~Happy Reading~
-
-
-"Mama udah cerita ke papa." Ujar pria paruh baya, sontak Nathan menoleh ke arah sang papa.
"Papa kecewa sama kamu." Nathan menunduk merasa bersalah karena telah mengecewakan pria itu.
"Maaf pa, Nathan gabisa kontrol perasaan Nathan." Ucapnya pelan sembari terus menundukan kepalanya.
"It's okay, demi kebahagiaan kamu papa gak bakal larang kamu buat sama dia, tapi dengan syarat-" ujar pria itu menggantungkan kalimatnya, membuat Nathan mendongak menatap bertanya pada sang papa.
"Syaratnya Kamu harus berubah, perbaiki nilai dan sekolah kamu, satu lagi kamu harus setuju buat jadi penerus perusahaan papa." Lanjutnya, pria itu kini sedang mencari kesempatan dalam hal ini, karena sedari dulu putranya itu selalu berkata bahwa ia tak mau meneruskan perusahaannya, meski sudah berpuluh kali rayuan tetapi pemuda itu tetap berkata tidak dan dia lebih memilih untuk bekerja sesuai hobinya yaitu fotografer.
Dan sekarang pria itu mendapatkan kesempatan yang tak mungkin dia sia-siakan, karena dia tahu pasti putranya itu tak bisa menolaknya lagi kali ini.
Lalu untuk soal penyimpangan seksual putranya itu, ia sebenarnya tak perduli karena pria itu tak mau ikut campur dalam urusan percintaan putranya, biarlah ia memilih teman hidupnya sendiri, asal anaknya itu bahagia dirinya tak masalah sama seperti sang istri, ia tak mau apa yang terjadi pada adik sepupunya itu terulang kembali dan ia lebih takut jika harus kehilangan putra semata wayangnya itu.
"Tapi pa-"
"Jawabannya hanya Ya dan tidak, ini juga demi kebaikan kamu dimasa depan, emang kamu yakin bakal bisa bahagia in dia semisal nanti kalian nikah terus kerjaan kamu cuma fotografer? "
Nathan mengepalkan tangannya kuat, ia tak bisa menolaknya lagi kali ini, semua ini ia lakukan hanya untuk pemuda mungil itu. Maka sebisa mungkin ia akan berusaha agar pemuda itu menjadi miliknya, "Iyaa pah, Nathan bakal berubah dan mau nerusin perusahaan papa." Ujarnya pasrah.
"Good boy, papa kasih waktu 1 bulan untuk memperbaiki nilai-nilai kamu itu dan ingat kurangi bolos belajarlah yang serius." Nasehatnya sembari menepuk pundak sang anak.
"Kamu udah dewasa udahan main-mainnya, papa tau anak kaya Reyhan kalo pun dia belok dia gak bakal mau punya suami bego+berandalan kaya kamu,"
"Nahh syarat deketin dia, rubah dulu perilaku kamu jadi lebih baik terus ambil hatinya, buat dia nyaman sama kamu tapi inget kalo dia gak mau sama kamu jangan di paksa ya, biarin dia milih pasangannya sendiri."
"Iyaa pah, makasih." Nathan berterimakasih, setidaknya sang papa telah memberikannya pilihan tidak langsung melarangnya lalu memarahinya.
'Tapi maaf pah Nathan gak janji, karna Reyhan harus jadi milik Nathan.' imbuhnya dalam hati.
"Iyaa apapun untuk anak kesayangan papa, tapi inget semua Syarat yang papa bilang tadi." Nathan mengangguk.
"Yaudah sana tidur udah malem jangan begadang, besok jangan kesiangan lagi. Belajarlah tepat waktu,"
"emang kamu gak mau cari kesempatan buat berangkat bareng sama tetangga sebelah, kalo dulu sih papa sama mama kaya gitu pdkt annya tapi terserah kamu sih." Ujarnya menggoda sang anak.
'bener juga kata papa, itung-itung pdkt.'
"Oke, bilangin ke mama kalo udah bangun langsung bangunin Nathan yaa." Ucap Nathan semangat, pria itu terkekeh pelan, "iyaa nanti papa bilangin ke mama, tapi kalo kamu di bangunin tetep gak bangun jangan salahin mama yaa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi? (JaemRen)
FantasyWarning! area BXB gasuka? jangan di baca. Menceritakan tentang Rayhan Saputra, yang mengalami nasib sial yang sangat-sangat tak masuk akal di pikiran manusia, yaitu bertransmigrasi pada sebuah cerita novel yang di tulis oleh penulis favorit adiknya...