- 29

31 24 0
                                    

Pagi itu adalah hari pertama dimana projects p5 akan di langsungkan semester ini, tentunya itu menjadi pagi yang sedikit menegangkan bagi beberapa murid, termasuk Nala.

Gadis itu terlihat berjalan memasuki gerbang dengan membawa sekantong penuh tusuk sate yang berhasil dia dan Karin temukan, kemarin. Meskipun harus dengan sedikit perjuangan, tapi tidak apa apa.

Setidaknya Nala itu kini telah membawa komponen yang memang sudah menjadi tugasnya. Dengan langkah tegap gadis itu berjalan dengan kesan yang sedikit sombong, ya seperti biasanya.

Gadis itu kemudian menghampiri kelasnya sembari membawa masuk tusuk sate itu, dan memberikan semuanya kepada ketua kelompok mereka.

Setelah memberikan kantong yang berisi tusuk sate, Nala langsung pergi begitu saja dari kelas meninggalkan kelompoknya yang sedang diskusi, karna menurut Nala itu bukanlah suatu hal yang penting.

Yang paling penting saat ini adalah, dimana Karin? Mengapa dia belum datang juga, padahal sebentar lagi bel berbunyi.

Ya tidak mungkin jika Karin lupa bahwa hari itu adalah hari Senin. Apa mungkin Karin sedikit santai karna sekolah sedang dalam evvent p5?

Ntahlah.

Nala hanya bisa menunggu di depan kelas, berdiri di sana sembari mengedarkan pandangannya ke arah sekeliling lapangan.

Kini nampak seekor kucing sekolah menghampiri Nala yang sedang berdiri di depan kelas.

Kucing itu berguling-guling di sekitar sepatu Nala seolah menggaruk tubuhnya yang gatal. Nala yang melihat hal itu hanya bisa memasang ekspresi datar, untung saja itu adalah seekor kucing.

"Herman.." panggil Nala kepada kucing itu,

Perlu diketahui bahwa Herman bukanlah nama kucing itu, namun sudah menjadi kebiasaan Nala memanggil semua kucing sekolah dengan sebutan 'herman'.

Ntah gadis itu termotivasi dan terinspirasi dari mana, hanya dia yang tau.

Sibuk melihat Herman yang bermain main di dekat sepatunya, Nala baru sadar bahwa dia berdiri di depan kelas sedari tadi adalah karna ingin menunggu Karin.

Spontan gadis itu langsung kembali memantau dan menyipitkan matanya ke arah gerbang.

Tidak ada tanda tanda Karin muncul.

Yang ada malah Elzan.

Laki laki itu terlihat duduk di meja piket yang ada di dekat koridor setelah gerbang.

Nampak disana Elzan, Ivan, dan satu guru PPL lainnya, ya Nala tidak tau siapa namanya.

Mereka bertiga sibuk mengobrol dengan ekspresi yang menunjukkan bahwa topik yang sedang dibahas oleh mereka memanglah mungkin se-asik itu.

Sementara Nala hanya bisa memandangi dari jauh, guru guru PPL itu bercakap-cakap, ntah sudah menghibahkan apa, pagi pagi seperti ini.

Pagi pagi dah liat Elzan, apa ga seger mata gue - ujar Nala membatin.

✦ ✦ ✦

"Ya baik anak anak, sekarang kita sudah memasuki fase ke 2 p5 dilakukan dalam semester ini, saya harap kalian semua bisa berusaha yang terbaik dalam projek kaki ini." ujar bu Wati, pembina kelas itu, memberi kata sambutan di kelas Nala pada hari pertama ini dilakukan lagi.

"Kali ini untuk kelas 10, kita semua mengusung tema 'gaya hidup berkelanjutan' menggunakan barang barang bekas. Saya yakin sekali pebimbing kelompok kalian masing masing, pastinya sudah menjelaskan hal itu, jadi tidak perlu saya jelaskan lagi lebih mendetail saat ini" sambung pembina itu.

"Prett, mana ada dijelasin, tiba tiba dah ada pengumuman barang doang, itu pun dadakan banget kemaren" ujar Karin berbisik pada teman sebangkunya itu.

Sementara Nala hanya menanggapi ucapan Karin dengan anggukan setuju.

"Jadi ya, langsung saja tanpa mengulur waktu, silahkan jalankan projek ini sesuai dengan planning kelompok kalian masing masing. Dan waktu yang diberikan untuk p5 kali ini cukup panjang, yaitu sekitar 8 hari. Jadi jangan terburu buru, cukup fokus mengerjakan, semangat semuanya." ucap pembina itu seolah mengakhiri pidatonya pagi ini.

Tepat setelah pidato itu selesai, masing masing kelompok mulai duduk sesuai urutan mereka, sembari mengumpulkan semua bahan yang telah mereka siapkan.

Begitu juga kelompok Nala dan Karin yang mulai menyatukan beberapa meja, agar terbentuk meja besar untuk kelompok mereka.

Anggota yang lain pun mulai menaruh barang barang bekas di atas meja, agar mudah untuk dicari nantinya, apabila diperlukan.

"Eh Na, kita ngapain ntar?" Tanya Karin yang masih tidak paham akan tugasnya pada projek kali ini.

"Ntarlah, liat aja nanti" balas Nala tidak mau pusing memikirkan hal itu. Jika bisa, gadis itu ingin izin pergi keluar saja dengan alasan membeli barang barang yang dibutuhkan, namun itu tidak mungkin, karna ketua kelompok mereka tidak akan mengijinkan hal itu.

Nala dan Karin hanya bisa pasrah dengan kelompok yang tidak mereka rencanakan ini.

Semua orang nampak mulai duduk di kursi mereka masing masing yang sudah dibuat melingkar mengelilingi meja besar kelompok itu.

Spontan Nala dan Karin yang tadinya nampak berdiri juga ikut duduk pada kursi mereka.

"Baik teman teman, jadi hari ini adalah hari pertama kita, saya mau hari ini kita fokus dulu untuk membuat bunga dari botol plastik, untuk kotak tisu dan barang barang lain akan kita buat di hari selanjutnya apabila sudah selesai dengan projek bunga botol plastik ini" ujar ketua mereka.

Semua anggota nampak mengangguk setuju dengan hal itu, karna jika dipikir-pikir bunga botol plastik adalah barang yang paling mudah namun cukup rumit untuk diproses.

"Baiklah, disini saya akan membagi tugas kalian. Untuk yang laki laki, nanti tolong bakar sedikit ujung botol yang sudah dipotong menjadi daun daun bunga"

"Sementara yang memotong botol botol itu menjadi daun, tugasnya Syakilla dan Raya"

"Chelsi nanti bagian mengecat tangkai tangkai bunga menjadi warna coklat"

"Terus gue sama Nala apaan?" cerocos Karin yang memotong kalimat ketuanya itu.

"Kalian berdua nanti tolong gulung gulung origami nya, dan buat sedikit mekar, untuk dijadikan putik bunga" ucap ketua kelompok mereka sembari memberikan dua bungkus kertas origami kepada Karin.

Sementara Karin hanya mengangguk paham sambil menerima kertas kertas origami itu, dan memberikan satu bungkus kepada Nala yang kini ada di sampingnya.

"Nih, Na"

Nala kemudian mengambil kertas origami itu dan mulai membuat putik bunga sesuai dengan instruksi dari ketua.

Ya hari pertama adalah hari yang cukup sibuk, mungkin Nala tidak akan ada kesempatan keluar pada hari pertama ini.

✦ ✦ ✦

Perasaan Nala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang