aku bisa percaya kamu kan?

1.5K 167 13
                                    

Freen turun dari mobilnya bersama dengan seorang wanita yang ia bawa, sebenarnya Freen tidah tahu harus membawa Becky kemana selain ke rumahnya. Apa dia harus menyewakan Becky rumah?

"Kita dimana?" Tanya Becky turun dari mobil dibantu oleh Freen.

"Kamu dirumahku, aku gatau harus bawa kamu kemana" Jujur Freen.

"Kenapa? Aku kan udah ada nenek sama adikku, aku bisa tinggal bersama mereka"

Freen menggelengkan kepalanya lalu menarik Becky masuk.

Bi Sumi menyambut mereka dengan senyuman, ini sudah malam. Tapi, bi Sumi mencoba agar tidak tidur dulu sebelum Freen pulang.

"Mau makan malam dulu Freen?"

Freen menggelengkan kepalanya.
"Udah makan tadi aku dikampus bi, tapi sisain aja. Siapa tau nanti malem laper bisa dihangatin makanannya."

Bi Sumi hanya mengangguk lalu menatap gadis disampingnya Freen. Ini pertama kalinya Freen mengajak seorang wanita ke rumah selain Gyo. Bi Sumi penasaran tapi tidak enak untuk menanyakan privasi dari anak majikannya ini. Selama dia tidak melakukan yang membahayakan Freen, bi Sumi akan diam.

Becky menggenggam tangan Freen ketika dirinya ditarik kembali menjauh.

"Awas, ada tangga. Kita akan naik ke lantai 2" Peringatan Freen berikan.

Setelah naik beberapa anak tangga, Freen dihadapkan dua pilihan. Membawa Becky ke kamarnya atau langsung ke kamar tamu. Sebenarnya tidak ada apa apa di kamar Freen hanya saja ia tidak suka jika ada orang asing yang masuk. Hingga ia memutuskan untuk membawa Becky ke kamar tamu.

Langkahnya menuju ke arah kiri dan terus menganggam tangan Becky.

Cklek

Freen masuk dan menyalakan lampu, beruntung ia selalu meminta bi Sumi untuk membersihkan kamar tamu setiap hari , jaga jaga untuk hal yang tidak terduga seperti sekarang.

"Untuk malam ini, kamu tidur dirumahku dulu. Duduk" Ujar Freen mendahului Becky menuju sofa dan terduduk.

Becky melangkah maju dengan tongkat yang ia pukul pukulkan mencari kaki Freen agar posisinya bisa diketahui. Tapi, dengan jahilnya Freen malah mengangkat kedua kakinya sambil menahan tawa.

"Ihh, kamu dimana" Kini Becky sudah mulai terpancing emosi.

Tawa kecil terdengar sekarang, dengan setengah berdiri Freen menarik Becky untuk duduk disampingnya. Ada beberapa hal yang harus ia tanyakan.

"Ada yang mau aku tanyain ke kamu"

Becky mengangguk.

"Tadi kamu dari mana?"

"Dari warung kecil karena ayah menyuruhku untuk membelikan rokok."

"Ayah?" Tanya Freen memastikan.

"Iya, ayah. Aku tau dari suaranya. Ayah sudah jarang pulang ke rumah. Tapi hari ini ia datang. Kenapa? Apa ada masalah?" Jawab Becky lalu diikuti pertanyaan yang sedari tadi ia tahan.

Freen menyandarkan punggungnya ke belakang,
'Jika itu ayahnya, apa ayahnya juga yang membunuh nenek dan adik Becky? Tapi tujuannya apa? Kenapa ia tidak sekalian membunuh Becky yang bisa saja melaporkannya? Atau bahkan jadi saksi hidup? Aku tau Becky tidak bisa melihat. Tapi, pendengeran dan ingatannya sangat bagus. Ia bisa saja disuruh untuk menggambarkan bagaimana sosok sang ayah dan....'

"Freen!"

Lamunan Freen buyar ketika mendengar suara dari Becky, ia duduk kembali dengan tegak dan menghadap Becky.

Do you still love me? (21+) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang