18

2.6K 220 7
                                    

Happy Reading

🔞

Nathan menghempaskan tubuh mungil Reyhan di atas ranjang lalu mengungkungnya, ia menatap intens wajah manis milik pemuda itu lalu tatapannya perlahan turun kearah bibir plum yang sedari tadi menggodanya untuk dia lahap.

Tanpa basa-basi Ia langsung menciumnya dan perlahan mulai Bergerak melumatnya.

'Sial, gue gak tahan.' Batin Nathan, kini tangannya sudah merayap masuk kedalam baju Reyhan, mengelus lembut perut pemuda itu lalu perlahan naik menuju dua tonjolan kecil milik Reyhan.

Membuat Reyhan mengerang pasrah di buatnya, ciumannya perlahan turun ke arah leher Reyhan, ia membuat banyak tanda kepemilikan disana.

"Emhhh...."

****

Cup

Nathan mengecup kening Reyhan, "Ini mungkin bakal sakit, jadi kamu bisa cakar punggung aku kalo sakit." Ucap Nathan bersiap untuk memasukan miliknya pada lubang berkerut milik pemuda mungil itu.

"Emhhh-"

KRINGG!!!

Bunyi Alarm terdengar nyaring sukses membangunkan Nathan dari mimpi indahnya.

"Sialan! Ternyata cuma mimpi, padahal hampir aja masuk." Umpatnya pelan, matanya menatap selangkangannya yang tampak menggembung membentuk seperti sebuah Tenda disana.

Dengan langkah gontai ia berjalan kearah kamar mandi untuk menidurkan adik kecilnya, setelah itu dirinya bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

*****

"Pelajaran pak botak nih, bolos aja yok." Ajak Renaldi sesad.

"Iyaa, yok lah mending nyebat di warungnya mbok Jum, iya gak?" Timpal Danu di angguki oleh para sahabatnya, kecuali Nathan yang kini tengah asik bermain ponsel.

"Ikut gak bos? Diem-diem bae." Nathan hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Pak bos mah gak usah di ajakin, percuma gak di bolehin bolos sama ayangnya dia mah." Celetuk Angkasa, Nathan yang mendengarnya pun hanya meliriknya sekilas.

"Lah iya juga yaa, yaudahlah yuk kita aja."

Mereka pun segera pergi keluar kelas meninggalkan Nathan yang kini tengah menelungkupkan kepalanya di lipatan tangan.

****

"Jangan banyak-banyak sambelnya nanti sakit perut." Cegah Nathan saat melihat Reyhan akan menuangkan lebih dari satu sendok sambal pada makanannya.

"Ihh satu sendok doang mah kurang, gak berasa pedesnya." Reyhan mengerucutkan bibirnya kesal.

Nathan menghela nafas berat, "oke boleh lebih, tapi satu sendok aja ya." Reyhan hanya mengangguk lesu.

Kini mereka berdua sudah berada di kantin, ya hanya berdua karena teman-teman Nathan masih berada di warung mbok Jum sedangkan Haris, pemuda itu tengah izin tidak masuk sekolah dengan alasan sakit.

Mereka berdua menjadi pusat perhatian hampir semua murid yg berada disana, namun mereka berdua tidak perduli.

"Kak Nathan." Panggil Kalila yang tiba-tiba saja sudah berada di dekat mereka sembari membawa satu toples cookies.

Transmigrasi? (JaemRen) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang