21

2.5K 204 14
                                    

Happy Reading

Perkataan Elia benar-benar mengganggu perasaan dan pikirannya sekarang, ia jadi berfikir bagaimana jika Nathan akan berpaling darinya? Sementara perasaannya kini semakin dalam pada pemuda itu.

Ia terus melamun sembari menghadap keluar jendela mobil, membuat Nathan yang tengah mengemudi mengernyitkan dahinya bingung akan tingkah pacarnya itu.

"Kenapa?" Tanya Nathan tiba-tiba membuat Reyhan tersadar dari lamunannya dan Sontak menoleh.

"Hah? Apa?"

"Kenapa ngelamun terus dari tadi?"

Reyhan menggeleng, "nggak papa." Memalingkan wajahnya kembali ke jendela.

Nathan menghela nafasnya pelan seolah menyadari kegelisahan pemuda mungil itu, ia menepikan mobilnya di pinggir jalan.

Reyhan menoleh, "kenapa berhenti?" Tanyanya bingung.

Namun Nathan tak menanggapinya, ia justru meraih tangan mungil milik Reyhan.

"Jujur sama aku, kamu kenapa? Apa ada yang ganggu pikiran kamu? Bilang sama aku." Ujarnya lembut sembari mengelus punggung tangan pacar mungilnya itu, lalu mengecupnya.

"Gue gak papa."

"Bohong, aku tau ada yang ganggu pikiran kamu."

Reyhan menunduk, "emang badan  aku kerempeng banget yaa?" Cicitnya pelan, tanpa sadar mengubah gaya bicaranya menjadi aku-kamu.

Nathan meraih dagu Reyhan, "Hey... Look at me." Pemuda itu mendongak menatap Nathan yang kini tengah menatapnya lembut.

"Jadi kamu dari tadi mikirin omongan gak jelas si kodok sawah itu?" Reyhan mengangguk, ia mengerti siapa yang di maksud dengan si kodok sawah itu.

Nathan tersenyum, "denger ya... aku gak perduli mau kamu kurus atau gemuk intinya aku tulus bener-bener cinta sama kamu, kamu itu sempurna di mata aku. jadi jangan takut kalo aku bakal berpaling, oke? Karena itu gak mungkin."

Omongan buaya manis banget ya bund wkwk

Bibir pemuda itu mengerucut, "Tapi dia bahenol, gak mungkin kamu gak tertarik sama dia, apalagi buah melonnya gede kaya yang di anime-anime gitu, sedangkan aku rata." Ujarnya  melengkungkan bibirnya kebawah sembari melihat dadanya yang tampak datar, sontak hal itu membuat Nathan gemas sekaligus ingin tertawa.

'gemes bangettt, gue terkam nih lama-lama.'

Lantas Nathan pun menarik Reyhan kedalam pelukannya, "hey dengerin yaa, percuma bahenol kalo nyatanya cuma kamu yang berhasil bisa buat dia bangun." Bisiknya tepat di telinga Reyhan, membuat bulu kuduk pemuda itu seketika meremang.

Reyhan sontak melotot lalu memukul pelan dada bidang Nathan, "mesum." Ucapnya pelan lalu balas memeluk erat tubuh Nathan.

Nathan terkekeh, "cuma sama kamu doang kok."

"Awas aja kalo bohong, aku potong titit kamu." Ancamnya membuat Nathan bergidik ngeri mendengarnya.

"Serem banget ancemannya, yaudah lepasin dulu ya pelukannya." Reyhan menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Gak mau, mau gini aja."

Nathan tersenyum senang melihat Reyhan yang kini mulai luluh dan mau bersikap manja padanya, dan hal itu membuat perasaannya kini kian membesar kepada pemuda mungil yang kini tengah berada di dekapannya itu.

Reyhan perlahan mulai berubah untuk tidak denial lagi tentang perasaannya, karena nyatanya ia juga
Benar-benar mencintai pemuda tampan ini, ia tidak akan membiarkan siapapun mengambil Nathan-nya! Ingat itu!!

Transmigrasi? (JaemRen) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang