10. Pengakuan

21 4 0
                                    






Happy Reading

"baik sebelum kita memulai olahraga kita pemanasan lebih dahulu" ucap guru olahraga yang bernama pak muslim

Mereka melakukan pemanasan sebelum melakukan olahraga.

"Di sini bapak akan jelaskan tentang nilai yang di dapat ketika praktek olahraga basket"

"Dribel bola akan mendapatkan 80 poin....." pak muslim menjelaskan tentang poin-poin yang di dapatkan ketika praktek

"....tapi pada praktek pertama kita mulai terlebih dahulu dengan dribel bola" ucap pak muslim

"Dari absen, amanda" pak muslim memanggil nama-nama yang ada di kelas a untuk praktek.

"Arasya tiffany"

"Bagus, selanjutnya"

"Fatimah nadya almira"

"Ayo umi semangat!" Ucap dhira menyemangati fatim yang diikuti oleh teman sekelasnya yang juga menyebut nya umi.

"Nama ku fatimah bukan umi Quary" ucap fatim tak terima jika dia di panggil umi siapa juga yang mau di panggil umi sedangkan itu bukan namanya.

"Umi" ucap teman sekelas nya yang lain tapi bukan cewek tapi cowok satu kali lagi cowok.

Fatim langsung membulatkan matanya terkejut.

"WAH ABI!!" Ucap dhira setelah mendengar laki laki yang menyebut fatim umi.

Yang membuat teman teman sekelasnya melotot kaget apalagi fatim yang mendengar ucapan dari dhira, untung saja dhira tidak mengejar cowok itu.

Fatim pun kembali fokus ke bola basket itu dan mencoba medrible bola berwarna orange itu.

"Ya, bagus selajutnya...."

"Kirana oktavia stevani"

"Ngga pak" ucap kirana menolak

"Lah kenapa?" Tanya pak muslim bingung, "Ngga usah takut toh, bola nya ngga gigit juga" lanjut pa muslim.

Sebagian murid yang mendengar jokes pak muslim tertawa termasuk dhira, fatim, olivia, dan juga arasya.

Pa muslim melewati kirana terlebih dahulu dari pada menunggu kirana yang tidak pasti kapan akan beraninya jadi lebih baik di lewati terlebih dahulu.

"Nadhira diandra pradipta"

Dhira menggambil bola itu dan mulai mendrible nya dan langsung memasukkannya ke dalam ringnya.

mungkin dia akan mendapatkan double poin.

Mereka yang melihat dhira memaksukkan bola basket itu ke ring bertepuk tangan dengan sangat meriah.

"Baik sangat bagus" ucap pak muslim

"Selanjutnya namira cantika anggara"

"Sama kayak kirana pak" ucap namira

"Ooh takut bola nya ngegigit" ucap pak muslim sambil mengangguk-anggukkan kepala

"Ngga gitu pak" ucap namira

"Lah terus?" Tanya pak muslim

"Takut pak" jawab namira

"Takut kenapa?, bolanya ngga ngegigit juga" ucap pak muslim

"Di coba dulu aja mir" ucap stella

"Mana bolanya?" Tanya namira

"Wih udah berani aja nih" canda pak muslim

Namira mencoba mendribell bola itu.

"Gitu doang takut" ucap pak muslim setelah namira selesai medrible bola tersebut.

"Ayok kirana kamu lagi" ucap pak muslim

"Takut pak" ucap kirana

"Alah ngelabrak orang berani masa ngedribell bola ngga berani" ucap pak muslim

"Eaaaa" ucap murid-Murid yang mendengar itu

Kirana yang mendengar beberapa temannya mengatakan itu langsung menatap mereka dengan nyalang.

Jadi bapak muslim itu juga seorang guru bk sekaligus guru olahraga juga, makanya pak muslim bilang begitu ke kirana karena sering terjadi perlabrakan antar siswa dan terkadang ada siswa/siswi yang melapor ke guru bk dan yang sering ngajak ribut adalah kirana.

"Iiih takut ada mak lampir" ucap amanda asal

"Apa lo bilang gue mak lampir?!" Tanya kirana dengan nada membentak.

"Udah-udah" ucap pak muslim menenangkan mereka, "Di panggil mak lampir aja bangga" lanjut pak muslim.

Murid-Murid yang mendengar itu tertawa.

"Stella puspita pramana"

"Ke toilet pak" jawab aprilia

"Olivia laurent"

Olivia mendrible bola tersebut.

"Bagus, selanjutnya....."

Setelah pak muslim menyebutkan seluruh nama siswa yang berjumlah 26 orang yang ada di kelas a, mereka yang sudah melakukan praktek di persilahkan untuk beristirahat.

••••

"Kalian tau ngga sih, kalo gue kemaren di tembak orang" ucap arasya

"Lah kok lo sekolah sya?, kan seharusnya lo istirahat di rumah kalo ngga rumah sakit," tanya faya

"Iya loh sya kok kamu sekolah?" Tanya fatim yang juga bingung

"Emangnya peluru tembakannya ngga nembus?" Tanya dhira

"Kamu pake baju anti peluru ya" tebak faya

"Gue di ajak pacaran!, bukan di tembak orang!" Ucap arasya dengan nada yang sedikit di naik kan

"Ooh di ajak pacaran...." ucap faya sambil mengangguk kan kepalanya.

"Iya" ucap arasya

"Hah!, lo di ajak pacaran?" Lanjut faya dia baru sadar dengan kata kata itu

"Lo terima?" Tanya dhira

"Iyalah!, masa ngga" jawab arasya

"Sya?, kamu tau ngga pacaran itu dosa?" Tanya fatim kepada arasya

"Tau kok" jawabnya

"Terus ngapain kamu lakuin?"

"Seterah gue lah!" Arasya pun berlalu pergi meninggalkan mereka bertiga di koridor kelas.

Fatim hanya bisa menggeleng kan kepalanya lalu menghela nafas kasar.







To be continued


Dan jika ada typo, kesalahan dalam penulisan dan kata yang bertele-tele tolong kasih tau author.

Cerita ini asli dari pemikiran author sendiri jadi jika ada kesamaan nama tokoh, alur dan lain sebagainya itu hanya kebetulan saja...

Jangan lupa vote.....

Friendship Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang