Junkyu sudah hafal letak rumah Yoshi. Dulu dia sering main ke sana bersama Jihoon. Mereka bertiga ini temenan sejak SMA, yang kini sudah berbeda jurusan. Untungnya Yoshi sama Junkyu berada di fakultas yang sama, jadi keduanya masih sering bertemu. Sedangkan Jihoon kembali ke daerah asalnya, dia kuliah di sana dan hanya ketika liburan mereka berkumpul bertiga. Jihoon kan anak rantau, berbeda dengan Yoshi dan Junkyu yang asli sana. Meskipun Junkyu ngekos sejak SMA, karena males ketemu adiknya di rumah.
Rumah Yoshi tampak sepi seperti biasanya. Junkyu sebenarnya sudah lama tidak ke sana, sejak lulus SMA. Jadi dia tidak bisa nyelonong masuk seperti dulu lagi. Mungkin saja keadaan sudah berbeda.
"Permisi."
Satu-satunya orang yang dapat Junkyu lihat ada di dalam rumah Yoshi. Dia bundanya Yoshi, keluar dengan setelah daster lengkap dengan celemek yang menjadi outernya. Tersenyum ramah seperti seorang ibu yang menyambut anaknya pulang sekolah.
"Eh ada nak Junkyu. Masuk sini, tapi Yoshinya belum pulang loh nak."
Junkyu mengikuti wanita itu yang menuntunnya ke ruang tamu. Mereka duduk di kursi, wanita itu menemani sang tamu sebentar sekaligus menjadi ajang temu kangen.
"Tadi Yoshi pulang bareng Junkyu kok, bun. Tapi anaknya mau nginep rumah temen katanya. Makanya itu mobil dia suruh bawa Junkyu."
"Oh, kok Yoshi tidak bilang bunda dulu ya."
Junkyu cuma balas senyum. Ya mana dia tau kalau Yoshi belum bilang sama bundanya. Kan Junkyu cuma menjawab pertanyaan si bunda. Kalau nanti Yoshi kena omel, Junkyu angkat tangan.
"Oh iya, bun. Junkyu ke sini mau ketemu adeknya Yoshi. Katanya minta dicariin guru les."
"Adek yang mana?"
Mata itu berkedip dengan sengaja. Oh iya, adik yang mana ya. Adik Yoshi kan ada dua dan dua-duanya bandel semua. Yoshi juga tidak bilang adik yang mana.
"Nggak tau, bun, Yoshi yang nyuruh."
"Ya udah kamu tunggu sini aja. Nanti kalo anaknya pulang, tanyain langsung aja. Bunda mau lanjut masak dulu."
Seiring anggukan dari Junkyu, wanita tersebut beranjak kembali ke dapur melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda karena kedatangan Junkyu. Sedangkan Junkyu sendiri memilih membuka hpnya dan mengirimi pesan ke Yoshi, menanyakan adik yang mana yang harus dia ajar.
○○○
Haruto, Junghwan, dan teman-teman Haruto sekarang ini sedang menikmati jam bolosnya di kedai kopi. Satu cangkir kopi tersedia di depan masing-masing. Lengkap dengan dua bungkus rokok beserta koreknya.
Kenapa hanya teman-teman Haruto, karena Haruto tidak mengizinkan Junghwan memiliki teman seangkatan. Menurut Haruto, teman-teman Junghwan itu akan membawa pengaruh buruk buat adiknya. Padahal kan dia sendiri yang lebih buruk pengaruhnya.
Junghwan hanya duduk diam di samping Haruto. Menutup hidungnya karena terlalu banyak asap rokok berkeliaran di sekelilingnya. Sesekali menempelkan hidungnya pada punggung Haruto, jika tangannya dia gunakan untuk bermain hp. Sejujurnya, Junghwan tidak suka bau rokok.
"Kak, kata Kak Yoshi, Kak Haru suruh pulang cepet."
"Mau ngapain?"
"Gak tau."
"Bilang aja masih sekolah."
Junghwan mengangguk. Jari-jari tangannya mulai mengetikkan jawaban dari pesan sang kakak sulung. Hp itu dia masukkan ke kantong celana. Sekarang kedua tangannya dia gunakan untuk memeluk pinggang sang kakak. Wajahnya semakin tenggelam di balik punggung sang kakak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Attention
أدب الهواةDekatilah mereka yang dengan tulus membalas perbuatan baikmu