25

2.6K 179 9
                                    

Happy Reading

Seminggu telah berlalu sejak kejadian itu, kini mereka semua tengah fokus mengerjakan ujian kenaikan kelas.

Termasuk Nathan, pemuda yang dulunya selalu bermain-main dan asal dalam mengerjakan ujian itu kini tengah fokus agar mendapatkan nilai yang tinggi dan membuat orang tua dan pacar tercintanya itu bangga padanya.

Menurutnya ujian kali ini terasa lebih mudah, karna ia telah belajar tidak seperti biasanya, sangking fokusnya sampai-sampai panggilan dari Angkasa pun tak ada yang di gubrisnya.

"Pak bos budeg ihh." Gumam Angkasa kesal.

"Udah kerjain sebisa Lo aja, Lo gak liat tuh pak Dika pelototin lo mulu dari tadi." Bisik Danu, membuat Angkasa langsung menoleh kearah pak Dika.

Dan benar saja, guru muda itu kini tengah menatapnya tajam, membuatnya  Langsung menundukkan kepala seolah fokus mengerjakan soal.

'serem banget deh liatinnya.' gumamnya dalam hati.

"Waktunya 20 menit lagi, yang sudah selesai di koreksi lagi jawabannya dan yang belum cepat selesaikan, ingat di larang mencontek!" Ucap pak Dika tegas, pria itu berdiri dan mulai berjalan mengawasi mereka.

Netranya  menatap pemuda manis yang kini sibuk mengerjakan soal dengan bibir yang  berkomat-kamit tak bisa diam, membuatnya sedikit menarik sudut bibirnya.

'lucu.'

*****

"Huhh anjirr, tadi tuhh matematika susah amat dahh, pak bos juga di panggilin mendadak budeg." Ucap Angkasa lesu sembari merebahkan kepalanya di atas meja kantin.

Para sahabatnya justru tertawa mengejek kearahnya, "makanya belajar ege!" Ucap Renaldi.

"Halahh kek Lo pada belajar aja."

"Kita mah belajar dong, ya gak Ren?" Ucap Danu, Renaldi mengangguk sebagai jawaban.

"Kalo lu Jan?" Tanyanya pada Janu yang sedari tadi fokus pada ponselnya.

"Dia mah belajar bareng ayangnya lahh, kaya si pak bos."

"Huhhh berasa terkhianati gue, lo berdua juga kok belajar kaga ngajak-ngajak gue sih?" Ucapnya dramatis.

"Heh semprul, kita berdua udah ngajakin elo yaa! Lo-nya aja yang gak mau, malah mentinging jalan sama cewe baru Lo yang mirip LC itu!"

"Hehe yaa sorry, gue di ajak nganu bro. Rugi dong kalo di tolak." Balasnya cengengesan.

"Murah amat punya titid."

Plakk

"Sembarangan kalo ngomong."

"Loh kok ngamok, kan fakta bjirr."

"Ck Ribut mulu Lo berdua." Ujar Janu malas.

"Dia dul-"

"Ehh apanihh ribut-ribut." Ucap Haris yang tiba-tiba saja sudah berada di sana bersama Reyhan, lalu mengambil tempat di samping Janu.

Sementara Reyhan, pemuda mungil itu mengambil tempat di samping Nathan, "mau pesen apa?" Tanya Nathan sembari mengelus lembut kepala Rayhan.

"Aku udah pesen kok tadi sebelum kesini, oh yaa gimana tadi susah-susah nggak soalnya?"

"Nggak kok, kan Udah di ajarin sama kamu, ehh tapi ada sihh beberapa yang susah." Jawab Nathan.

"Emm tapi bagus deh setidaknya kamu bisa jawab soalnya, kamu tuh pinter tapi malesan. bahkan kalo kamu rajin belajarnya pasti bakal lebih pinter dari aku." Ujarnya sembari mengelus lembut tangan besar Nathan yang berada di genggamannya.

Transmigrasi? (JaemRen) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang