permisi bu, boleh saya menanyakan sesuatu?" tanya Nala yang kini berdiri di depan meja guru menghadap bu Chintya.

"Iya boleh nak, apa yang mau kamu tanyakan, apa ada soal yang tidak kamu pahami?" ucap bu Cinthya sembari menatap Nala.

"Bukan masalah matematika Bu"

"Lalu?" tanya bu Chintya lagi dengan tatapan sedikit heran dan penasaran.

"Guru PPL pada pulang jam berapa ya, Bu?" tanya Nala sembari tercengir.

Mendengar hal itu bu Chintya kini ikut tertawa kecil.

"Oohh, itu yang mau kamu tanyain. Ya biasanya guru PPL itu pada pulang dari sini jam 1 an, karena jadwal kuliah mereka siangnya." ujar bu Cinthya menjelaskan.

Hal itu membuat Nala paham kini, alasan mengapa dia selalu tidak bertemu guru PPL yang dia sukai, ya karna jam pulang mereka yang berbeda.

Sehingga ketika Nala pulang, guru PPL sudah pulang terlebih dahulu.

Puas akan jawaban bu Chintya, kini Nala pun mengucapkan terimakasih dan kembali ke tempat duduknya.

"Lu nanya apaan, minta kunci jawaban kah?" tanya Karin sembari menatap Nala yang baru saja duduk kembali dari meja guru barusan.

"Bukan itu anjir, gue tadi nanya, jam berapa guru PPL pulang, ternyata katanya jam 1, karna mereka pada ada jadwal kuliah siang" ujar Nala menjelaskan kepada Karin. Agar teman sebangkunya itu tidak salah paham, dan membuat kehebohan lagi.

"Oalah anjir, pantesan. Kita kemarin nyari nyari buat fotbar selalu ga ada, ga ada, ga ada, mulu" balas Karin.

"Jadi gimana Na?, Bagiamana lu mau fotbar ntar, kalo jam pulang aja beda" tanya Karin lagi.

"Ya berarti fotbar nya harus dibawah jam 1. Waktu istirahat kedua paling lambat. Karna setelah selesai jam istirahat kedua, dia pasti dah pulang" ucap Nala.

Mendengar hal itu kemudian Karin ikut mengangguk paham.

"Kalo jam istirahat, berarti bisa diliat banyak murid dong Na?, Gimana itu?" tanya Karin lagi.

"Ya ntarlah, kita cari cara aja, dan situasi yang tepat. Liat liat juga, dia lagi dimana, kondisikan aja lah nanti"  jelas Nala lagi dengan menjawab pertanyaan Karin itu.

"Oke deh, jadi lu mau fotbar pas istirahat kedua nanti, Na?"

"Ya enggaklah Cok, gue lagi pake pakaian Pramuka gini, kek gembel. Nantilah Senin palingan, waktu gue lagi pakai seragam suit sekolah gitu kan, anjai keren betul gue." ucap Nala.

Jawaban satu ini sukses membuat Karin hanya bisa terplongo.

Sungguh benar ternyata, cinta membuat semua orang gila, termasuk Nala yang notabenenya adalah seorang yang sangat tidak peduli dengan dunia luar, namun saat sedang jatuh cinta, gadis itu bisa berfikir dan bertingkah berbanding terbalik dengan sifat aslinya.

Ternyata seorang Nala, juga bisa se alay itu, ketika jatuh cinta. - ujar batin Karin.

✦ ✦ ✦

Perasaan Nala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang